[21] One More Step

77.2K 1.3K 23
                                    


Kalimat itu terus menerus terputar dikepala Rindu bagai kaset rusak. Sedari pulang sekolah ia sudah berusaha keras mengenyahkan kalimat itu namun hasilnya malah nihil. Ia tidak bisa dan itu membuatnya frustasi.

Rindu bangkit dari tempat tidurnya, berjalan menuju kearah balkon kamar. Ia berdiri dengan kedua tangan yang berada diatas pembatas balkon. Melihat langit yang malam ini justru gelap tanpa adanya bintang ataupun bulan.

Rindu termenung dalam diam.

Mengapa harus serumit ini disaat ia mengetahui semua kebenarannya?

"Kamu kenapa, Nduk?"tanya seseorang yang tiba-tiba merangkul lengan Rindu sontak membuatnya menoleh. Asih berdiri disampingnya memandangi putrinya itu.

"Gapapa kok Buk." Asih membelai rambut Rindu dengan pelan ,kemudian menarik kepala anaknya agar bersandar di dadanya sendiri. "Kamu ini.. Ibu tuh ibu kamu nduk, tau kalo kamu lagi ada masalah. Coba sekarang cerita sama ibu, siapa yang buat putri cantik ibu ini murung terus dari pulang sekolah."

Rindu menghela nafas. Benar kata ibunya, ia tidak akan pernah bisa berbohong suatu hal pun kepada ibunya sendiri. Rindu menimang-nimang sejenak. Berada dalam dekapan Ibunya membuat pening dikepalanya sedikit demi sedikit hilang hingga akhirnya membuatnya memberanikan diri bertanya kepada Ibunya.

"Ibuk?"

"Kenapa, Nduk?"

"Ibu pernah jatuh cinta?"tanyanya membuat Asih tertawa mendengar pertanyaan putrinya ini.

"Pernah dong, gini-gini dulu Ibu tuh mantannya banyak loh Rin."

"Ck, Ibu mah Rindu nanya serius ini."Asih kembali tertawa melihat Rindu mencebikkan bibir kesal membuatnya jadi teringat dirinya dulu yang masih muda.

"Pernah. Memangnya kenapa kamu tanya begitu Nduk?"

"Hmm... ada nggak sih Buk, kalo kita jatuh cinta sama dua orang sekaligus?"pertanyaan kali ini sukses membuat Asih terdiam sejenak, sebelum kembali mengusap rambut Rindu lagi.

***

"Orang yang bikin cinta bakal kalah sama orang yang bikin nyaman Ja. Nyaman dan berakhir dengan sayang. Dan lo buta sama hal itu. Lo tadi bilang kalo sayang itu bakal ngelakuin apa aja, tapi kenapa tadi lo bilang capek merjuangin dia yang gak pernah anggep perjuangan lo? Bukannya harusnya kalo sayang gak ada kata capek apalagi berhenti berjuang."

"Aku nggak nyerah."

"Terus apa?"

"Aku cuma insecure."

"Halah. Lo tau apa bedanya insecure sama tau diri? Kalo lo tau diri berarti lo tau batas diri lo itu dimana tapi lo nggak minder. Beda kalo lo insecure karena dengan lo insecure lo gak percaya sama diri lo sendiri. Lo gapercaya kalo diri lo bisa perjuangin dia, bisa bikin dia seneng melebihi apa yang gue lakuin buat dia. Lo tuh harus percaya sama diri lo sendiri Ja, karena percaya sama diri lo sendiri jauh lebih berharga daripada lo ngeraguin diri lo sendiri."

***

"Mau jadi penjaga supermarket lo?"

"Ha?"

"Ck,kelamaan. Buruan mau balik kagak udah jam setengah tiga kampret."Baru kesadaraan Senja kembali kemudian ia beranjak berjalan masuk ke mobil. Bintang mengantar Senja pulang dengan suasa keduanya yang saling diam. Mungkin ini yang terbaik karena keduanya sama-sama tidak ingin berbicara apapun.

Sesampainya didepan rumah Senja pun keduanya masih diam sebelum akhirnya Senja kembali sadar dan buru-buru turun. Namun belum sempat ia masuk kerumah suara Bintang membuatnya kembali menoleh.

"SENJA!!"

...

...

...

Senja menunggu beberapa detik sebelum kemudian ia melihat Bintang tersenyum lebar dan berkata dengan nada sama kerasnya.

"GODLUCK BUAT BESOK OKE!!"

Begitu saja kemudian ia kembali menjalankan mobilnya meninggalkan Senja yang masih menatap belakang mobil Bintang, namun kali ini raut wajah Senja berubah saat kedua sudut bibirnya melengkung tipis membentuk senyuman kecil.

****

MOHON MAAF SEBAGIAN CERITA DIHAPUS KARENA PROSES PENERBITAN. UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BAKAL AUTHOR INFO IN LEWAT WATTPAD DAN JANGAN LUPA FOLLOW IG KU : dollphin7_ UNTUK MENGETAHUI INFORMASI SEPUTAR NOVEL SENJA YANG SEBENTAR LAGI SELESAI PROSES EDITING. SEE YOU😘

SENJA[SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now