Dua puluh Dua

15.5K 815 20
                                    

Viona

Suasana kantor ramai karena sudah jam makan siang. Begitu pula denganku. Aku berjalan ke arah parkiran untuk mengambil Jazz ku. Seketika aku sampai di mobil Haikal masuk ke jok penumpang, aku menyernyit heran. Ngapain dia disitu? Saat aku hendak bertanya ponselku berdering.

Agata

aku buru buru mengangkatnya..

"yup?"

"ke rumah Zea sekarang.. Dia dan pacarnya udah nemuin bukti. Ga jadi ke caffe"

"ok sip"

Tanpa memperdulikan Haikal, aku menjalankan mobil. mungkin dia tau aku akan ketemu Agata di caffe. Entah sejak kapan Haikal deket sama Diva. Aku berencana kumpul di caffe tapi panggilan darurat dari Agata memaksaku menurutinya. Sudah dua hari ini aku minta bantuan Zea. Zea itu pemilik perusahaan dimana Danu bekerja. Zea memasang penyadap di ruangan Danu sehingga dia bisa mengetahui pembicaraan Danu dengan siapapun jika ada diruangannya.

entah kenapa Zea mau membantuku padahal dia tak mengenalku.

Kenapa Danu? Karena hanya Danu teman dekat ayah yang mencurigakan menurutku. Ingat saat aku menemukan seseorang di ruangan cctv? Dia Danu terlihat berbincang serius di ruangan Meta. Aku tau mereka tak membicarakan bisnis. Karena Ayah sendirilah yang mengurus bisnisnya dengan Danu. Apalagi dulu Daddy Sony sempat menyinggung sesuatu yang sangat ganjil menurutku.

Sampai dirumah Zea yang megah dan teduh. Aku turun diikuti Haikal.

"rumah siapa?"

"Temen baru gue"

Tok.. Tok.. Tok..

pintu terbuka. Laki laki remaja memunculkan dirinya dari balik pintu.

"Kak Viona ya?"

"ya"

"ikut aku"

sepertinya dia tau aku mencari siapa. Karena dia mengetahui namaku juga. Aku mengikutinya setelah dia menutup pintu, diikuti Haikal dibelakangku. Entah kemana, tapi kita naik ke lantai atas dan dia membuka pintu diujung ruangan. Didalam sana ada Agata dan Vano ada juga tiga orang lain yang ga aku kenal. Mungkin Zea dan pacarnya.

"Hai Vi. Sama.. Haikal? Ga salah?" ucap Agata.

"oh. Lo Viona? Gue udah denger banyak dari Vano dan Agata" ungkap gadis berambut coklat yang duduk didepan laptop. "gue Zea, sebelah gue Zakka, yang itu Dea kakak gue, dan yang tadi buka pintu Dion adik gue Vi, sepertinya gue harus panggil lo Kakak yah? Hihi"

aku hanya tersenyum kecil padanya.

"jelas aja lo harus panggil dia kakak. Lo kan anak kecil" itu jawaban Vano.

Zea mendengus kesal sedangkan yang ada disampingnya mengelus pelan Zea agar tidak emosi.

"udahlah Zee, kayak ga tau Vano aja"

"dibilangin tuh sepupu kamu biar ga kurang ajar sama kakaknya"

kali ini Vano yang mencibir. Lucu juga mereka.

"panggil gue Viona aja. Vano yang masih ingusan aja panggil gue Vio kok"

"ingusan?"

ups aku baru aja bangunin singa tidur.

"kekanakan. Udah Zee, kasih liat rekamannya ajaz Vano mah ga usah didengerin" ucap Agata.

Zea menyuruh Zakka yang duduk disampingnya agar pindah tempat dan digantikan denganku. Dia menerahkan earphonr padaku. Aku mendengarkan dengan seksama dan aku benar benar terkejut. Apa ini nyata?

VionaWhere stories live. Discover now