Dua Puluh Satu

16.1K 835 17
                                    


Author

Viona melepas rangkulannya dilanjut dengan mencubit kedua pipi Gio. Dia sedang sangat bahagia hari ini. Vio mengambil laptop Gio kemudian mentransfer file video yang ada di ponsel jadulnya, Gio hanya diam aja melihat apa yang dilakukan Vio selagi dia tak merusaknya. Vio juga melakukan hal sama pada laptop nya, komputer perusahaan, tablet dan juga laptop Ariz yang sepertinya lupa dibawa.

"hanya untuk jaga jaga. Jadi Stop liatin gue kaya gitu" ucapnya saat menyadari Gio menatapnya menyelidik. Gio hanya mengangkat bahunya. Tak mau menunggu waktu lama dia meninggalkan ruangan untuk ke ruangan Meta. Dia menyunggingkan senyum seringai dibibirnya. Membuat Gio bergidik ngeri melihat perubahan sikap gadis yang dicintainya.

"kamu mau kemana?" tanyanya saat Vio bejalan ke pintu.

"ada urusan penting"

"aku ikut ya?"

Vio tak mengiyakan tak juga menolaknya. Dia tak peduli jika Gio menginginkan ikut. Terserah saja asal dia tak mengganggu rencananya siang ini. Yang dia tau ruangan Meta ada di lantai 13 satu lantai di atas ruangannya.

"apapun yang terjadi kamu diem aja. Jangan ikut campur. Kamu cuma dipersilahkan jadi penonton. Kamu ngerti kan?" ucapnya seraya menatap Gio saat mereka sampai didepan ruangan Meta. Gio hanya mengangguk.

Membuka pintu mendapati asisten Meta duduk manis disana. Meta memang salah satu dewan direksi kepercayaan Ayah. Namun dia tak tau jika orang kepercayaannya nusuk dari belakang. Vio tak pernah membicarakan Meta didepan ayahnya karena dia ingin tau dulu sebelum melangkah lebih jauh.

"selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?" ucap seorang wanita muda yang sesekali melirik Gio.

"saya hanya ingin menemui miss Meta karena ada yang perlu saya bicarakan perkembangan hotel yang ada di Bandung"

"apakah sudah membuat janji?"

"belum San, tapi ini darurat. Kamu percaya sama aku kan?"

Gio dan Sandra asisten Meta memang saling kenal. Gio tak tau urusan apa tapi dia cuma mau membantu agar bisa masuk menemui Meta. Sandra hanya mengangguk ketika Gio tersenyum manis padanya. Vio memutar bola matanya melihat aksi Gio.

"well lumayan juga bawa kamu" ucapnya. Gio hanya tersenyum bangga. Vio mengetuk pintu kemudian masuk diikuti oleh Gio saat ada suara dari dalam.

Meta nampak terkejut melihat kedatangan Vio yang mendadak namun segera gitutupinya. Dia tak ingin rahasianya terbongkar. Seperti kata orang itu walaupun Viona melihat tapi dia tak punya bukti. Itulah yang dipikirkan Meta sehingga tetap bertahan diperusahaan ini untuk menjalankan rencana selanjutnya.

"selamat siang miss Meta. Apakah saya mengganggu?"

"tidak juga. Ada perlu apa anda sampai repot datang kemari Viona Hildayana Narendra?" Gio kaget dengan nama yang disebutkan oleh Meta. Karena dia berfikirir kemarin itu adalah gosip biasa namun ternyata itu kenyataan. Kenyataan bahwa Vio adalah putri Richard Narendra.

"wow ternyata anda megetahui nama lengkap saya walaupun saya disini hanya memakai Viona Hildayana? Apakah saya tidak dipersilahkan duduk Miss?"

"maaf kelalaian saya. Silahkan duduk"

"thanks miss"

Viona duduk manis diikuti Gio. Duduk menatap Meta yang terlihat salah tingkah.

"kenapa anda terlihat gugup? Apa saya dan teman saya menakutkan?"

"tidak. Hanya kurang enak badan. Kalau boleh saya tau, ada perlu apa anda kemari?"

"ah ya. Saya hampir lupa karena keasikkan melihat wajah anda. Hmmm.. Sepertinya saya tidak perlu menjawab. Anda pasti tau maksud kedatanganku kemari kan?"

VionaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang