[Part 4: DINNER]

8.6K 579 392
                                    

Dendam itu masih ada, dan masih sangat melekat.

Unknown.

°°°
.
.
.

Target mereka sekarang adalah geng anak SMA yang telah merundung salah satu siswi di sana. Anessa menunggu Davi di depan supermarket. Kalau berurusan dengan anak-anak seperti mereka Davi bisa mengatasi masalah ini sendiri.

Anessa memicingkan matanya saat melihat motor Davi melaju di depan nya. Anessa langsung bangkit dari duduknya dan segera naik ke atas motor nya.

Decitan rem motor Ducati nya itu menggesek ban motor Anessa yang berputar cepat sehingga membuat motor nya berputar seratus delapan puluh derajat di atas aspal menghalangi para preman yang mengajar Davi.

"Bangsat!"

"Ada masalah apa lo!" bentak pemimpin preman itu marah saat Anessa menghalangi jalan nya.

Tak menggubris ucapan preman tersebut Anessa terus menarik gas nya dan menekan rem sepeda motor nya mengusik pendengaran para preman tersebut.

"Bangsat!" Suara para preman itu menggelegar sampai menggetarkan jantung pengguna jalan lain yang mendengar itu. Berani sekali pengendara motor satu itu mencegat para preman berwajah menyeramkan itu.

"Hajar dia!" titah pemimpin preman itu.

Anessa memutar motornya ke arah barisan para preman tersebut.
Anessa mulai mencondongkan tubuhnya ke depan, menginjak rem belakang motornya, kemudian menarik penuh gas motor itu dan memasukan perseneling ke gigi satu yang membuat body depan motor nya terangkat dan membelah kerumunan preman yang menghalangi jalan nya.

"Kejar!" para preman itu berbalik arah dan memutuskan untuk mengejar Anessa.

Tepat di titik lokasi yang di kirim oleh klien nya itu Anessa berhenti. Dia langsung turun dari atas motornya tanpa melepas helm full face nya.

Segerombolan preman itu mengepung Anessa dari segala sisi.

Apakah orang ini bodoh atau memang mau bunuh diri dengan memutuskan berhenti di saat mereka tengah mengejarnya.

Motor para preman itu berjalan beriringan mengelilingi Anessa dan motor kesayangan nya itu. Mereka menertawakan kebodohan Anessa yang malah berada di tengah tengah kepungan mereka sekarang.

"Gak pernah service motor nih orang," kata Anessa dari balik helm full face nya. Tangan Anessa langsung terarah menarik salah satu rambut preman itu kuat dan membuatnya terjatuh dari motornya dan menbuat teman-teman yang berjalan di belakang nya ikut terjatuh.

Suara pukulan kuat yang mendarat di kepala preman itu menggema di telinga teman-teman nya. Lagi, suara pukulan itu semakin nyaring dan mengilukan indera pendengaran mereka.

Mereka langsung membantu teman nya yang di hajar oleh pengendara motor itu.

Anessa dengan sigap menghindari pukulan dari orang yang ada di belakangnya. Anessa mendapatkan lengan itu.

Suara retakan tulang lengan pria itu terdengar sampai ke telinga Anessa.

Bugh! Pria itu langsung tumbang saat bogeman mentah mendarat di wajah nya.

Anessa langsung melompat mundur saat salah seorang teman preman itu mengarahkan pisau ke arah nya.

"Pakai senjata?" tanya Anessa mengeluarkan barnekel andalan nya di balik jaketnya.

Barnekel itu sudah keluar dari tempat nya dan di pastikan tidak akan ada yang selamat dari pukulan nya.

Suara menelan ludah kasar terdengar jelas dari ke Tiga pemuda berseragam SMA yang tengah melihat preman suruhan mereka di hajar dengan brutal oleh seseorang yang menyembunyikan wajahnya di balik helm full face nya.

The Second Generation Where stories live. Discover now