Si Pengganggu [Farhan]

13.6K 420 41
                                    

Rating : +17

Dengan penuh konsentrasi Farhan memandang layar komputer, sesekali melirik berkas yang berserakan di meja dan mengetik.

Klek ....

Pintu penghubung antara kamar dan ruang di mana tempat Farhan terbuka, menampakkan sesosok gadis kecil setengah mengantuk yang memegang selimut perca berwarna pastel di tangannya. Hal itu membuat perhatian Farhan yang semula terpusat pada apa yang ditampilkan layar, terpecah.

“A’an ngapain?” tanya si Gadis seraya melangkahkan kaki menuju ke arah Farhan. Saat ia sampai ke depan Farhan, tanpa basi-basi dipanjatnya kaki pria itu untuk menempatkan ia pada tempat terfavorit. Pangkuan Farhan.

Secara otomatis tangan Farhan terulur untuk membantu Danica, dan memeluk tubuh kecil itu saat ia berada di pangkuannya. “Farhan Kerja, Baby.”

“A’an ke’ja telus!” protes Danica yang tidak puas dengan penjelasan Farhan mengenai kegiatannya yang menyita waktu hingga membuatnya tidak tidur bersama seperti hari biasanya.

“Farhan tidak bisa membelikan baju dan mainan Baby kalau tidak kerja,” sekali lagi ia menjelaskan meski perhatiannya telah kembali pada pekerjaan dan satu tangan yang tidak memeluk Danica kini tengah menyalin laporan.

“Culuh olang aja! ‘lo engga, culuh Dan keljain sendili! A’an temein Anica bobo aja!” Saran yang bercampur perintah dari Danica membuat Farhan tertawa, terlebih saat mendengar alasan Danica yang menyuruh ia mengakhiri pekerjaannya. Tapi lagi-lagi Farhan meneruskan apa yang dikerjakannya.

Awalnya Danica hanya diam di pangkuan Farhan. Sesekali mengamati jari Farhan yang bergerak di papan ketik ataupun layar komputer yang semakin lama semakin banyak kata yang tertera di sana. Entah bosan atau kesal karena diabaikan. Tangan kecil Danica kini ikut memenceti papan ketik dengan sembarang. Membuat kata yang disusun Farhan menjadi tumpang-tindih dan tidak dapat terbaca.

“Baby!” seru Farhan sambil mengangkat tangan Danica menjauh dari papan ketik, “jangan, Baby.” Tapi yang ditegur hanya mencebikkan bibirnya dan berpura-pura tidak mendengar.

Beberapa saat kemudian Farhan melanjutkan lagi, namun Danica pun lagi-lagi menyabotase pekerjaan Farhan dengan memukul-mukulkan jarinya ke tombol huruf. “Jangan, Baby. Kalau begini Farhan tidak bisa kerja.”

“Bialin! Bialin A’an nemenin Anica aja. Engga udah ke’ja!”

Farhan pun menyerah, dan membawa Danica ke dalam gendongannya menuju kamar.

...

Kali ini Farhan pun tengah berkonsentrasi terhadap pekerjaannya. Tak lama kemudian bunyi derit pintu penghubung memberitahukan bahwa ada seseorang yang memasuki tempat kerjanya.

Di pintu berdiri seorang wanita berambut coklat-kelabu panjang yang berbalut lingerie sutra berwarna hitam. Bibirnya mencebik saat mengamati Farhan yang tengah asik bekerja. Wanita itu adalah orang yang sama dengan gadis kecil yang beberapa belas tahun yang lalu selalu masuk saat Farhan bekerja di tempat itu pada malam.

“Farhan sedang apa?” pertanyaannya pun meski dengan kata yang berbeda namun mempunyai makna yang sama. Meski ia tahu dengan pasti sedang apa orang ditanya.

“Danica,” kata Farhan yang kini berpaling dari tumpukan pekerjaannya. Dengan bibir yang masih mencebik Danica menghampiri Farhan dan tanpa basa-basi ia langsung menempatkan diri dalam pangkuan pria itu.

“Kerja terus,” keluhnya, “Farhan udah tua tahu! Suruh Dan cari orang lain!” Tapi Farhan terus melanjutkan pekerjaannya—meski kini kepalanya tidak lagi tegak, melainkan bertopang pada bahu Danica. Ia senyum saat mendengar Danica menyinggung usianya yang tidak lagi muda.

“Jadi Farhan sudah tua, Baby?” bisik Farhan di telinga Danica, sementara tangannya menelusup masuk ke balik kain tipis yang membalut tubuh Danica.

“Iya Farhan sudah tua,” tangan Farhan yang menjelajahi tubuh Danica berhenti ketika itu. Danica berpaling menatap Farhan. “Farhan sudah terlalu tua untuk kerja. Seharusnya umuran Farhan itu sudah santai, tidak perlu memikirkan pekerjaan lagi.

“Kalaupun kerja, Farhan Cuma boleh kerjain Danica.” Ia pun mencium suaminya untuk melupakan apa yang tengah dikerjakan.

Dan keinginannya pun terkabul. Beberapa saat kemudian, saat ciuman mereka memanas Farhan menggendong Danica menuju kamar.

Si Pengganggu - Selesai

Kisah Rahasia [Rangkaian Keluarga Wijaya]Where stories live. Discover now