[13]. Kangen

128K 5.1K 208
                                    

Raisya terbaring lemah di kamar perawatannya. Dengan dibantu Alat-alat yang terpasang di tubuhnya, gadis itu dapat bertahan hidup.

"Syaa, Bangun sya Maafin aku. Aku tau aku salah, Aku seharusnya ga bohongin kamu. Bangun sya" ucap Naufal sambil mengenggam erat tangan kiri Raisya yang tidak terpasang Infus.

Ceklek [Pintu ICU terbuka]

"Raisyaaaaaa!" ucap Mama Raisya yang sudah menangis.

"Raisya kok bisa begini Naufal?" tanya Veni, mama Raisya.

"Maaf tante, ini salah saya. Raisya begini karena dia mau nolongin saya"

"Kamu jangan menyalahkan diri kamu. mungkin ini memang sudah takdir" ucap Agus, Papa Raisya.

"Jadi gimana Keadaan Raisya sekarang?" tanya Tante Veni dengan lembut.

"Masih belum pasti tan, karena keadaan Raisya masih kritis. Sekali lagi maafin saya tan."

Bersamaan dengan itu pintu ICU pun terbuka dan menampilkan Vano disana. Dia memang sudah mendapat kabar dari Naufal bahwa Raisya kecelakaan dan langsung di bawa ke rumah sakit Kharitas Bakti.

"Raisya gimana fal?" tanya Vano.

"Dia masih kritis."

"Ini semua pasti gara-gara Lo kan! Pacar macam apa lo ga bisa jagain Raisya?!" ucap Vano dengan nada tinggi.

"Udah jangan bertengkar disini! ini rumah sakit!" ucap Tante Veni yang melerai keduanya.

"Maaf" ucap Vano dan Naufal berbarengan.

"Tante sama Om pulang aja, Biar Vano yang jagain Raisya disini. Dan Lu Fal, lebih baik lo juga pulang!" ucap Vano.

"Tante masih penge nungguin Raisya disini Van." ucap tante Veni dengan suara yang parau.

"Vano bener mah, mending kita pulang mama butuh istirahat nanti typus mama kambuh." ucap Om Agus berusaha membujuk istrinya.

"Tapi besok kita kesini lagi kan pah?".

"Iya mah, besok kita kesini lagi pasti."

"iyaudah." ucap Tante Veni -mama Raisya- mengalah.

"Yaudah tante sama om pulang dulu ya Van. Tante sama Om titip Raisya ke kamu, kalo Raisya udah sadar kamu telepon Om ya" ucap Om agus- Papa Raisya-.

"Iya om."

Papa dan Mama Raisya pun meninggalkan ruangan ICU itu, tempat Raisya dirawat.

"Dan Lo fal, lo boleh pulang sekarang!" ucap Vano dengan tegas.

"Gue ga mau pulang! Raisya pacar gue! jawab Naufal dengan nada yang tak kalah tegasnya.

"Pacar?! Raisya kan cuma pelampiasan lo. Udah gue ga mau ribut dirumah sakit. Biar Raisya gue yang jagain." ucap Vano.

"Gue balik. Tapi kalo Raisya udah sadar kabarin gue" ucap Naufal lalu meninggalkan Vano dan Raisya di kamar ICU itu.

Vano pun duduk di kursi samping ranjang Raisya dan mengenggam tangan Raisya.

Vano pun duduk di kursi samping ranjang Raisya dan mengenggam tangan Raisya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafin gue sya, maafin gue gabisa jagain lu." ucap Vano lalu mencium kening Raisya dengan lembut.

-oOo-

"Nak Vano. Bangun nak, sudah pagi" ucap Mama Raisya membangunkan Vano yang tertidur pulas dengan tangan yang masih mengenggam erat tangan Raisya.

Vano yang mendengar suara itu pun terbangun.

"Ehh tante, udah pagi ya? yaudah Vano izin pulang dulu ya tante, Vano mau sekolah nanti pulang sekolah Vano kesini lagi" ucap Vano.

"Iyaa. Makasih yah Nak Vano udah jagain Raisya semalem." ucap Mama Raisya sambil tersenyum.

"Iya tante" balas Vano sambil tersenyum lalu pergi dari ruangan tempat Raisya di rawat.

-oOo-

Vano yang ingin masuk kekelas tertahan karena mendengar suara yang memanggilnya.

"Vanooooo!"

Vano membalikan tubuhnya ke arah suara dan mendapati Sinta disana.

"Lu ngapain kekelas gue?" tanya Vano.

"Gue cuma mau nanya, Raisya beneran kecelakann?" tanya Sinta.

"Iya dia kecelakaan. btw lu tau darimana?" tanya Vano.

"Kemarin malem gue telepon kerumahnya dia eh yang ngangket telepon malah mama nya Raisya dan bilang kalo Raisya kecelakaan." ucap Sinta sedih.

"Gue mau nanya boleh? tapi lu harus jawab jujur" ucap Vano.

"Nanya apaan? tanya aja gue mah orang nya jujur" ucap Sinta.

"Kemaren malem Raisya ada ketemuan sama lo ga?" tanya Vano.

"Iya ada, emang kenapa?" tanya Sinta.

"Gue bingung aja Raisya keluar malem itu ngapain. Raisya ga pernah mau keluar malem kalo bukan urusan penting. Kemaren Raisya ketemuan sama lo , ada urusan apa emang?" tanya Vano.

"Eh eh u-ru-san"

"Lu kenapa kok kaya takut gitu sih? jujur aja kali sin" ucap Vano.

"oke gue jujur. Jadi tadi malem itu Si Raisya ketemuan sama gue di starbuck karena di starbuck itu ada Naufal sama kak Dinda disana. Raisya itu mata-matain si Naufal." jelas Sinta.

"Berarti Naufal selingkuhin Raisya dong?!" ucap Vano yang emosi.

"Ga tau juga deh kan belum pasti. eh gue balik kekelas dulu ya udah bunyi bel" ucap Sinta lalu bergegas menuju kelasnya.

-oOo-

Kring Kring Kring bel istirahat berbunyi kelas Vano sudah sepi dikarenakan anak-anak Di kelas Vano istirahat yang tersisa di kelas itu hanya Vano dan Naufal.

"Fal! gue mau ngomong sama lu bisa?" tanya Vano yang sudah berdiri di depan meja Naufal.

"Iya bisa. ngomong aja langsung." ucap Naufal.

"Kemarin lu ngapain jalan sama Dinda?! Lu ga mikirin perasaan Raisya?! gara-gara lu Raisya jadi koma!" ucap Vano yang emosi.

"Mau gue jalan sama Dinda kek, Balikan sama Dinda kek itu bukan urusan lu Van." ucap Naufal.

BUGH! satu tinjuan mendarat mulus di pipi Naufal.

"Itu peringatan dari gue. Jangan pernah lu sakitin Raisya atau lu berhadapan sama gue!" ucap Vano lalu meninggalkan Naufal yang masih terdiam di tempatnya.

-------------------------------------------
Holla❤️

Maapkeun Part ini yang memang sangat membosankan)):

don't forget to vomment guys tq💝

'Dia'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang