[Part 6: TIGA PILAR UTAMA]

8K 708 492
                                    

Mereka yang telah melihatnya dan di hantui oleh ketakutan mereka.

°°°

.

Anessa gelap mata, jalan nya tak terarah, teriakan di mana-mana. Tapi dia tetap melangkah naik ke atas, sampai pada tangga terakhir pada sebuah gedung tinggi yang membuat pikiran nya semakin kacau.

Anessa menoleh ke kanan dan ke kiri. Dimana dia? Kenapa sampai sejauh ini? Kaki telanjang nya itu berdarah-darah tanpa dia sadari, tubuhnya babak belur. Matanya menatap ke bawah.

Jantungnya langsung berdebar saat melihat lautan darah di bawahnya. Apa semua ini?

"Sudah siap?"

Anessa langsung mundur saat mendengar suara itu. Anessa menelan ludah nya kasar, bibirnya memucat, air di wajah nya berjatuhan.

"Siap untuk mati? Anessa."

Mata Anessa melotot saat melihat sebuah pisau menancap di perut nya.

"Argh!"

"Bos!"

Anessa langsung membuka matanya.

"Bos!" panggil Ilham saat melihat Anessa sadar dari pingsan nya. Anessa tiba-tiba berteriak dan mengejutkan Ilham yang tengah berjaga di sana.

"Anjing!" pekik Anessa terkejut saat melihat Ilham di samping nya.

"Lo ngagetin aja sih!" maki Anessa yang dengan wajah yang masih memucat itu.

"Lo teriak tadi bos, lo mimpi apaan?" tanya Ilham.

"Gue mimpi di tusuk," jawab Anessa setelah beberapa detik menormalkan deru nafasnya.

"Di tusuk?" Kejut Ilham ngeri.

"Jangan bilang yang nusuk Bang Rey?" tanya Ilham menebak.

Anessa juga tidak melihatnya. Kejadian itu seperti nyata, tapi itu hanya mimpi, ini mungkin karena efek samping dari racun itu. Sial, dia kembali mengingatnya. Psikopat itu sangat menjengkelkan, ketakutan akan kematian saat bertemu dengan Rey terbawa sampai ke mimpi nya.

Dia pindah dari kotanya hanya untuk menghindari masalah dan sekarang malah masalah besar yang menghantui nya. Si gila Rey itu sangat menyusahkan otak nya.

"Lo udah sadar bos?" tanya Reza yang baru saja datang bersama Davi membawa dua kantong makanan.

"Buta lo ya, pakai nanya," sahut Ilham.

"Namanya juga kaget, ya nanya lah," jawab Reza.

"Gimana keadaan lo bos?" tanya Davi kepada Anessa.

"Pusing dikit," jawab Anessa.

"Bos mimpi di tusuk," kata Ilham kepada kedua teman nya itu. Elnino tidak ikut kembali ke rumah sakit karena masih ada kelas pagi di universitas nya.

"Di tusuk?"

"Iya. Dia sampai teriak tadi," jawab Ilham.

"Lo pasti kepikiran banget ya bos," tebak Reza.

"Gak lah. Ngapain," jawab Anessa.

"Dia mati?" tanya Anessa kepada kedua teman nya.

Ketiganya saling tatap, bagaimana menjelaskan nya. Rey semalam mengunjungi Anessa dengan keadaan yang sangat sehat tetapi mereka di larang untuk memberi tahu Anessa tentang itu.

"Mati yah?" tebak Anessa. Beban Anessa sejenak langsung berkurang. Syukurlah, psikopat itu sangat gila. Beruntung saja Anessa selamat.

"Bang Rey baik-baik aja bos," jawab Davi.

The Second Generation Where stories live. Discover now