Epilog

24.8K 866 19
                                    

Epilog

Suasana pantai sore dengan sunset yang indah menemani dua pasang suami istri yang duduk di tepi pantai. Keduanya menikmati momen ini. Hari ini adalah hari terakhir liburan mereka. Enam tahun berlalu begitu saja. Enam tahun usia pernikahan mereka namun tak pernah menurunkan tingkat kemesraan mereka berdua. Mereka tetap seperti ini bahkan didepan putri mereka sekalipun.

Tak jauh dari Vino dan Viona ada dua gadis kecil berusia 5 tahun berlarian kesana kemari menangkap kepiting kecil yang berlarian diatas pasir namun tak pernah bisa menangkapnya karena kepiting kecil langsung masuk ke sarangnya.

"Ka, caapeee"

"Siapa suruh ikut aku? Kamu duduk aja sama ayah dan bunda" ucap Seorang yang di panggil 'Ka'

"Vina kan pengen deket sama Vika teruusss" ucap gadis kecil yang memegang lututnya akibat terlalu lelah berlari mengejar kepiting.

"Jangan seperti anak kecil Vina!! Kita kan tiap hari bersama" setelah itu Vika kembaran dari Vina berlari mencari kepiting lagi. Vina hanya mengerucutkan bibirnya dan duduk di pasir pantai menunggu kembarannya yang masih asik bermain sendiri. Vika memang seperti itu, galak!! Tapi sebenarnya dia perhatian.

"Kita kan memang anak kecil. Kenapa Vika tak pernah mau jadi anak kecil?" Ucap Vina pada dirinya sendiri.

Vina dan Vika gadis kecil kembar identik. Bedanya Vina lembut sedangkan Vika kasar. Vina murah senyum sedangkan Vika tak jarang tersenyum. Kalian bisa bedakan jika bersama kedua gadis itu karena sifat mereka sangat bertolak belakang.

Dari kejauhan Vino dan Viona memandang kedua putri mereka yang terlihat bertengkar. Itu hal biasa karena keduanya memiliki sifat dan keinginan yang berbeda. Bentar lagi juga akan baikan pikir Viona.

"Bunda lihat? Mereka berantem lagi"

"Paling cuma masalah sepele" Viona tersenyum ke arah Vino.

Hening. Tak ada lagi kalimat muncul pad keduanya. Mereka asik melihat Vina yang hanya duduk bermain pasir sedangkan Vika berlarian kesana kemari mengejar kepiting.

"Yah"

Vino tak menjawab karena asik melihat kedua putri mereka.

"Ayaahh"

"Ya sayang?"

"Kamu inget ga saat pertama kali kita ketemu?" Vino hanya tersenyum memperhatikan istrinya agar melanjutkan ceritanya "saat itu aku pulang kerja. Karena ujan aku berteduh didepan caffe Green. Kamu ajak aku masuk tapi aku malah bentak bentak kamu. Akhirnya aku masuk gegara ada suara petir yang kenceng banget waktu itu"

Vino masih diam menarik Viona agar bersandar didadanya.

"Aku juga inget beberapa minggu kemudian kita ketemu lagi di halte dalam kondisi sama. Yaitu hujan. Kamu dengan murah hati kasih aku payung yang kamu bawa dan rela pulang keujanan. Aku emang lupa sama kamu. Tapi setelah kamu pergi aku langsung inget itu adalah kamu, inget banget"

Vino mengelus kepala Viona yang kini bersandar didadanya. Mengelus lembut tak ingin menyakiti Viona.

"Kamu tau tidak? Aku seneng banget bisa kenal sama kamu. Kamu bantu aku ngusir rasa takut yang aku punya, kamu selalu ada disampingku dimanapun dan kapanpun. Kamu bikin hidup aku jadi ada warna lain selian hitam dan putih. Aku sadar. Saat kita kenal selalu kamu yang nolongin aku. Aku ga pernah tau siapa kamu, gimana kehidupan kamu, dimana rumah kamu, siapa saudara kamu dan apa isi hati kamu. Aku memang bodoh. Karena ga pernah tau siapa kamu padahal kamu selalu ada buat aku. Hingga akhirnya saat awal kita deket lagi setelah kejadian Leena waktu itu aku berjanji akan mencari tau tentang kamu"

VionaWhere stories live. Discover now