3 : Annoying Werewolf

11.2K 364 27
                                    

   Aku dan pasangan Werewolf menyebalkan bin mesum itu, sedang menikmati kegiatan kami berenang di danau. Entah apa ini nama danaunya aku tidak ingin tahu, riak air danau ini begitu membuat kepalaku merasa dingin dan membuat pikiranku menjadi rileks. Segala pikiran negative menguap begitu saja, aku begitu menikmati kesegaran dunia yang belum pernah aku rasakan selama ini.

   Bayangkan saja, selama aku menjadi calon Alpha. Aku harus bertarung, bertarung dan bertarung. Selalu saja, bahkan nyaris selama kehidupan abadiku di lewati dengan kata ‘bertarung’. Entah siapa dia lawanku, aku hanya mengangguk menerima tawaran siapapun itu. Mungkin sebagian orang uhm... maksudku bangsa Werewolf bertanya, kenapa aku tidak menjadi Alpha? Dan jawabannya adalah Seorang calon Alpha sudah harus memiliki pasangan. Sehingga kekuatan Alpha tersebut akan menjadi 2 kali lipat dari biasanya. Efek cinta mungkin. Uhm... entahlah, aku tidak peduli. Hal ini yang mungkin membuat Daddy bersikeras untuk menjodohkan aku dengan Werewolf perempuan dari Asia itu. Oh ya ampun, mengingatnya saja membuat isi perutku ingin muntah.

   “Alka!” Sebuah suara bersamaan dengan batu kerikil yang sukses mengenai keningku membuat aku terlonjak kaget.

  “Grrrrrrr.... siapa yang berani melempar kerikil ke keningku hah!” Aku menggeram kesal, dan sialnya Andin hanya tergelak renyah lalu bertepi ke daratan.

  “Aku... yang melem... par...” Andin menjawab di sela-sela gelak tawanya yang begitu menyebalkan.

  Aku memincingkan mata dan menatapnya dengan tatapan bengis. “Dasar Werewolf perempuan lambat!” dengusku lalu ikut bertepi.

  Andin mendelik sinis ke arahku. “Baiklah, aku minta maaf. Kau tahu? Aku paling benci di sebut lambat.” Protes Andin sambil menggembungkan kedua pipinya.

   Kau memang lambat Mrs.Hugo!

   “Permintaan maafmu aku terima. Tapi, Aku tidak peduli. Pastinya aku tidak ingin meminta maaf. Karena itu bentuk protesku. Apalagi kau memang lambat Andin. Jadi, aku mengucapkan kenyataan bukan bualan belaka.” Aku menyeringai kearahnya tidak ingin disalahkan.

  “Hey, hey, hey. Kalian berdua. Selalu saja bertikai. Sadar umur, kalian sudah tua.” Arthur yang mungkin sedari tadi diam memerhatikan kami akhirnya menyerah dan ikut bicara.

  “Yang paling tua disini itu kau.” Kataku lalu berdiri dan menjauhi mereka berdua.

   Ya, kalian pasti tahulah. Selanjutnya apa yang akan terjadi, entah itu Andin yang di bawah atau Arthur yang di bawah. Itu bukan urusanku, urusanku saat ini sesegera mungkin menyingkir sebelum milikku terpancing ingin melakukan hal yang sama. Sialnya, celakanya, milikku ini hanya menginginkan lubang sempit dari milik perempuan sexy-ku.

   Oh ya ampun. Bagaimana mungkin aku lupa? Mencari perempuan sexy-ku yang sudah aku sumpahi akan kunikahi. Detik selanjutnya aku bertranformasi menjadi Werewolf berbulu putih dan siap mencari perempuan sexy-ku, siapa tahu dia sedang menunggu untuk diterjang dan dinaiki olehku lagi. Kalian boleh menyebut aku mesum, tapi memang beginilah faktanya. Apalagi rasa cemburu menguar begitu saja dari diriku, jika membayangkan perempuan sexy-ku disentuh oleh lelaki lain selain diriku. Apalagi sampai dinaiki. Oh tidak! Rasanya Tuhan begitu kejam terhadapku.  Mengingat ia yang memakai dress berwarna orange yang tidak memakai celana dalam dan mengumbar miliknya yang berwarna merah muda itu.

  Ugh! Membayangkannya saja membuat milikku langsung protes karena meminta jatah. Salahkan perempuan sexy-ku yang sudah mematri seluruh anggota tubuhku agar bereaksi hanya dengannya.

   Ya tuhan... Aku harus mencari kemana lagi?

   Tapi satu ha yang masih jadi pertanyaan di otakku... Dia itu memiliki bau Werewolf...

Under The Moonlight : Book 1 (The Alpha - The Pursuit Of Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang