Masokis [Andrian]

8.8K 234 13
                                    

Rating: 15+

“Ndri, Kamu pernah tidak berhandai-handai, kalau saja kamu yang bertemu dengan Karenina lebih dulu dari Kakakmu?” tanya Claudiana pada suatu sore di mana mereka bersantai, membicarakan banyak hal sambil sesekali memakan kudapan atau kopi—untuk Claudiana dan teh bagi Andri.

Pertanyaan Claudiana sedikit banyak membuat Andri tercengang. Bukan hanya karena apa yang ditanya, tapi juga siapa yang ada dalam pertanyaan itu. Bukan rahasia lagi bahwa cinta pertama Andri adalah kakak ipar-nya sendiri. Claudiana tahu dengan baik, karena wanita itu juga yang membuat Andri sedikit-demi-sedikit melupakan cintanya. Meski bukan berarti menghapus seluruhnya.

“Kenapa kamu bertanya tentang itu, Na?”

Awalnya Claudiana hanya menatap Andri sambil tersenyum sebelum kemudian, “Aku hanya ini tahu saja.”

Andri memandng Claudiana dengan pertimbangan. Menerka apa maksud Claudiana menanyakan hal itu. Sampai sekarang meski hubungan mereka sudah cukup lama terjalin, Andri masih sulit menerka apa maksud dari tindakan serta apa yang ada dalam pikiran Claudiana. Tapi ia tetap menjawab.

“Tidak. Aku tidak pernah berharap kalau aku bertemu lebih dulu dengan Kak Karen. Bahkan tidak ingin hal itu terjadi.”

“Kenapa?” tanya Claudiana dengan heran.

“Karena dibanding menyukai kekasih atau pun istri kakakku sendiri, lebih menyakitkan melihat orang yang semula menyukaiku berbalik menyukai Kakakku,” kata Andri sambil tersenyum. Tanpa ada sedikit pun sedih atau sakit hati.

“Oh ....”

“Iya, oh,” Andri menanggapi reaksi Claudiana yang terbilang sangat klise karena sering dilakukan, “jadi kenapa kamu bertanya tentang itu, Na?”

“Hanya ingin tahu.”

“Na ...,” tegur Andri agar Claudiana berkata jujur. Karena Andri tahu persis alasan Claudiana bertanya bukan sekadar hanya ingin tahu seperti perkataannya.

Claudiana diam, seakan dia tidak ingin membicarakan alasan ia menanyakan pertanyaan itu. Karena alasan dibaliknya sangat memalukan. Tapi karena tidak tahan dengan tatapan Andri yang terus saja menatapnya, akhirnya ia membuka mulut.

“Aku hanya ingin tahu apa perasaanmu tentang dia dan pilihanmu mengenainya.”

Sesudah mengatakan itu wajah Claudiana memerah sepenuhnya sementara Andri yang tercengang mendengar alasan Claudiana, tertawa.

“Aku tidak tahu kalau kamu sebegitu masokisnya, Na,” kata Andri di sela tawanya.

Dengan wajah yang masih memerah Claudiana menatap lantai untuk menutupi rasa malunya dan berbisik lirih, “Kamu juga masokis.”

Bukan tersinggung, tawa Andri malah semakin kencang mendengar hinaan Claudiana yang mengatakan dirinya juga suka disiksa seperti wanita itu. “Tapi sayangnya aku sudah pensiun menjadi masokis. Dan sejujur-jujurnya, aku cukup menyukai posisiku sebagai golongan sadis saat ini.”

“Kamu tahu tidak, Ndri? Kamu menyebalkan!”

Masokis - Selesai

Kisah Rahasia [Rangkaian Keluarga Wijaya]Where stories live. Discover now