Aku Pamit, Mario.

313K 15.7K 1.9K
                                    


Kepala Rio hampir pecah, tingkat frustasinya semakin tinggi. Ia telah menyuruh beberapa pengawal Mr. Ann untuk mencari tau apakah yang bersama Joshe itu benar adalah istrinya, dan memang benar jawaban dari mereka menyatakan bahwa itu adalah Ify, istrinya.

Rio juga bertanya langsung kepada Sia, wanita yang selalu menemani Ify. Lagi-lagi jawaban mereka juga sama bahwa Ify menyuruh Sia untuk pulang duluan ke Apartamen dan Ify akan pulang sebelum Rio pulang kerumah. Itulah yang dikatakan oleh Ify kepada sia.

Bukti terakhir yang Rio dapatkan yaitu pada Mr. Lay karena pria itu yang biasanya menjemput istrinya seusai pulang sekolah. Rio mengajak Mr. Lay bertemu tanpa sepengetahuan Ify.

Disinilah mereka berdua berhadapan, di sebuah restoran kecil yang tak jauh dari kantor Rio. Mr. Lay terlihat serius menjawab pertanyaan Rio.

"Bukankah dia sepupu Anda?" tanya Mr. Lay balik, masih belum dapat menangkap pertanyaan Rio.

"Dia memang sepupu saya, tapi yang saya tanyakan disini apa memang Ify mau diajak oleh Joshe keluar dan diantarkan pulang sekolah?"

Mr. Lay berpikir sebentar.

"Itu memang nona Ify." jawab Mr. Lay dengan yakin.

Rio menghela berat,

"Apa yang Ify katakan ke anda ketika dia ikut dengan Joshe?"

"Dia tidak mengatakan sesuatu yang panjang, hanya menyuruh saya pulang karena ingin ikut dengan Tuan Joshe. Sebelumnya juga Tuan Joshe memperkenalkan dirinya sebentar bahwa dia adalah sepupu anda"

"Hanya itu?"

"I..ya" jawab Mr. Lay dengan sedikit tidak yakin.

Rio mengangguk kecil, semuanya sudah lebih dari jelas. Rasa sakit hatinya semakin bertambah. Rio berdiri dan memundurkan kursinya, berniat untuk pamitan kepada Mr. Lay.

"Tuan Mario" panggil Mr. Lay mencegah Rio yang akan beranjak.

Rio menatap Mr. Lay, menunggu pria paruh baya itu melanjutkan perkataanya.

"Setiap hari nona Ify pasti dijemput oleh Tuan Joshe, tapi ketika berangkat sekolah nona Ify sama sekali tidak mengatakan bahwa pulang sekolah nanti Tuan Joshe akan menjemputnya"

"Jika biasanya Tuan Rio yang menjemput, Nona Ify pasti akan menelfon saya terlebih dahulu memberitahukan agar saya tidak perlu menjemput"

"Jadi selama beberapa minggu ini, saya selalu menjemput Nona Ify dengan sia-sia, Nona selalu menyuruh saya pulang lagi"

Rio mendengarkannya saja dengan baik, memasang kedua telinganya lebar-lebar.

"Yang buat saya sedikit heran, Nona Ify sama ketika mengatakan itu kepada saya. Dia sama sekali tidak pernah menatap saya. Dia berkata dengan mendudukan kepalanya. Saya tidak tau kenapa, Jadi saya sempat sedikit ragu dan berpikir yang sedang saya hadapi itu adalah...."

"Otherside Ify?" tanya Rio menyahuti.

Mr. Lay menganggukan kepalanya.

"Tapi nada suara nona Ify terdengar tenang dan tegas jadi saya mengira bahwa itu memang nona Ify"

Rio menghela berat,

"Apa pernah selama ini otherside Ify muncul tanpa dia pingsan terlebih dahulu?"

"Tidak pernah. Otherside nona Ify akan tiba-tiba muncul setelah nona pingsan. Selalu seperti itu. "

"Apa mungkin atau pernah otherside Ify muncul tapi dalam waktu 2 atau 3 jam dia akan kembali ke Ify semula?"

ELWhere stories live. Discover now