TB13 - Satu Hati

22.3K 2.5K 1.4K
                                    

Follow wattpad akun frasaberliana buat kalian yang mau baca cerita ini sampai tamat.

Tekan tombol bintang di pojok kiri bawah dan berikan komentar baik kalian.

Tiket menuju part 14: Vote 1.2K dan 1.3K komentar

"Beberapa orang jatuh cinta pada pasangannya sebelum akad, sedangkan beberapa orang lain baru merasakan jatuh hati jauh setelah janji pada Allah terucap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Beberapa orang jatuh cinta pada pasangannya sebelum akad, sedangkan beberapa orang lain baru merasakan jatuh hati jauh setelah janji pada Allah terucap. Yang perlu disadari sebelum menikah bukan perasaan berbunga-bunganya, tapi sekadar kecenderungan ditambah nalar logis dan ketaatan. Benarkah dia adalah orang yang kamu cari untuk menapaki jalan terjal menuju surga-Nya?"

-Wattpad Tanah Baghdad by frasaberliana-

***

Hari masih terlalu pagi untuk bertamu ke rumah orang lain, tetapi dengan tenaga seadanya karena gangguan tidur semalam, pukul setengah 7 pagi Fikra sudah berdiri di depan pintu rumah Pakde Fatih dan Bude Maryam.

Dahi Maryam sedikit berkerut. Laki-laki usia 26 tahun yang berhidung mancung dan duduk di kursi makan pagi ini warna bibirnya terlihat pucat. Rona hitam di bawah mata yang sehari-harinya memang sedikit gelap, sekarang tampak lebih jelas. "Sarapan dulu, Nak," tawar Maryam.

"Nggak usah, Bude. Saya hanya ingin jemput Keisya."

"Eh, nggak apa-apa. Sarapan dulu. Bubur ayam di komplek ini enak banget lho." Maryam ikut duduk sambil menghabiskan setangkap roti selai stroberinya.

"Pakdemu baru saja pergi ke masjid untuk kerja bakti."

Fikra menyendok bubur dengan perasaan yang jauh lebih tidak tenang dibandingkan semalam. Kalau boleh jujur, dia sangat takut berkontak langsung dengan keluarga istrinya. Sebab ada banyak celah untuknya dipandang sebelah mata oleh keluarga besar penghafal Al-Qur'an.

Belum lagi semalam Keisya menginap. Bisa jadi istrinya mengutarakan banyak hal yang buruk tentang rumah tangga mereka. Pikiran negatif itu benar-benar berkerumun di kepala sampai bubur di mangkuk tak lagi bersisa.

"Nak Fikra, semalam istrimu demam dan sempat muntah. Sepertinya dia kurang enak badan," ucap Maryam.

"Sekarang Keisya di mana, Bude?"

"Temui istrimu sana, Nak. Kamarnya ada di sebelah kanan tangga. Bawa ini juga." Maryam menunjuk mangkuk bubur di atas nampan dengan secangkir teh hangat.

"Dari kemarin Bude tawarin makan nggak pernah mau."

Fikra semakin tak memahami apa yang terjadi di benaknya. Semua perasaan seperti diaduk-aduk menjadi satu lalu oksigen di sekitarnya mendadak tak mudah dihirup. Dengan nampan di tangan, Fikra hendak menuju kamar yang dihuni oleh Keisya. Namun, langkahnya terhenti saat kakinya belum menyentuh anak tangga.

TANAH BAGHDADWhere stories live. Discover now