bonus chapter - 3

812 85 17
                                    

3 years later..
Toronto, June 5

Hari ini, Clay kembali ke tempat dimana dia bertemu dengan sosok cinta pertamanya, yang tidak akan bisa dia lupakan sampai kapanpun.

Tapi kali ini, dia hadir dengan gaun putih berhiaskan berlian di beberapa titik yang membalut tubuhnya, dan kerudung putih transparan yang menutupi wajahnya. Rambutnya disanggul rapi, dan dia tampak seperti tuan putri sungguhan.

Ayahnya memang benar-benar menjalankan usaha di Danau Capulet sejak saat itu. Tapi semuanya berubah. Dia tidak dikurung lagi, dia bebas, tapi satu hal yang pasti, adalah takdirnya bukanlah bersama dengan cinta pertamanya itu.

Clay membutuhkan waktu yang cukup lama untuk benar-benar merelakan Harry, sampai dia bertemu Niall, yang pada awalnya hanyalah rekan kerja teman ayahnya. Mereka menjadi dekat, dan setelah cukup lama Clay menceritakan kepada Niall soal kisahnya, dan Niall mengerti sepenuhnya.

Clay tidak tahu kenapa Niall bisa jatuh hati padanya. Gadis bodoh yang tidak menarik, dan memiliki masa lalu yang tidak begitu indah. Tapi Niall malah memilihnya, dan dari pria itu, Clay belajar banyak.

Cahaya matahari bersinar, menembusi kerimbunan pepohonan di Pulau Tunel yang tidak begitu banyak berubah. Ayah Clay berusaha agar tetap menyimpan sisi natural dan kultural dari pulau itu, tentunya atas saran Clay juga.

Di atas puing-puing bekas kastil yang beberapanya masih berdiri tegak, kursi-kursi ditata rapi, didesain sedemikian rupa agar menjadi tempat yang layak bagi dua insan untuk mengikat janji sehidup-semati mereka.

Clay berjalan sambil menggandeng tangan ayahnya, menuju altar, dimana Niall berdiri tegak dengan senyum yang tidak bisa luntur dari wajahnya. Di depan Clay dan sang ayah, ada seorang gadis kecil yang menjadi cupid mereka, yang tak lain adalah Darcy, putri sulung Harry dan Barbara. Gadis kecil berumur tiga tahun itu sibuk menebarkan bunga, membuat undangan lain gemas melihat tingkahnya.

Harry sendiri menjadi fotografer pernikahan Niall dan Clay, seperti yang sudah dijanjikannya saat resepsi pernikahannya tahun lalu, sedangkan Barbara menjadi bridesmaid bersama Eleanor dan Perrie, dua teman baru Clay.

Akhirnya Clay pun sampai di altar, dan Niall dengan sigap menggandeng tangan calon istrinya, dan upacara pun dimulai.

Dari semua yang Clay lalui, dia belajar banyak.

Yang pertama ; jangan ragu untuk pergi berpetualang dan mengenal orang baru. Rules are made to be broken. Clay tidak menyesal sama sekali atas keputusannya untuk melarikan diri dari rumah saat itu.

Yang kedua ; kau bisa percaya dengan cinta pada pandangan pertama, tapi hati-hati terhadapnya. Loving can hurt sometimes. Kisah tiap orang berbeda, dan Clay tahu itu. Tapi dia belajar untuk selalu berhati-hati terhadap yang namanya cinta, karena kita semua tahu bahwa cinta itu buta.

Yang ketiga ; putus hubungan dari seseorang bukan berarti dunia berakhir. Kalau kau memang ditakdirkan bersama orang itu, pasti kalian akan kembali bersama di saat yang tepat. Tapi kalau tidak, Tuhan pasti sudah menyiapkan jodohmu.

Yang keempat ; jangan biarkan cinta membuatmu terpuruk. Cinta itu ada untuk membawa kebahagiaan, bukan air mata kesedihan yang selalu mengalir tiap detik. Tersenyumlah. Kau beruntung bisa memiliki perasaan untuk saling mencintai dan dicintai.

Yang kelima ; syukuri apa yang kau miliki, apapun itu. Keluarga, sahabat, pacar, bahkan hewan peliharaan.

Clay memandang langit biru di atasnya, dan tersenyum.

Life was never easy, but if something bad happens in Your life, it means God gave it to You because you can handle it and to give you a lesson of a lifetime.

Ready to Run [hs A.U]Where stories live. Discover now