I'm QUEEN

547K 28.8K 858
                                    



"Hari ini kakak kamu pulang ke Indonesia"

"Dia akan menjaga kamu dan adik kamu mulai sekarang!!"

"Seriuslah dengan masa depan kamu dan jaga dirimu dengan baik disana"

"Berhentilah bermain-main, jaga dirimu baik-baik!!"

"Papa ada meeting 5 menit lagi"

"Papa har—,"

Tanpa harus menunggu ceramah singkat tersebut selesai, gadis ini menutup sambungan telfon dengan tanpa dosa.

"Nona—, bagaimana bisa nona menutup telfon tuan besar seperti itu? Tuan besar bisa marah" Pria paruh baya dengan setelan jas hitam dalaman kemeja putih dengan dasi hitam dan dandanan yang sangat rapi mulai berbicara kepada gadis tersebut.

"Tentu saja bisa! Gue tinggal pencet tombol warna merah!! Apa lo nggak bisa?" gadis ini memincingkan senyumnya, menyiniskan ekspresinya ke arah pria dihadapannya.

"salam ke tuan besar lo,Mmm... siapa namannya gue lupa?"

"Mr.Bov nona"

"Yah namanya itulah, gue sangat cinta sama dia!!"

"Bye"

Gadis tersebut berdiri dari kursinya, merapikan rok seragam sekolahnya dan mengambil tas ransel yang ia taruh disampingnya sedari tadi.

"Kenapa dia selalu berkata jaga diri baik-baik , jaga diri baik-baik"

"Gue nggak kenapa-kenapa"

"Dari dulu gue sehat wal-afiat!!"

"Belajar yang rajin?"

"Aissh—, apa nggak cukup juga gue selalu peringkat pertama dari SD sampai SMA sekarang?"

Ia terus meggumel pelan, menggerutu akibat telfon yang ia angkat parusan, tak lain berasal dari papanya sendiri.

"Nona mau kemana?"

"Gue? —"

" Mau ke sekolah. Biar pintar!! Jadi dokter ! Puas?!!"

Suara langkahnya menggebu, menujukkan rasa kesal yang masih kentara di raut wajahnya. Nafas tak beraturan, ia berulang kali menghembuskan beberapa kali untuk mencoba mengendalikan kemarahannya sendiri.

****

Kenapa seseorang perlu sekolah? Apa pentingnya sekolah? Itulah yang sedang ada dibenak gadis bernamakan Dafychi Guanni Freedy. Ia sangat membenci yang namannya sekolah, dan hal yang membuatnya lebih kesal kembali. Bodygard-bodygard tak berotak tersebut menangkapnya dan memaksanya untuk berangkat ke sekolah dan terus saja mengikutinya tanpa henti. Ia sudah muak dengan ini semua!!!!.

Tanpa sekolah ia bisa mendapatkan nilai 100, home-run perfect!!. Tanpa sekolah menurutnya pengetahuannya lebih banyak dari pada guru-guru yang mengajarnya di sekolah. Menurutnya!!.

****

Ify melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas, ia melihat teman-temannya terkejut menatap kehadiranya. Ify tak menggubris tatapan tersebut, ia berjalan ke tempat duduknya. Menaruh tasnya diatas bangku yang paling strategis menurutnya untuk tidur!!!.

"IFY!! Lo masuk sekolah!!" suara teriakan cempreng membuat Ify tidak jadi tidur. Ia melihat kearah pemilik sumber suara tersebut yang kini telah duduk disampingnya dengan senyum terbahagia yang dipunya.

ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang