Chapter 1

9.1K 316 2
                                    

1 Mei

Adriane

Kubalik halaman yang baru kubaca, lihat sekilas, lalu kututup buku itu. Aku melemparkannya ke bantal di ujung tempat tidur dan tersenyum sendiri. Aku bisa merasakan goosebumps di lenganku. Aku suka perasaan ini, perasaan senang berlebihan  setelah kau menyelesaikan sebuah buku yang menarik. Rasanya seperti kau masuk ke dunia sang tokoh utama, menjadi dirinya, merasakan setiap denyut jantung, ketegangan, kebahagiaan, ketakutan, merasakan setiap tetes adrenalin, atau air mata yang mengaliri pipimu.

That’s exactly what I feel.

Aku menarik nafas, melompat turun dari tempat tidurku dan lari ke kamar mandi. Yah, jangan salahkan aku kalau aku belum mandi sekarang masih libur dan aku terbangun jam 2 pagi, bukannya menyiapkan hari tapi malah menenggelamkan hidung di antara halaman-halaman menakjubkan itu. Until. The very last. Page.

Rumahku sepi. Aku yakin tentang itu, soalnya setiap hari juga begitu, sih. Tepat seminggu yang lalu, aku pasti sedang mengerjakan ujian hari ke tiga. Aku senang semua itu sudah berlalu, pikirku di kamar mandi.

Setelah memastikan dompet dan handphoneku tidak tertinggal, aku menuruni tangga, keluar pintu dan menguncinya. Aku tak akan pulang setelah orangtuaku, jadi kuncinya kubawa saja. Dipinggir jalan aku menyetop taksi dan meminta supirnya membawaku ke toko buku.

*

Aku suka aroma buku baru. Karena itu toko buku merupakan salah satu tempat favoritku di kota ini. Disaat remaja lain, teman-temanku meluangkan waktu mereka untuk belanja, aku rela berdiri berjam-jam di toko buku.

Aku menahan diriku untuk tersenyum sendiri dan mulai menelusuri rak buku, mencari sekuel buku yang tadi baru kuselesaikan. Dan, astaga. Ada satu yang sudah dibuka… aku melirik ke arah kamera CCTV. Oh, ya, aku hafal tempatnya. Aku rasa ini bukan tindakan berdosa, berhubung bukan aku yang membuka plastik pembungkus buku baru. Aku ambil buku itu dan melangkah dengan riang menuju tempat duduk yang disediakan pihak toko buku. Kalau numpang baca itu tidak boleh, apa yang mereka harapkan dari pengunjung duduk disitu? Membaca sinopsis?

**

Niall

Setelah kontak mata tadi, aku tidak bisa melepas pandanganku dari gadis itu. Bukan, bukan karena aku suka dia. Tapi karena dia baru saja menangis. Apa yang dia lakukan, menangis di tempat seperti ini? Numpang baca? Aku jadi penasaran.

Aku sengaja lewat di depannya, berusaha melihat judul buku yang dibacanya. Hmm.. sepertinya menarik. Aku menelusuri jajaran rak buku sampai akhirnya menemukan buku itu. Ternyata ada buku pertamanya. Aku langsung mengambilnya dan membawanya ke kasir.

**

Adriane

Aduh, kenapa air mataku tidak bisa berhenti mengalir? Sadar, Adriane, ini di tempat umum. Tapi sepertinya mereka tak mau menurut. Aku mengeringkan mata dengan tisu dan melihat ke sekeliling.

Seorang cowok berambut pirang menaiki tangga menuju lantai tempatku berada sekarang. Dia mulai melihat-lihat judul buku, ketika tiba-tiba.. cowok itu mendongakan kepalanya, menatap tepat ke arahku.

Tepat. Ke arahku. Aku pura-pura melanjutkan membaca. Damn, he’s attractive. Dari sudut mataku, aku melihatnya berjalan melewatiku. Kemudian dia pergi ke jajaran tempat aku mengambil buku ini. Dia melihat sinopsis buku pertama sebentar, dan membawanya ke kasir.

Aku mengulum senyum.

Gotcha.

***

VOTE, COMMENT, WHATEVER, JUST DO! Anddd guys, aku tahu ini part 1 nya garing tapi kalo dilanjutin baca sampe chapter 7 kesana pasti gaakan nyesel deh!

30 Days of Niall [Adriall #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang