20

8.8K 349 4
                                    

Back to Indonesia

Siapa sangka hanya dalam waktu seminggu Nara sudah kembali lagi ke Indonesia. Seharusnya Nara sudah tiba di Indonesia beberapa hari yang lalu, tapi karena ada beberapa hal penting yang menyangkut masalah kantor belum terselesaikan, terpaksa Nara menunda keberangkatannya. Dan saat ini ketiga orang itu sedang membereskan apartement mereka yang baru. Nara kembali membeli dua buah apartement, satu untuknya dan satu lagi untuk Revin dan Diaz. Kali ini Nara berniat tidak akan muncul di depan Revan, Diana, Reno, bahkan Raka sekalipun. Tujuan Nara kali ini hanya untuk mencari sepupunya. Karena itu Nara tidak memindahkan pusat S.C ke Jakarta. Nara sudah meminta Dyon untuk menggantikannya selama Nara berada di Jakarta.

"Nar... Jangan hari ini kenapa??"tanya Revin saat Nara bilang kalau dia akan memulai mencari sepupunya itu.

Nara memandang Revin dengan tatapan merendahkan,"Kalau gak sekarang, mau kapan lagi?? Besok?? Time is money!! Kalau bisa aku lakukan hari ini, kenapa harus nunggu besok??"tanya Nara.

Diaz menepuk bahu Nara,"Revin benar. Saat sampai disini semalam, kamu langsung ngotot nyari apartement tanpa sedikitpun berniat menghilangkan jetlag. Dan sekarang saat baru aja selesai membereskan rumah, kamu mau langsung mencari sepupumu itu?? Perhatian sama kondisi badan sendiri kenapa??"omel Diaz.

"Tapi, Yaz..."

"Sisa hari ini hanya akan kita pakai untuk istirahat. Besok baru kita akan memulai pencarian sepupumu itu. Aku akan menghubungi detektif untuk mencari keberadaan sepupumu hari ini. Jadi kamu bisa sedikit tenang."ujar Diaz dewasa.

"Oke oke. Aku gak akan menang melawan kalian. Jadi, aku ikut apa kata kalian aja hari ini. Tapi, besok... Kalian harus menuruti semua yang aku katakan."putus Nara lalu masuk ke kamarnya sendiri.

"Yaz... Ada yang mau gw omongin sama lo. Gw butuh pendapat lo."ujar Revin tiba-tiba menjadi serius.

Keesokan paginya, Nara sudah bersiap untuk memulai penyelidikannya. Dari info yang didapat sementara dari detektif yang di sewa Diaz, Vela, sepupu Nara itu sekarang sedang kuliah di sekolah khusus design di Jakarta. Padahal Nara ingin sekali langsung masuk ke sekolah itu dengan mendaftar sebagai siswa baru. Tapi inilah satu-satunya kelemahan Nara, dia paling tidak pandai menggambar. Apapun bentuknya. Bahkan untuk menggambar sebuah lingkaran tanpa alat bantu apapun selain pensil, Nara tidak pernah berhasil.

Nara dan Diaz memasuki lingkungan kampus swasta itu. Sedangkan Revin hari itu gak ikut dengan Nara. Nara mengamati kampus itu dengan seksama.

"Sepertinya dia dibesarkan dengan baik."ujar Nara sambil terus berjalan.

"Ya..."sahut Diaz singkat.

Nara menghampiri seorang gadis yang kebetulan melintas di depannya.

"Apa kamu kenal dengan Vela Raina??"tanya Nara sopan.

Gadis itu mengamati Nara,"Yang bener aja? Siapa sih yang gak kenal Vela?? Kalian emangnya datang darimana koq gak tau Vela??"ujar gadis itu balik bertanya.

"Kami dari London. Bisa kamu tunjukkan yang mana Vela??"tanya Nara lagi.

"Wah wah... Baru kemarin ada orang dari Paris yang menawari Vela untuk kuliah disana, sekarang dari London. Ck ck ck... Gak sia-sia bakat yang dia punya."ucap gadis itu pelan,"Kalian liat yang ngumpul ramai-ramai di kantin itu??"tanya gadis itu sambil menunjuk sebuah bangunan yang ternyata adalah sebuah kantin.

"Ya. Vela yang mana??"tanya Diaz sambil melihat ke arah yang ditunjuk gadis itu.

"Yang rambut panjang, yang paling cantik, itu Vela."jawab gadis itu cepat.

Love and FamilyWhere stories live. Discover now