You 1

768 71 28
                                    

Ahaha... akhirnya saya siap meluncurkan cerita tentang pasangan yang satu ini, Dodo dan Renata. Bagi yang belum tahu, cerita ini merupakan remake yang saya lakukan dari tiga cerita pendek yang ada di lapak My Lonely Place. Dikarenakan request dari beberapa orang, cerpen-cerpen tersebut akan saya jadikan cerita bersambung.
Buat yang sudah mengikuti cerita ini, maaf kalau nantinya cerita ini tidak sesuai dengan ekspektasi kalian. Akan ada banyak perbedaan dari versi cerita pendek dan cerbung ini. Karena tentunya dalam versi cerbung ini akan diselipkan beberapa konflik dan alur yang mungkin saya perlambat. Menyesuaikan dengan jalannya cerita.
Sekian cuap-cuap penuh cinta dari saya. Dan nggak pernah bosan buat bilang, ditunggu selalu komen, saran, kritik, dan votenya. Saya rindu membaca komen-komen dari kalian.
Terima kasih semua.

Salam penuh cinta,

Mita ^^

********************************************

"Unyu," ucapku refleks saat tatapanku terjatuh pada seorang pria yang sedang menyeka keningnya yang terlihat berkeringat dengan saputangan. Memang dari jarak pandanganku wajahnya tidak terlalu jelas, tapi entah mengapa keseluruhan dirinya begitu menarik perhatianku. Kemeja lengan panjang dengan seluruh kancingnya terlihat tertutup rapat, sangat tidak sesuai dengan cuaca Indonesia yang saat ini sedang dalam puncak musim panas. Ditambah kacamata berbingkai bulat-seperti milik Harry Potter-yang entah kenapa justru membuatnya terlihat menggemaskan. Dan keseluruhan dirinya menurutku sangat unyu.

"Mana? Mana yang unyu? Ih, anak baru udah nemu aja yang unyu-unyu. Aku udah dua tahun kerja di sini, sama sekali belum pernah lihat yang unyu-unyu." Mendorong kembali kursi yang akan didudukinya, Linda berdiri dan memutar kepalanya ke sekeliling kantin kantor yang baru saja kami masuki. Berusaha mencari objek yang tadi kubilang unyu.

"Mana sih yang unyu?" Tanpa sadar aku tersenyum melihat tingkah Linda yang saat ini semakin heboh mengamati sekeliling, mencari pria yang kumaksud.

"Itu tuh." Tunjukku dengan dagu pada bangku panjang tempat pria tersebut duduk di ujung. Mengamatinya yang melanjutkan makan dengan canggung. Di bangku tersebut terlihat ada sekitar tujuh orang lagi yang sedang ramai mengobrol satu sama lain tanpa sama sekali memedulikan keberadaannya. Seolah dia makhluk tak kasat mata. Dan dia juga membuat dirinya semakin tak kasat mata dengan duduk di ujung terjauh bangku panjang itu. Dari tempatku melihat seperti mereka berada di dua dunia yang berbeda. Sedikit aneh melihat pemandangan seperti itu di dalam keramaian kantin.

"Mana? Yang duduk di tengah? Jeremy? Si playboy anak marketing?" tanya Linda mengerutkan keningnya seolah menilai.

"Bukan. Udah ah, duduk aja dulu. Mau pesen apa?" Menarik Linda untuk kembali duduk, aku mulai melihat-lihat menu yang tertempel di dinding tepat di belakang pria unyu tadi. Tapi bukannya mulai memilih menu, tatapanku justru kembali terarah pada si pria unyu. Makanannya kemungkinan sudah habis, karena sekarang dia terlihat memegang... pisang? Sedang fokus mengamatinya mengupas kulit pisang, saat tiba-tiba sebuah tepukan mendarat di kepala.

"Aduh! Apaan sih, Lin?" Mengelus kepalaku yang sebenarnya tidak sakit, tapi karena rasa kaget akibat serangan yang tiba-tiba, kini kepalaku terasa berdenyut.

"Please ya, Re, jangan pernah pasang muka kaya tadi lagi! Di mana pun, kapan pun! Nggak sopan tahu!" Ucapan Linda itu membuatku melongo bingung. Memang aku memasang muka seperti apa? Perasaan aku hanya sedang melihat seorang pria mengupas kulit pisang.

"Memangnya muka kaya apa sih? Perasaan aku pasang muka biasa aja deh." Dengan kesal aku mencibir ke arah Linda. Dilanjutkan meraba wajahku, mendeteksi keanehan yang mungkin sudah terjadi hingga membuat Linda memelototiku galak seperti sekarang. Tidak ada yang aneh. Wajahku biasa-biasa saja. Tidak ada sesuatu yang tumbuh tiba-tiba.

DORENA (Dodo dan Renata)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin