13

7.9K 405 10
                                    

Goodbye Nara

Sejak kejadian di pantai itu, Revan dan Nara memutuskan untuk menjalin hubungan, dan sudah lebih sebulan Nara menjalani hari-harinya sebagai pacar Revan. Selama itu, Revan sama sekali tidaak pernah membuat Nara sedih. Revan selalu berhasil membuatnya senang. Sampai pada suatu hari, tepat pada jam sebelas, saat jam pelajaran ketiga sedang berlangsung. Tiba-tiba pintu kelas Nara menjeblak terbuka.

Disana berdiri Kepala Sekolah, Kepala Yayasan (yang notabene ayahnya Revan), dan dua orang pria, dimana salah seorang diantara kedua pria itu sangat dikenal Nara. Kepala Sekolah memanggil guru yang mengajar untuk bicara keluar, dan beberapa saat kemudian guru itu masuk kembali ke kelas.

"Vela Carina, bereskan buku-bukumu. Ada orang yang datang menjemputmu."ujar Pak Jumardi, Guru Sejarah.

Nara masih bingung, tapi dia tetap membereskan buku-bukunya.

"Lo mau kemana??"tanya Revan cemas, tapi malah membantu Nara membereskan buku-bukunya.

"Gak tahu."sahut Nara jujur.

Salah seorang pria yang gak dikenal Nara masuk ke dalam kelas dan menghampiri Nara,"Sudah siap, Non?? Mari saya bawakan."ujar pria itu.

Mendengar dirinya dipanggil dengan hormat seperti itu, Nara mendapat bayangan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi sebaliknya dengan Revan. Dia malah semakin bingung mendengar Nara dipanggil 'Non'.

Nara mencium pipi Revan sekilas sebelum pergi. Walaupun gara-gara tindakan Nara itu membuat Revan disorakkan anak-anak satu kelas. Revan memandang kepergian Nara melalui jendela kelas. Lagi-lagi Revan terkejut. 3 buah Mercy S Class terparkir manis di pekarangan. Dan sesaat kemudian Nara menaiki salah satunya.

Nara diantar ke rumah Raka untuk mengambil barang-barangnya sebelum ke bandara. Ternyata, baik Dyon ataupun Nara sama-sama tidak ada yang mengira kalau Raka ada di rumah. Hal ini membuat Dyon harus menceritakan kejadian sebenarnya pada Raka.

"Jadi... Kamu bukan Vela Carina? Tapi Nara, anak tunggal Kak Fornax dan Kak Lyra??"tanya Raka datar pada Nara.

"Ya. Fornax Dione Shamash dan Lyra Cassini Shamash adalah orang tuaku."jawab Nara singkat.

Raka terdiam. Dipandangnya Nara dengan seksama. Dia sadar, sudah lama dia merasakan kalau mata Nara sangat mirip dengan mata seseorang yang sangat disayanginya bahkan mungkin sempat dicintainya. Lyra Chamaeleon.

"Maaf, kami harus segera berangkat. Kami permisi..."pamit Dyon sopan.

Nara meninggalkan Raka sendiri, dan dia langsung berangkat menuju bandara.

Raka masih terdiam di ruang tamu seorang diri. Pengakuan Nara membuatnya benar-benar shock. Vela yang selama ini tinggal di rumahnya ternyata adalah Titanara Armalite Shamash. Anak dari kakaknya sendiri. Raka tau kalau kakaknya punya seorang anak perempuan, tapi dia sama sekali gak tau kalau anak perempuan itu selamat dari kecelakaan pesawat dan masih hidup sampai sekarang.

"BRENGSEK!!!"teriak Raka frustasi.

Raka berjalan ke ruang kerjanya. Dibukanya surat yang sempat diberikan oleh Dyon sesaat sebelum Dyon masuk ke mobil.

 Well, kalau surat ini kamu baca, berarti saat itu aku sudah meninggal dan kamu kalah, Raka. Kamu tau, aku masih ingat dengan jelas kata-kata yang kamu ucapkan saat kita mengantar kepergian Kak Lyra dan keluarganya untuk liburan ke Yunani.

'Aku gak mungkin menikah dengan anak kecil itu... Walaupun saat dia dewasa nanti... Gak akan...'

Aku membuat suatu keputusan dimana aku mempertaruhkan segalanya. Aku gak ingin keluarga kita berhenti sampai generasiku. Aku gak bisa memberikan penerus untuk keluarga Chamaeleon. Dan kamu juga bukan Chamaeleon sejati. Hanya ada satu cara, menikahkan kamu dengan pewaris darah Chamaeleon. Nara. Tapi kamu jelas-jelas sudah menolaknya. Aku gak bisa apa-apa, karena aku gak ingin memaksamu untuk menikahi Nara. Itu hanya akan membuat Nara gak bahagia, dan membuat Nara gak bahagia adalah hal yang paling tidak kuinginkan. Maaf kalau aku terkesan tidak memperdulikan perasaanmu.

Karena itu aku mengirim Nara ke tempatmu dengan nama samaran saat aku sudah meninggal. Karena aku yakin, kamu gak tau kalau anak perempuan kecil itu ketinggalan pesawat dan akhirnya selamat dari kecelakaan pesawat.

Nara yang kukirim ke tempatmu bukanlah seorang anak perempuan kecil yang tidak menarik. Nara yang kukirim ke tempatmu adalah seorang gadis yang sangat menarik dari segala sisi. Aku berhasil membesarkannya seperti yang diinginkan Kak Lyra, dia gak pernah kekurangan perhatian, apalagi kasih sayang. Dia tumbuh menjadi gadis yang sangat manis.

Kalau kamu menyukai Nara, sebelum kamu tau kalau dia adalah Nara. Kamu normal dan hati yang gak pernah ingin berbuat jahat itu masih ada padamu. Kalau kamu menyukai Nara setelah kamu mengetahui jati dirinya. Kamu sudah berubah, kamu mengharapkan sesuatu dari itu semua. Kalau kamu menyukai Nara sebelum mengetahui apa-apa tentang dirinya dan kamu langsung berhenti menyukainya saat mengetahui kebenarannya. Kamu sombong, kamu munafik pada hatimu sendiri, kamu gak pantas jadi pendidik. Tapi kalau kamu tetap menyukainya sebelum ataupun sesudah tau semua kebenarannya. Kamu kalah. Kamu kalah dari dirimu sendiri yang pernah mengucapkan kata-kata penolakan itu.

Nara memang bukan gadis yang sempurna di dunia. Tapi dia adalah hal paling sempurna dalam hidupku. Dia hartaku yang paling berharga. Aku membesarkannya sesuai keinginan Kak Lyra, hidup di keluarga bebas yang bahagia. Karena itu, kesedihan Nara adalah hal tabu untukku.

Aku gak mengharapkan hal-hal besar darimu. Aku gak akan memnuntukmu untuk jadi adik yang sempurna. Aku hanya memohon satu hal. Pastikan Nara akan selalu bahagia. Jangan pernah membuatnya menangis. Itu permintaan terakhirku...

Nero

Raka melipat kembali surat Nero itu. Dan kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Raka tertawa keras, tapi kemudian dia melempar semua barang-barang yang ada di atas mejanya ke dinding.

"AKU KALAH, BRENGSEK!!"teriak Raka

--------------------------------------------------------

commentnyaa donk yaaaa~

tengkyu^^

Love and FamilyWhere stories live. Discover now