21

10.6K 395 8
                                    

The Truth

Nara termenung di beranda mansion-nya. Dia sedang memikirkan banyak hal. Dari masalah sepupunya, Vela, masalah dia dengan Revin dan Diaz, dan masalah dia dengan Raka. Setidaknya masalah kantor bisa diabaikan Nara karena ada Dyon yang selalu berhasil mengatasi semuanya. Nara memandang ke kolam renang di lantai dasar.

Apa keluarga Vela mau menerima permintaan maafku ya?? Mereka pasti benar-benar membenci Nero karena tidak pernah sekalipun melihat anak dan kekasihnya. Apa yang harus aku lakukan besok?? Apa yang harus aku katakan pada keluarganya?? Dan... Seumur hidupku, baru kali ini aku menyembunyikan diri. Aku ingin bertemu Raka! Tapi itu gak mungkin... Aku tidak mungkin membiarkan Wina membesarkan anak itu sendirian. Aku tidak tega... Aku tidak ingin anak itu besar tanpa kasih sayang seorang ayah. Dan Revin?? Diaz?? Apa yang harus aku lakukan pada keduanya?? Mereka berdua terlalu baik untuk kusakiti lagi... Dan darah Shamash akan berakhir kalau aku gak menikah... Apa yang harus aku lakukan??bathin Nara bingung.

"Ah!! Kok aku gak coba nelpon Dya aja ya?? Mana tau dia ada waktu."gumam Nara setelah mendapat sedikit ide untuk menghubungi Dya, cewek yang dikenalnya saat menghadiri balapan Revan beberapa minggu yang lalu.

Nara merasa kalau Dya cocok dengannya. Belum lagi Dheo, cowok yang menjadi saingan Revan ini ternyata seorang cowok yang ramah. Dan dia juga pacar Dya. Nara mengambil hp barunya. Dia membuang hp-nya yang lama dan langsung membeli hp baru beserta nomor baru.

"Hallo??"sahut suara di seberang.

"Dya?? Ini Nara..."

"Wei!! Apa kabar lo?? Lama banget lo gak muncul. Masa cuma sekali itu. Kemarin kami balapan lagi lho! Gw agak heran gitu, koq Revan gak bawa personil ke basecamp."

"Sorry... Oh ya, kamu ada waktu?? Aku mau ketemu kalau bisa."

"Siang ini aja. Rencananya siang ini gw sama Dheo mau keluar. Kita ketemuan aja. Gak pa-pa kan kalau gw bareng Dheo??"

"Gak pa-pa. Oh ya, ketemu dimana??"

"Mall Kelapa Gading aja."

"Oke. Jam satu ya?"

"Seph lah. See you!!"

Nara melipat hp-nya. Dia kembali ke kamar untuk mandi karena jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 siang.

Sementara itu di sebuah restoran di mall Kelapa Gading, Revan, Revin, Diaz dan Raka sedang membicarakan masalah Nara.

"Jadi om sama tante meninggal?? Koq kami gak dapat kabar??"tanya Revan shock saat Revin memberitahu kalau kedua orangtuanya telah meninggal.

"Gw kira lo gak mau dengar kabar apa-apa tentang gw."sahut Revin.

"Tentang lo, bukan tentang om dan tante. Sumpah, selama ini Mama masih menganggap kalau adiknya masih hidup. Sialan lo! Lo tau kan kalau Mama sayang banget sama adiknya?? Dimana mereka dimakamkan??"tanya Revan kesal dengan sikap Revin.

"Di Athena. Sorry... Nanti gw bakalan ikut ke rumah lo. Gw mau ketemu om dan tante."putus Revin.

"Jadi... Itu alasan Nara kembali ke London waktu itu??"tanya Raka memastikan.

"Yang dia bilang sih gitu. Tapi gw yakin, ada alasan lain di balik itu semua..."jawab Diaz.

"Apa?! Apa alasan yang membuat dia kembali meninggalkan aku?? Mau sampai berapa kali dia mencampakkanku baru dia puas??"tanya Raka stres.

"Kalau lo memang cinta sama dia, kalau lo memang gak mau kehilangan dia, kenapa gak lo cari dia ke London?? Kenapa lo cuma berusaha mencari disini??"tanya Diaz tidak kalah emosi.

Love and FamilyWhere stories live. Discover now