Under The Moonlight : Book 1 (The Alpha - The Pursuit Of Love)

6 : INI JEBAKAN!

   Kini, aku hanya bisa terdiam termangu menatap sinar rembulan di balkon kamarku. Meskipun hatiku menjerit tidak rela, dan ingin memakan 'makhluk itu', seandainya saja aku bisa mengembalikan waktu agar berputar ke saat pertama kali aku di jodohkan dengan Werewolf perempuan yang bernama Putri Klasalovkanio, seandainya saja bisa. Sayangnya aku hanya bisa berandai-andai saja, kalau saja ada nominasi makhluk tertolol sedunia, mungkin jawabannya adalah aku. Aku saat ini benar-benar frustasi, bagaimana mungkin? Aku harus terjebak dalam situasi pelik semacam ini? Meskipun sebenarnya aku sendiri yang membuat hal itu terjadi. Ku hembuskan nafas letih, padahal tinggal menghitung waktu. Aku akan menjadi suami dari Perempuan sexy-ku. Oh ya Tuhan! seketika, aku teringat akan kejadian kemarin.

   "Aku mengerti, kau kecewa padaku... tapi, aku benar-benar mencintaimu. Apa kau percaya dengan kalimat 'cinta pada pandangan pertama'?" Aku mengecup pelan leher jenjangnya, berharap perempuan sexy-ku bisa mengerti kecerobohanku. Benar kata Daddy, aku benar-benar ceroboh. Baru kali ini aku setuju dengan perkataan Daddy.

   Perempuan sexy-ku menggelengkan kepalanya dengan pelan, helaan nafas beratnya terdengar memilukan di kedua telingaku. "Aku tidak akan pernah percaya kepadamu, Rully Alka Assegav." Katanya, dan sudah pasti perkataannya membuat darah panasku mendidih karena tidak terima.

  "Demi Tuhan! apa yang ada di otakmu itu sayang? aku benar-benar minta maaf, bisakah kau memberikan maaf kepadaku? Karena semua kesalahanku ini?" Aku mengeratkan pelukkanku di badannya, membuat ia bergerak-gerak gelisah entah karena apa.

  "Aku juga tidak tahu, pada kenyataanya aku menghindari perjodohan ini."

  Aku melepaskan pelukanku dan beralih meraih dagunya, memaksakan agar mata hitam arang itu menatap mata biru lautku.

 "Apa maksudmu?" Desakku, "Aku kabur dari acara perjodohan ini calon Alpha." Nada mencemooh keluar begitu saja dari bibir penuhnya, membuatku ingin sekali melahap daging lembut itu dan meninggalkan jejak kepemilikan disana.

  "Karena, aku tahu ini bukan jaman Siti Nurbaya versi Indonesia, atau cerita perjodohan seperti Rose di film Titanic. Aku hanya ingin menikah atas dasar cinta. Bukan pemaksaan, karena dengan saling mencintai semua lebih indah. Makanya aku memilih kabur, tetapi... aku malah jatuh cinta dengan serigala putih bermata biru yang telah merenggut keperawananku. Aneh bukan? Rasanya seolah di takdirkan, entah mungkin dunia ini yang begitu sempit, karena ternyata makhluk yang aku hindari malah telah membuatku jatuh cinta dan membawaku kesini lagi.

Bagaimana perasaanmu jika ada di posisiku hm? Akan lari? Ataukah menerima takdir? Bahwa, semua alur kehidupan kita ini di atur oleh Tuhan. Bisakah kau merasakan bagaimana perasaanmu yang sudah jatuh cinta dan patah hati secara bersamaan? Karena bukannya restu pernikahan kita yang ku dengar, malah kau mengopinikan tentang Werewolf gatal dan binal. Yang tidak lain adalah diriku sendiri, tidakkah kau merasa kasihan kepadaku?" Air keruh di wajahnya membuat ku seakan tertampar, apalagi mata hitam arangnya yang sudah mengeluarkan kristal-kristal bening yang membuat hatinya tergores ngilu.

   "A... aku..." Entah lidahku tidak bisa mengatakan apapun itu, aku hanya bisa menggengam kedua tangannya dan ku dekatkan pada bibirku. Ku kecup perlahan meresapi kehangatan yang membanjiri bibirku, iya... aku tahu. Aku dan dia sudah bersatu, hanya tinggal memperoleh satu kata saja. Yaitu kepercayaan.

  Tiba-tiba ia menggeleng, "Oh tidak! jangan mengasihani aku!" Desahnya dengan lirih sambil menggigit bibir bawahnya, aku hanya terdiam seribu bahasa. Karena aku masih punya urat malu, dan jujur saja... aku sangat malu sekali kepada perempuan sexy-ku ini.

   "Bisakah kau memberikan aku waktu?" Aku menggeleng tidak percaya, "Jangan! aku tidak mau kau meninggalkanku!" Teriakku frustasi, dan aku tahu lengkingan suaraku berdenging mengilukan gendang telinga siapapun itu yang mendengarnya.