[12] Terungkap.

107K 2.7K 31
                                    

***

7 April 2019.

Siti menarik Rindu keluar dari kelasnya, lima belas menit setelah bel pulang sekolah berbunyi. Tidak ada cara lain untuk bisa membuatnya keluar dari kelas selain menariknya bak kebo seperti sekarang.

"SITI LO APAAN SIH. LEPASIN GUE IHH MALU DILIATIN?! "teriaknya masih meronta ingin dilepaskan.

Siti berdecak, ia mengumpulkan semua tenaga jurus andalannya yang ia dapat dari kang Avatar dicampur kang naruto. Kembali menarik Rindu menuju parkiran.

"Diem aja elah Rin. Udah ikut aja! "

"Ck ya tapi mau ngapain lo narik gue ke parkiran siti?! Gue enggak bawa motor apalagi mobil. Mending ke halte gue mau naik angkott!! "

Siti yang sudah kesal menghentikan langkahnya sebentar, memasukan salah satu tangannya ke saku roknya. Mengambil sebuah benda panjang berwarna putih yang membuat Rindu membulatkan matanya saat Siti menyumpal mulutnya dengan benda yang tak lain adalah kaos kaki sebelah miliknya yang sudah sebulan tidak dicuci.

"Nahh daritadi kaya gini dong diem, Rin. Kan kuping gue jadi gausah dibawa ke THT gara-gara mulut TOA lo. Ayoo kita lanjutkan perjalanan mamankk!! "ucapnya kembali menarik kedua tangan Rindu secara paksa. Rindu mengumpatinya dalam hati, sumpah mulutnya ini benar2 susahh untuk mengomeli sahabatnya itu.

"Sghyti adwassm louhg yaghhgf emnhg--"Siti mengabaikan umpatan amarah Rindu yang tak jelas, mempercepat langkahnya membuat Rindu yang ditarik olehnya sedikit kehilangan keseimbangan.

Sesampainya diparkiran, Siti meneliti sekitar, mencari mobilnya yang ia bawa hari ini. Memang Siti ini jarang membawa mobil. Ia membawa Rindu ke parkiran untuk mengajak gadis itu pulang ke rumahnya, ingin menagih semua Cerita kepada gadis itu yang ia sembunyikan darinya.

Tau sendiri Siti ini punya penyakit kekepoan Stadium akut. Sekalipun sudah ditahan beberap hari ini agar tidak kumat tetap saja gatal rasanya mulutnya ingin mengoceh, apalagi saat melihat tadi saat setelah Bintang keluar kelasnya Rindu menangis tanpa sadar. Membuatnya bertambah khawatir dan jadilah sekarang. Ia menyeret sahabatnya itu tanpa melihat betapa tersiksanya Rindu saat ditariknya apalagi sampe disumpel kaos kaki jahana itu!

Siti melepaskan tarikannya, kemudian tangannya sibuk mencari kunci mobilnya sendiri. Kesempatan emas yang tidak akan Rindu lewatkan saat Siti melepaskan cengkraman dikedua tangannya. Ia langsung melepas kaos kaki yang tersumpal di mulutnya. Demi bapaknya biskuit konghuan yang gapernah ketemu! Ia kaos kaki siti membuat Rindu ingin muntah sekarang juga.

Saatnya memberi perhitungan. Tanpa babibu Rindu memasukan balik kaos kaki milik Siti kedalam mulut sang empunya sendiri. Membuat Siti terkejut namun saat hendak mengambil kedua tangannya ditahan oleh Rindu. Pembalasan balik! Rindu akan mengomeli Siti tanpa ampun! Tolong ingatkan itu.

"LO TUH YA SIT PENG---" Belum sempat Rindu menyelesaikan ucapannya tatapannya teralihkan saat mendengar tawa seseorang yang tidak asing baginya. Rindu segera menoleh ke belakang tak menghiraukan Siti yang akhirnya bisa melepaskan diri dari cekalan tangannya.

Rindu menatap Bintang yang sedang merangkul pundak seseorang, yang hanya dapat dilihatnya dari samping tidak terlalu jelas. Rindu mematung ditempat melihat Bintang yang melewatinya begitu saja. Tanpa menoleh, tanpa menyapa. Pergi begitu saja seperti tidak mengenal Rindu. Menuruti ucapan Rindu siang tadi.

Bola mata Rindu masih terus melihat ke arah Bintang yang sudah sampai didepan mobilnya sendiri. Rindu masih tak bergeming saat Bintang membukakan pintu penumpang kepada gadis itu. Namun bukan hal itu saja yang dilakukannya, mata Rindu serasa memanas saat melihat Bintang mencium pucuk kepala gadis itu. Bertepatan dengan Bintang yang melirik kearahnya.

Tatapan keduanya bertemu sebelum akhirnya Bintang yang lebih dulu memutuskan kontak mata. Rindu mempertajam matanya, berusaha menatap lebih siapa gadis yang bersama Bintang tadi.

'Cewek yang gue suka itu kalem, pemalu dan punya senyum yang manis. Dia anak kelas sepuluh, lebih tepatnya sepuluh IPS satu. Lin.'

Ucapan Bintang tempo hari terputar ulang seperti kaset rusak yang tidak mau berhenti.

Kalem, pemalu, dan punya senyum yang manis.

Kini Rindu paham siapa yang dimaksud Bintang sekarang. Kenapa ia tidak peka daridulu? Padahal seseorang itu dikenalnya. Teman satu kelasnya sendiri.

"Bukannya tadi itu Si Dini, ya? Kok dia bisa bareng sama kak Bintang? "celetuk Siti yang baru melihat saat mobil Bintang melesat melewatinya begitu saja untuk yang kedua kalinya.

***


Masih penasaran?

Udah aku ungkap sedikit demi sedikit.

Ada yang tungguin Cerita in?

Wkwk gak ada.

Jangan lupa Vote dan koment

See U Next part!

Salam
Denisindriani

SENJA[SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now