KARMA ITU MEMANG SEHARUSNYA MILIKMU

6.3K 211 4
                                    

"I,iya dia Abangku Isyah"ucap Putra.

"Seperti yang ku duga kamu akan bisa melewati semuanya Isyah, sekarang aku sudah lega berarti tak ada yg perlu ku pertanggungjawabkan sempat dalam pikiranku kamu bunuh diri" ucap Darta.

Isyah tak mampu berkata-kata, hanya airmata yang terus mengalir di pipinya.

"Kenapa kamu menangis Isyah, aku minta maaf karena kejadian tadi aku sudah menjelaskan semuanya"ucap Putra

Isyah pun tersenyum kecil.

"Kalian berdua sama saja, apalagi dengan abangmu itu dia benar-benar lelaki bajingan."

Putra pun kaget mendengar perkataan Isyah, kemudian ia menatap Darta.

"Jadi ini wanita yang ingin kamu nikahi, ternyata kamu suka wanita bekas abang ya." Ucal Darta

"Ma,maksud abang bekas apa?." Ucap Putra.

"Iya, yang sedang menangis itu adalah wanita polos yang sudah berhasil menggoda abangmu ini." Ucap Darta,

Parrr!

"Berani sekali kamu berkata seperti itu tentang anak saya! Setelah kamu memanfaatkannya untuk nafsumu setelah itu kau hina dan caci dia!." Ucap Pak Kiai.

Isyah pun kaget melihat kedatangan Bapak, Umi, Aura dan Ayu pun hadir.

"Astagfirullahaladzim, bapak kenapa tiba-tiba kesini pak?." Ucap Isyah sambil memegang tangan Pak Kiai.

"Jangan sentuh aku! Dengan tangan kamu yang penuh dengan dosa itu!." Ucap Kiai.

Kemudian Ustad Yusuf Mansyur pun datang beserta para santri lainnya tak terkecuali Sulis, Iis dan Salsa.

"Kamu tau! Saya selalu berdoa kepada Gusti Allah unyuk dipertemukan dengan kamu! Agar saya bisa menjalankan perintahNya untuk memberikan hukuman atas perilaku zinah kalian berdua." Ucap Kiai kepada Darta.

"Maaf, pak kiai ini ada apa ya mungkin kita bisa selesaikan ini secara baik-baik?." Ucap Yusuf Mansyur.

"Tak perlu diselesaikan secara baik-baik! Mereka telah berzinah! Dan mereka harus dihukum cambuk 100x sekarang juga!." Ucap Kiai.

"Tapi Pak Kiai semua itu ada aturannya harus ada saksi yang melihat kebenarannya dan juga pengakuan dari mereka." Ucap Uztad

"Tidak perlu saksi karena saya Bapaknya dan Uminya sudah menjadi saksi kelakuan buruk anak kami, lebih baik saya tidak punya anak dari pada saya punya anak yang hanya membawa aib saya simata Allah." Ucap Kiai.

"Bapak, kenapa bapak kejam sekali kepada Isyah pak ...." Isak Isyah.

"Sudah ku bilang jangan sebut aku dengan panggilan bapak!." Ucap kiai.

"Astagfirullahaladzim,bagaimana ini bisa terjadi uztad putra! bagaimana bisa seorang ikhwan yg bukan santri di sini masuk kesantri akhwat disini saya benar-benar kecewa dengan antum uztad putra! Bisa lalai dalam menjaga batasan di Pondok ini!." Ucap Uztad.

Putra pun mengepalkan tangannya dan tanpa sadar ia meneteskan air matanya.

"Maafkan saya uztad ... saya tidak bermaksud membawa orang lain masuk kedalam ponpes ini uztad karena dia bukan orang lain dia abang saya Mas Darta namanya uztad, saya akan bertanggung jawab tentang ini semua uztad saya akan mengundurkan diri uztad tapi saya benar-benar tak tahu mengenai masalah abang saya dengan Isyah uztad dan saya baru mengerti setelah pak kiai menjelaskan uztad dan saya merasa tidak berhak ikut campur uztad saya pamit keruangan saya dulu uztad,"  Ucap Putra yang kemudian beranjak pergi sambil menghapus air matanya.

"Astagfirullahaladzim..uztad putra! Kemana ente! Maaf pak kiai mungkin kita bisa masuk terdahulu Isyah dan anda mas Darta bisa ikut dengan saya! Hukuman cambuk tidak bisa sembarang dilakukan tanpa keterangan yang pasti dan para santri yang tidak berkepentingan saya harap kembali melakukan aktivitas nya masing-masing." Ucap Uztad.

Biarkan Aku Tanpa Ta'arufWhere stories live. Discover now