DIA DAN SEGALA YANG MENGUBAHKU

6.8K 242 12
                                    

"Elloh!! (Sambil menunjuk Uztad yang sedang berceramah di depan), Putra kan?!"ucap Isyah.

Seketika suasana menjadi hening, Iis dan Sulis pun terkejut melihat apa yang telah dilakukannya.

"Ya Allah kamu ngapain Ukhti ... emang gak liat apa lagi majelis"ucap Iis sambil menarik Isyah duduk sambil mengedip-ngedipkan mata sebagai simbol harus menuruti kata-katanya.

"Monggo Uztad dilanjutkan ceramahnya (sambil senyum-senyum ke para santri agar memaklumi kejadian tersebut), afwan banget ya ... atas kejadian barusan"ucap Sulis

Kemudian Uztad Putra melanjutkan acara majelis hingga selesai, namun pandangan Isyah tak luput darinya. Setelah acara majelis selesai, kemudian semua santri kembali ke kamarnya masing-masing dan mereka pun kemudian pergi tidur. Isyah yang tertidur terbangun oleh suara seseorang yang sedang mengaji.

"Audzubillahiminasyaithonirrajim ... Bismillahirahmannirahim ... Ar-Rahman ..., Allamalquran ... Kholaqolinsan ... Allamahulbayan ... (sambil menangis) ... Fabiayyialaairobbikumatukadziban ... (suara tangisannya semakin kencang) ... Tabarokasmurobbikadziljalaliwalikrom ... Shodaqollahuladzim."ucap Iis sambil menghapus airmata lalu kaget melihat seseorang disampingnya. "Astaghfirullahaladzim ... Isyah kamu ngagetin ane!"ucapnya.

"Kenapa kamu nangis, padahal kamu cuma baca Al-qu'an?"tanya Isyah.

"Ihik ... ihik ... (terdengar suara seseorang menangis) Astagfirullahaladzim ... ampuni aku Ya Allah padahal kami tahu, tiada nikmat-Mu yang bisa kami dustakan"ucap Iis kemudian kembali pulas tertidur.

"Kok dia juga nangis? Trus, gimana caranya supaya aku juga ikut nangis?"tanya Isyah.

Sulis menarik tangan Isyah lalu berkata "Iqro"ucap Sulis sambil meletakkan tangannya pada Alqu'an,

"Masa dengan membaca arabnya saja sudah bisa menangis, emang kamu sholat apa jam segini Isya kan sudah lewat."ucap Isyah.

"Aku sholat Sunnah sebelum tidur (sambil merapikan alat sholatnya kemudian pergi menarik selimutnya untuk tidur) caranya cukup tadaburi ayat-Nya dengan hati Isyah, saat hati yang hanya mengharap Ridho-Nya yang akan menyadari betapa menakjubkannya Al-Qur'an"ucap Sulis lalu pergi meninggalkannya tidur.

"Yang ku tahu tadabur alam, emang ada ya tadabur ayat, bagaimana ya rasanya? mau coba ah ... "ucapnya bertanya pada diri sendiri.

Isyahpun mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat sunnah kemudian membaca Al-Qur'an.

"Audzubillahiminasyaithonirajim ... Bismillahirahmanirahim ... Alif Lam Mim ... Dzalikalkitabularoybafihhudallilmutaqin ... Alladzinayu'minunabighoybi wayuqimunasholata wamimmarozaq'na humyungfiqun...(sambil melirik dan membaca artinya, ia terus membacanya tiba-tiba tumpahlah air matanya) Shodaqollohuladzim .... Astagfirullahaladzim Ya Allah ... ampuni hamba."ucap Isyah sambil bersujud memohon ampun. Iis pun menangis namun langsung membekap mulut dengan kedua tangan agar Isyah tak mendengar suaranya.
Sementara Sulis langsung bangun memeluk Isyah karena bahagia atas perubahannya.

"Sudahlah Isyah"ucap Sulis sambil memeluknya dan melirik arti ayat Al-Qur'an yang dibaca olehnya.

"Mereka ingin menipu Allah dan orang-orang yang beriman padahal mereka menipu diri mereka sendiri. Didalam hati mereka terdapat penyakit kemudian Allah menambahkan lagi penyakit dalam hati mereka (Qs.Al-Baqarah ayat 9-10)."

"Semua kejadian yang menimpaku ini tidak akan terjadi jika aku tidak berdusta."ucap Isyah sambil menangis di pelukan Sulis.

"Ambil hikmahnya (sambil melepaskan pelukkan dan memenggang wajah Isyah) dan berubahlah kemudian berjanjilah atas nama Allah tancapkan lah benar-benar arti Syahadat saudariku."ucap Sulis yang kemudian ikut menangis melihatnya.

Malam itu merupakan malam yang luar biasa bagi Isyah, semua itu merubah total dirinya memperbaiki arti iman secara kaffah. Mulai rajin beribadah, menghapal hadist dan Al-Qur'an serta satu lagi tak banyak bicara. Dan dari semua aktivitas Isyah, Putra diam-diam memperhatikan semua apa yang dilakukannya. Sering ia mencoba menegur di setiap ada kesempatan namun selalu tak berhasil, sampai suatu saat, Putra meyakinkan diri untuk menemui Ketua Pondok Pesantren Darul Qur'an, Uztad Yusuf Mansyur.

"Uztad saya mau melamar seseorang"ucap Putra.

"SubhanAllah ... beneran yakin Ente mau melamar akhwat!."ucap Uztad Yusuf Mansur.

"Na'am Uztad ... tolong bantu saya ta'aruf dengannya Uztad" Ucapnya.

"Baiklah kalau Ente bener-bener yakin ... Ente kasih tahu keluarga Ente terus Ente bawa dah kemari nanti kita omongin sama-sama siapa calonnya dan segalanya."ucap Uztad Yusuf Mansyur.

"Syukron Uztad JazakAllah Uztad, Ane pamit Uztad (sambil menyalimi tangan Uztad Yusuf Mansyur) Assalamualaikum."ucap Putra kegirangan lalu beranjak pergi.

"Walaikumsalam"ucap Uztad Yusuf Mansyur.

"Iman adalah mutiara, yang dimiliki manusia, yang meyakini Allah ... Maha Esa, Maha Kuasa. "Dering Handphone Putra berbunyi saat ia baru keluar dari ruangan Uztad Yusuf Mansyur.

"Assalamualaikum ... iya Bang?"ucap Putra.

"Walaikumsalam,dimana Ente?"ucapnya.

"Kenapa Bang."tanya Putra.

"Gini nih, Ane mau mondokkin calon Ane di Pesantren Ente."ucapnya.

"Astagfirullahadzim ... Abang pacaran lagi!! Sudahlah Bang Insyaf Bang, dosa! Jodoh itu sudah di tentukan sama Allah Bang"ucap Putra.

"Eh, Ente diam! Masih kecil ngelawan orang tua Ente! Didikan siapa Ente! Ane tahu jodoh itu ditangan Allah tapi jodoh itu gak akan datang kalau kita gak berusaha menjempunya ngerti Ente! Ane sudah dijalan besok lusa Ane sampe! Yasudah! Assalamualaikum"ucap Mas Darta yang dalam perjalanan menuju Pondok Darul Qur'an menggunakan mobil bersama pacarnya.

"Walaikumsalam,(menutup telepon) kok tiba-tiba perasaan Ane gak enak ya Bang Darta mau datang kemari"ucap Putra.

Ciluk ba... cape nih readers ... next time makin seru loh ceritanya simak terus ya siapkan mata dan ingat terus judulnya *_* thanks for reading.




Biarkan Aku Tanpa Ta'arufWhere stories live. Discover now