Dua Puluh Lima

20.7K 776 29
                                    


Viona

"Apa yang kak Kalva lakuin? Vio udah bilang jangan apa apain Vino kak!!"

"Kakak cuma kasih sedikit pelajaran kok Vi"

Aku menghempaskan tubuhku kesamping Kak Kalva yang duduk di sofa. Dia sedang nonton tom and jerry. Bocah segede gini masih suka nonton tom jerry, apa lagi spongebob!! Demen banget dah tuh Kakak aku. Ajaib emang. Tapi itu tak bisa mengalihkan kemarahanku hari ini.

"Sedikit? Vio tadi siang liat kak. Wajahnya biru biru dan itu ga sedikit"

"Maafin kakak ok?" Dia menepuk pipiku kemudian berdiri berjalan meninggalkanku.

Kok Kak Kalva jadi gini sih? Dia ga suka kekerasan tapi nonjok Vino sampe gitu. Kalva orang yang lembut jadi aku ga nyangka dia bisa nonjok sampe bonyok gitu.

"Kakak harusnya minta maaf sama Vino bukan sama Vio!!!!" Teriakku saat Kalva hampir menghilang dibalik tembok.

"Tereaknya jangan keras keras kali Vi"

Sejak kapan Haikal diruangan ini? Ada koper gede juga disampingnya.

"Namanya tereak ya kenceng lah. Oon lo Kal"

"Sialan lo" kalian tau? Aku dapet satu toyoran dari Haikal. Kasar banget sih?

"Ga pake toyor keleeess"

"Alay lo"

Haikal duduk disampingku mengganti tom and jerry dengan berita. Mereka itu kakak adek tapi sifat dan kesukaan bertolak belakang. Kalo Kalva suka cartoon, Haikal suka horor atau berita. Kalau Kalva lembut dan penyayang, si Haikal songong, galak, dan egois. Emang emaknya nyidam apaan sih? Bisa punya anak malaikat sama iblis?

"Mikir apa lo?"

"Gakk, lo mau kemana?"

Kulihat koper gede disampingnya. Mau kemana sih? Ah ya aku sama Haikal udah baikan. Ga ada dendam lagi walaupun perbuatannya sungguh keterlaluan. Tapi ya aku mencoba buat ngerti. Kalo ngomong sama dia tuh pake lo-gue dan ga pernah manggil dia kakak. Kenapa? Dia ga pantes dipanggil kakak sih.

"Ke apartemen"

Lupa!! Haikal kan emang udah punya apartemen sejak dulu dan dia mungkin akan jarang pulang dan sering tinggal di apartemen. Haikal menjadi pimpinan di cabang yang baru. Walaupun cabang baru tapi hotel ini sangat besar dan mewah. Makanya langsung dipimpin oleh Haikal. Dan cabang ini dekat dengan apartemen yang dimiliki Haikal makanya Haikal lebih milih tinggal di apartemen.

"Trus ngapain tetep duduk disini?"

"Nunggu Bunda. Gue mau pamit soalnya abis ini gue mau ke luar kota selama tiga hari"

"Oh"

"Tuh anak tadi kenapa? Kok pergi? Kalian berantem? Tumben"

"Tau ah" aku langsung ninggalin Haikal. Ga pengen jelasin ke dia. Lagian dia ga bakalan peduli sama apa yang aku omongin. Dia kan cuek cuek bebek.

"Aneh"

"Gue denger tauuk"

"Ga peduli gue"

***

Ga terasa udah hari H.

Rasanya pengen nangis kalo ingat pagi ini adalah acara akad nikah Vino. Aku udah coba pendem tapi tetep aja ga bisa. Terlalu cinta. Haruskah aku datang menemui Vino mengajaknya lari? Lari pernikahan, lari dari kenyataan dan berdua selamanya seperti di dongeng dongeng. Mimpi Vio!! Itu hanya mimpi. Sampai kapanpun aku tak akan pernah bersama Vino.

Andai ga ada Leena. Walaupun aku tau Vino lah yang menyebabkan ini terjadi tapi aku merasa ga yakin jika Vino berperilaku seperti itu. Selama ini Vino baik dan memperlakukan perempuan lembut. Mungkin karena dia sangat menyayangi ibunya makanya dia menyayangi yang namanya perempuan.

VionaWhere stories live. Discover now