[Part 8: PERJANJIAN SELESAI]

7K 603 124
                                    

Semesta itu nyata begitupun dengan setiap luka yang berada di dalam nya.

°°°

Tandai typo yah manis 🙏 terimakasih dan selamat membaca.

Oh iya, hampir lupa. Minal aidzin Wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin teman-teman 🙏💞 maaf kalau sering buat kalian nunggu lama dan buat kalian capek nunggu huhuhu, harus di maafin okay 😁

°°°

Rey menyiapkan beberapa makanan yang sudah dia masak dengan ikhlas tanpa pamrih, ekhem mungkin sedikit.

Anessa masih belum sadar, dia masih tidur di ranjangnya.

Rey menghembuskan nafas nya melihat wajah pucat itu, kalau saja dia bisa di ajak baik-baik Rey tidak akan melakukan itu kepadanya.

Rey menggeret kursi belajar nya mendekat ke arah Anessa. Anessa perlahan membuka matanya saat merasakan seluruh badanya pegal.

Rey duduk di kursi tersebut dengan wajah datarnya.

"Brengsek!" umpat Anessa ketika melihat Rey berada di hadapan nya. Tangan Anessa sudah terkepal kuat hendak menghantam wajah Rey.

Rey tersenyum licik melihat usaha sia-sia itu. Anessa melirik ke kedua tangan nya yang di rantai oleh Rey di headboard.

"Lepasin gue! Gila lo yah! Lo pikir gue binatang lo rantai kaya gini!?" bentak Anessa marah dan tak terima. Anessa ingin menggerakkan kakinya namun tidak bisa, Rey juga merantai kakinya saat ini.

"Lepasin gue anjing! Mau lo apasih orang gila! Lepasin gue! Gue bunuh lo Rey! Cepet lepasin gue!" marah Anessa tantrum.

"Makan dulu, baru," sahut Rey.

"Baru apa?! Lepasin cepet!" sargas Anessa.

"Baru gue tidurin lo," jawab Rey datar.

Anessa langsung melotot mendengar itu, ketantruman nya semakin menggila. Rantai itu berukuran cukup besar dan di ikat secara brutal di tangan nya oleh Rey, ada beberapa lapis rantai untuk membuat Anessa tidak bisa berkutik saat ini.

"SETAN LO! LEPASIN GUE! ORANG GILA! BISA-BISANYA LO ANJING! LEPASIN GUE!" teriak Anessa semakin membuat tangan nya itu terluka.

Rey geleng-geleng kepala melihat kelakuan Anessa itu, baru saja di ancam dengan kata-kata nya sudah semarah itu apalagi jika Rey benar-benar melakukan nya. Tapi tidak, Rey tidak benar-benar menginginkan itu dia hanya ingin membuat Anessa panik saja seperti yang biasa Anessa lakukan kepadanya.

"Teriak sampai pita suara lo putus. Lo gak akan bisa lepas," sahut Rey.

"Lepasin gue! Lo mau gue gantung Rey! Rey gila! Argh! Liat aja lo! Gue hancurin otak mesum lo itu nanti! Liat aja! Gue gak bohong!" teriak Anessa menggila. Otak mesum Rey bertambah gila saja, dia benar-benar sangat licik sekarang. Dia merantai Anessa dan akan meniduri Anessa? Gila, dia benar-benar sudah tidak waras.

Rey meninggalkan Anessa yang tengah tantrum itu, dia keluar dari kamarnya kemudian mengambil sebatang rokok untuk dia nikmati asapnya.

Satu kepulan asap rokok itu mengudara di hadapan nya. Dia berdiri di depan pintu kamarnya menunggu gadis berisik itu untuk diam.

The Second Generation Where stories live. Discover now