9. Larasati Wiryawan

568 43 0
                                    

Selatan membaca deretan kalimat dari pesan yang baru saja masuk dengan tatapan yang sulit diartikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selatan membaca deretan kalimat dari pesan yang baru saja masuk dengan tatapan yang sulit diartikan. Dari sekian banyak orang, kenapa harus Nuansa yang dijodohkan dengannya? Dan sekarang mamanya mau bertemu dengan 'tunangan'-nya itu?

Dia terdiam. Jarinya mengetuk-ngetuk ponselnya, sebelum tatapannya beralih pada seseorang yang duduk tak jauh darinya. Merasa ditatap, orang itu menoleh dengan alis terangkat tinggi seolah bertanya 'Apa?' padanya.

Selatan mendengus pelan. Dia beranjak diri masih dengan menatap Nuansa.

"Mau ke mana, Tan?" tanya Juan heran. Begitu pun tatapan yang diberikan oleh anak-anak inti Evas yang lain. Sebab Ketuanya ini belum lama berada di sini. Ini bahkan masih terlalu sore untuk orang seperti Selatan pulang ke rumah.

Selatan mengalihkan tatapannya pada Juan. "Ada urusan lagi," katanya. "Ayo." Dia mengajak Nuansa pergi.

"Loh, loh. Lo kalau misalkan buru-buru, duluan aja, Tan. Gue bisa antar Nuansa pulang nanti," sahut Jovan.

"Dia datang bareng gue, pulangnya juga harus bareng gue."

"Santai aja kali, Tan. Masih banyak anak-anak yang lain bisa nganterin Nuansa nanti," tambah Juan.

Selatan menaikkan alisnya seraya menatap Nuansa dengan sorot tidak mau dibantah itu. Nuansa yang seolah mengerti apa maksudnya, memilih beranjak diri dan menghampiri Selatan.

"Gue pulang bareng Atan aja. By the way, makasih udah nawarin tebengan." Nuansa tersenyum singkat. Dia pamit sebelum menyusul langkah Selatan yang meninggalkannya. Apa segitu terburu-burunya sampai Selatan tidak sempat berpamitan, atau bahkan sekedar bersalaman dengan anggota yang lain?

Setelah keduanya menghilang dari pandangan anak-anak inti Evas yang masih berada di markas, Jovan menoleh pada Wisnu.

"Atan kenapa, sih? Nggak biasanya dia pulang secepat ini? Apa gara-gara dia bawa Nuansa, jadi pulang cepat? Tapi dilihat dari segi mana pun, Nuansa keliahatan bukan kayak cewek manja deh." Jovan berkata dengan heran.

Wisnu mengangkat bahunya tak acuh.

"Gue rasa bukan karena soal itu. Dia begitu setelah lihat pesan masuk tadi. Apa dia ada masalah?" celetuk Lingga penasaran sekaligus khawatir jika terjadi sesuatu pada Ketuanya itu.

Wisnu tersenyum tipis. "Apa pun itu, kita nggak berhak ikut campur. Biar dia sendiri yang ngasih tau ada apa. Kalau nggak mau ngasih tau, ya jangan dipaksa." Hal itu disetujui oleh yang lain dengan anggukan.

*

Selatan memfokuskan perhatiannya pada jalanan lenggang di depannya. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang, menjauhi keramaian kota. Nuansa menyadari kalau mereka sudah memasuki daerah tanjakan dan penuh lika-liku. Dia ingin bertanya, tapi ketika melihat Selatan yang sedang fokus, pertanyaannya tidak mungkin akan ditanggapi.

"Kita mau ke mana, sih?" tanya Nuansa akhirnya setelah melihat Selatan melajukan mobilnya ke perumahan mewah sepi penduduk itu. Jalanan hanya diterangi lampu-lampu jalan yang jaraknya lumayan berjauhan. Terlebih lagi hari sudah mulai gelap.

SELATANWhere stories live. Discover now