empat - terowongan.

743 115 17
                                    

Angin sepoi-sepoi bertiup, membuat helaian-helaian rambut gadis itu berterbangan di udara. Dia mengambil nafas panjang, lalu tertawa renyah. Pria yang berdiri tak jauh dari hadapannya juga ikut tertawa, memamerkan kedua lesung pipinya yang dalam.

"Harry, tadi itu menyenangkan!" Clay berjalan ke arah tempat dimana dia menaruh tasnya tadi, dan duduk di atas rumput tepat di samping tasnya. Harry menyusul dan duduk di samping baju kausnya yang dia lipat rapi di samping tas Clay.

"Kapan-kapan kita lakukan lagi kalau kau mau. Ternyata enak juga ya, jalan-jalan dengan teman." Harry tersenyum lembut sambil menatap sisi barat Danau Capulet, begitu pula dengan Clay. Tapi sedetik kemudian gadis itu berbalik, dengan kening yang berkerut.

"Tunggu, jadi sekarang kita teman?" Clay bertanya dengan hati-hati, dan Harry yang telah mengalihkan pandangannya dari pemandangan danau menatap Clay dengan wajah tak yakin.

"Umm, ya? Kalau kau tidak ma-"
"Tentu saja aku mau!" Clay menyela ucapan Harry, tapi kemudian menutup mulutnya dengan spontan. "Maaf." Harry terkikik melihat tingkah Clay, dan melihat itu Clay ikut tertawa. Dia merasa seolah-olah bertingkah seperti anak kecil, dan karena itu Clay mengubah posisi duduknya menjadi lebih tegap, tidak ingin mempermalukan dirinya sendiri.

"Oh ya Clay, kita kesini kan untuk melihat kenapa pulau ini diberi nama Tunel, ya kan?" Harry bertanya, sambil mengibas-ngibaskan baju kausnya. Tentu saja karena dia tidak memakai baju, jadi tubuhnya menjadi lebih cepat kering daripada Clay. 
"Oh ya, aku nyaris lupa." Clay menepuk jidatnya sendiri, sementara Harry berdiri dan memakai bajunya. Clay jadi teringat akan tato Harry, tapi dia rasa dia bisa menanyakan hal itu nanti.

"Ayo, ini tak akan lama kok. Setelah ini kita harus pulang, aku lapar." Harry memegang perutnya sendiri, dan dengan dramatis mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil. Clay yang juga sudah berdiri tertawa melihatnya. Dia mengangkat tasnya, begitu pula dengan sepatunya.  Belum saja Clay berjalan, Harry sudah menahannya.

"Biar kubantu." Harry tersenyum simpul sambil menarik tas Clay dari bahu gadis itu, dan Clay tidak menolak. "Makasih." Clay lalu mengekor Harry, kembali ke arah reruntuhan. Keningnya berkerut, sementara otaknya dipenuhi dengan rasa penasaran yang tinggi. Mereka kembali berdiri di lantai batu bundar yang tersisa, dan Harry berkacak pinggang.

"Jadi," dia berdehem, "Kalau kau perhatikan baik-baik, di atas batu ini, ada semacam besi." Harry berjongkok, dan Clay ikut berjongkok di hadapannya. Harry membersihkan butiran-butiran pasir yang menutupi permukaan batu itu, dan benar saja, di bawahnya ada semacam besi.

"Nah, kalau kau tarik besi ini ke arah yang tepat," Harry menarik besi itu, sementara Clay menatapnya dengan penuh perhatian. Ini mengagumkan, dua kata itu terus berulang-ulang di benaknya seperti mantra.
Secara tiba-tiba, setelah Harry menarik besi itu, terdengar suara seperti ada benda yang digeser. Clay refleks berdiri, karena suara itu cukup besar.
"Nah, kau lihat itu?" Harry berdiri di belakangnya, menunjuk ke arah lingkaran batu yang lebih kecil dari lingkaran batu yang menjadi tempat mereka berpijak sekarang, "Itulah tunel."
Harry menatap ekspresi Clay yang masih kebingungan, dan tersenyum kecil. "Ayoo."

Clay langsung menyusul Harry ketika melihat pria itu berjalan menuju lingkaran batu tadi, dan ketika sampai di sana, betapa terkejutnya Clay melihat sebuah lubang yang cukup dalam. Lantai batunya menghilang.

"Jadi, besi itu seperti tombol untuk menggeser lantai batu ini. Keren kan?" Harry menunjuk ke arah lubang itu, dan Clay mengangguk-angguk setuju.
"Ada apa di bawah sana?" Clay bertanya, masih mengamati lubang itu.
"Tak tahu. Aku pernah melempar batu ke dalamnya, tapi tak terdengar apa-apa. Terlalu dalam." Harry mengangkat bahunya, dan Clay bergidik ngeri, membayangkan bagaimana kalau dia jatuh ke dalam lubang itu. Lubangnya cukup besar, diameternya mungkin sekitar satu setengah meter.
"Agak menyeramkan." Clay berpaling dari lubang itu, kembali berjalan ke arah lingkaran yang lebih besar.
"Bagaimana menutupnya, Harry?"

Ready to Run [hs A.U]Where stories live. Discover now