03|| you are the only one

1.4K 230 21
                                    

"Lova!"

Teriakan Mama membuatku mengangkat kepala dan menoleh ke arah dapur. "Apa, Ma?"

"Ayamnya ada yang kabur! Masukin kandang sana."

"Yang pelihara Kak Bagas, tapi yang repot aku," gerutuku seraya bangkit dari sofa. Kemudian aku berjalan menuju halaman belakang, di mana ayam-ayam peliharaan Kak Bagas berada.

Kulihat dua ekor ayam berlari menuju pohon yang berada di sebelah pagar pembatas kandang ayam. Itu Daryl dan Negan. Untuk penikmat serial tv The Walking Dead pasti tidak asing dengan nama-nama itu. Yap, Kak Bagas menamai ayam-ayam kesayangannya dengan nama tokoh di serial itu.

"Hei, kalian," panggilku menunjuk Daryl dan Negan. "Siapa yang nyuruh keluar? Masuk sana!" Aku mendekati Negan, ayam jantan yang paling tinggi di antara teman-temannya. Lalu mengibaskan tanganku agar Negan berjalan ke arah pintu kandang. Daryl sendiri sudah lari mengindariku.

"Bandel banget sih, dibilangin!" omelku kesal sendiri ketika Negan bukannya mendekat ke arah kandang malah ikut lari bersama Daryl. "Gue sembelih baru tau rasa lo."

Untuk waktu yang cukup lama aku jadi kejar-kejaran dengan kedua ayam itu. Bukanlah hal mudah menangkap ayam yang punya hobi lari-larian. Terkadang aku merasa kakakku, Kak Bagas, mengerjaiku saja dengan memelihara ayam yang berjumlah tujuh ekor ini. Habisnya, Kak Bagas sekarang kan sedang berkuliah di Jogja. Otomatis ayam-ayam itu menjadi tanggung jawabku. Kan menyebalkan.

Setelah berhasil menangkap dan memasukan Negan dan Daryl ke kandang, aku segera menutup pintu pagar pembatas kandang ayam. Seketika kudengar suara tepuk tangan dari arah belakangku. Aku menoleh dan kudapati Dino tengah duduk di kursi kayu yang berada di dekat pintu. Segelas es teh berada di meja sebelahnya.

"Pertunjukan yang sangat mengesankan," komentarnya seraya mengambil gelas itu dan meminum isinya.

"Ah, ayamnya masih ada satu yang belum dimasukin. Kur ... kur ... kur..., sini masuk," kataku kepada Dino seraya membuka pintu pagar, berniat memasukkan Dino ke dalam. Cowok menyebalkan itu seharusnya dikandangin.

"Carol keluar," ujar Dino menunjuk arah bawahku. Aku menunduk dan melihat seekor ayam kembali kabur dari kandang.

"Itu Judith!" Aku segera menutup pagar itu dan berlari mengejar ayam yang paling muda. Kudegar suara tawa Dino yang menyebalkan. "Dino bantuin!" teriakku kesal seraya menoleh ke arahnya.

"Males," jawabnya enteng.

"Lo ngapain sih, ke rumah gue?" tanyaku berkacak pinggang. Apa masih belum cukup bertemu di sekolah? Aku saja sampai muak.

"Kak Dika nyuruh gue ke sini buat minjem komiknya Kak Bagas."

"Komik apa?"

"One Piece."

"Kak Dika mana?"

"Masih ada kegiatan di kampus."

"Ya udah sana ke kamar Kak Bagas, ambil sendiri komiknya," kataku mengusirnya.

Dino menggeleng. Ia kembali meminum es tehnya. "Gue mau menikmati pertunjukan kejar-kejaran lo sama Ayam."

"Terserah lo."

Tanpa mempedulikan kehadiran Dino di sini, aku kembali mengejar Judith yang sekarang sedang mengacak-acak tanaman Mama. "Judith! Beneran bakal disembelih Mama, lo!" kataku segera mengibaskan tanganku, mengusirnya dari sana.

"Lo naklukin ayam aja nggak bisa," ledek Dino.

"Sori, ya. Level gue bukan ayam," kataku meliriknya tajam.

You Are The Only OneWhere stories live. Discover now