Ma, maafin Abang ya belum bisa banggain Mama. —Selatan Akarsana
Nggak apa-apa, Abang. Kamu jadi anak baik saja, Mama sudah beruntung, Bang. —Larasati Wiryawan
●
Hari terus berganti begitu saja. Tiga hari setelah kecelakaan Nuansa, cewek itu masuk sekolah keesokan harinya. Tidak ada yang spesial dari hari itu, Nuansa juga enggan menjelaskan dan enggan membawa hal ini ke ranah hukum. Bahkan cewek itu juga terlihat biasa saja, seperti tidak ada hal yang mengganggunya sama sekali.
Jelas saja itu membuat anak-anak Evas merasa heran. Kenapa cewek itu tidak mau membawa masalah ini ke ranah hukum, padahal jelas saja itu bisa membahayakan nyawanya. Meski Nuansa kecelakaan juga secara tidak sengaja, sebab menolong Rania. Tapi anak-anak Evas juga tak berani berkomentar banyak. Terserah Nuansa ingin melakukan apa pun, toh itu menyangkut dirinya sendiri.
Siang hari setelah pulang sekolah, Selatan mengunjungi mamanya. Dia mengajak Laras berkeliling ke mana pun yang mamanya mau. Termasuk menemani mamanya belanja bulanan. Padahal bisa saja Laras menyuruh beberapa ART-nya untuk berbelanja, tapi karena hari ini Selatan berkunjung, sekalian saja mengajak anaknya itu untuk menemaninya berbelanja sambil berjalan-jalan. Keduanya jarang sekali bertemu, Laras juga tidak mau mengganggu Selatan karena anaknya itu pasti sedang sibuk, terlebih sekarang dia sudah berada di tingkat akhir SMA.
Selatan sedang menunggu mamanya mengambil beberapa bahan makanan yang kebetulan habis di rumahnya, berbekal dari catatan yang diberikan Kepala Pelayan-nya. Cowok itu menunggu Laras dengan dua troli yang hampir penuh di sampingnya. Ponselnya terus saja bergetar, mau tak mau dia mengeceknya.
Dari notifikasi pesan yang dia lihat, itu berasal dari grup anak-anak inti Evas. Selatan mengusap layarnya untuk membuka, lalu membacanya.
YOU ARE READING
SELATAN
Teen FictionNamanya Selatan Akarsana, biasa dipanggil Atan oleh orang terdekatnya. Cowok dengan segudang masalah yang menjabat sebagai Ketua Geng Evas andalan SMA Garuda Widjaya. Pertemuan singkatnya dengan Nuansa Tjahyadi, membuat mereka harus berada di satu l...