Tiga

20.8K 1K 10
                                    

Author POV

Dua bulan berlalu, kini Viona bekerja disebuah perusahaan Perhotelan di Jakarta. Dimana ia bekerja sebagai anggota internal auditor. Dibawah pimpinan Pak Bima sebagai ketua Internal auditor. Ada juga dua anggota lainnya yang membantu dalam mengelola perusahaan dan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan.

Mereka berempat bekerja sama di bidang internal audit untuk perusahaan yang memiliki berbagai cabang Hotel Cempaka di Indonesia. Awalnya sulit bagi pemula seperti Viona, namun lambat laun dia mulai terbiasa hingga satu bulan bertahan bekerja di Perusahaan Perhotelan ini.

Pagi hari yang cerah ini Viona memakai kemeja abu abu dilapisi blazer abu abu tua, dipadu dengan rok hitam selutut. Sepatu vantovel hitam mempercantik kakinya. Rambut panjangnya digerai hingga pinggang.

Mejanya tertata rapi. Dia duduk didepan laptop yang menyala, menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda sejak kemaren sore.

"Pagi Viona"

"Pagi mas"

"Baru berangkat udah ngerjain tugas aja"

"Biar cepet selesai mas".

Dia Ariz parter kerja Viona. Usianya 28 tahun. Dia yang selama ini membantu Viona sejak pertama kali bekerja diperusahaan perhotelan ini.

"Pagi Vio, Ariz"

"Pagi Bima"

"Pagi Mas"

"Vio nanti temani saya rapat direksi"

"Loh Pak, bukannya Mas Gio yang seharusnya menemani Mas Bima?"

Viona sedikit terkejut dengan ucapan Bima, karena biasanya Gio lah yang menemani Bima dalam urusan rapat rapat.

"Oh, Gio sakit hari ini"

"Kenapa tidak Mas Ariz aja Mas?"

"Vi, aku harus ke hotel siang ini"

"Itung itung pengalaman baru Vi"

"Baiklah"

Hanya bisa pasrah ketika menjadi bawahan. Tak bisa mengelak lagi.

Sesuai ucapan Bima pagi tadi, sore ini Viona menemani Bima rapat direksi. Tugasnya hanya menyiapkan makala yang akan dipakai oleh Bima untuk menjelaskannya didepan para Dewan Direksi.

***

Viona POV

Rapat sore ini sepertinya akan menjadi rapat terlama dan membosankan. Bagaimana tidak? Pikiranku kacau ketika melihat Direktur Utama dengan putranya duduk manis di meja utama.

Mereka adalah orang yang membuat duniaku menjadi gelap. Tapi jangan pernah panggil aku Viona kalau aku tidak bisa bersikap biasa didepan orang itu. Bagaimana mungkin aku tidak tau siapa pemilik Perusahaan ini? Jika aku tau dari awal, aku pasti tidak akan berjuang mati matian ke perusahaan ini. Dan sialnya perusahaan inilah yang terbesar diantara yang lainnya.

Pak bima mempersilahkanku berdiri dan menjelaskan perkembangan hotel yang dimiliki perusahaan kami didepan dewan direksi, tentu saja didepan Direktur Utama juga.

Aku pikir, aku hanya menemani, tapi ternyata akulah yang akan menjelaskan hasil kerja kami? Baiklah aku akan menunjukan kemampuanku pada DirUt dan putranya bahwa aku bisa lebih pintar walaupun tanpa mereka.

Awalnya mereka tak memperhatikanku namun ketika aku memperkenalkan diriki mereka langsung melihatku. Hoii, biasa aja kali, gua mah bukan hantu.

"Selamat sore, saya Viona akan mewakili pak Bima menjelaskan perkembangan Hotel"

VionaWhere stories live. Discover now