PART 29

4.5K 256 1
                                    

Vote?

Happy reading

***

Sementara itu diruangan bernuansa Dark sebuah meja panjang dengan kursi disekelilingnya dipenuhi oleh beberapa orang, mereka seperti akan mengadakan sebuah rapat besar.

"Apa aku bisa kembali kesana lagi?" Tanya Seorang pria yang biasa kita sapa William.

"Kau mau mati? Ini semua ulah karna kelalaianmu sendiri Will!" Jawab seorang dengan nada marah bernama Devano Ellard Smith kakak kandung William.

Jevan hanya duduk dengan tenang mendengar perdebatan kedua putranya dengan atmosfer yang semakin memanas.

"Tap-

"Jangan keras kepala, kau masih memiliki lintang, akan berbahaya jika membawanya kesana!!" Ucap Ellard.

"Lintang? Mengingat bocah itu, dimana ia sekarang? Lebih baik aku menghampirinya dibanding mendengar perdebatan tak berfaedah kalian" ujar Jevan panjang lebar.

***

Mengingat bahwa lintang memiliki rasa kepo yang tinggi, tak heran jika dilihat sekarang ia sedang berjelajah dilantai 2, tepatnya pada lorong-lorong panjang yang mendominasi.

"Lantai 2 udah, sekarang halaman!!" Ujarnya semangat. Padahal jika dilihat mansion ini jauh lebih besar dibanding mansion lamanya.

Ting!

Kaki mungilnya berjalan menjauh dari lift, melangkah sejenak lalu berhenti. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru yang mampu ia lihat, benar-benar sepi.

Saat akan menuju halaman, Lintang lebih memilih menggunakan pintu belakang dibanding pintu utama, menurutnya itu ide yang bagus.

Kriet

Pintu terbuka perlahan, lintang dibuat takjub dengan apa yang ia lihat, "Woahhh, Luasnyaaa" katanya dengan mata yang berbinar cerah.

Rasanya ia ingin berkuda disana, halamannya benar-benar luas.

Lintang kembali melanjutkan langkah kakinya, sambil memandang dengan takjub apa yang ada disekelilingnya. hingga tanpa sadar, langkahnya mulai menjauh.

'Grrrrr'

Samar namun jelas, terdengar Geraman rendah, Bukan Geraman manusia melainkan geraman binatang.

Sontak dengan cepat kepalanya menoleh kebelakang, dengan sikap siaga ia memandang takut area belakang tubuhnya, "Apa itu?" Lirihnya.

Langkah semakin mundur dengan bergetar, "PAPA TOLONGIN ITU APA?" Dengan panik ia berteriak kala melihat hewan buas berwarna Abu-abu dan hitam mendekat kearahnya.

"HUAAA PAPAA TOLONG HIKS~" Dengan sekuat tenaga ia berlari menghindar, walau tau kecepatan tak setara dengan hewan berjenis Black panther. Hewan yang mirip dengan kucing tetapi memiliki ukuran berkali-kali lipat lebih besar.

Black panther dengan ukuran tubuh yang sangat besar, didominasi oleh warna hitam hanya berlari dengan pelan tanpa berniat mengejar manusia didepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Black panther dengan ukuran tubuh yang sangat besar, didominasi oleh warna hitam hanya berlari dengan pelan tanpa berniat mengejar manusia didepannya.

"HIKS gimana iniii?!, aku gamau matii. PAPAA HIKS" Teriaknya histeris seraya menangis keras.

Dug!

Bruk!

Sialnya, kakinya justru menyandung sesuatu yang membuatnya terjatuh. Lututnya terluka akibat tergores lantai halaman.

Tanpa mau melanjutkan larinya, Lintang malah terduduk dengan pasrah sambil memejamkan matanya erat-erat.

Tubuhnya bergetar hebat saat melihat Sang Black panther semakin mendekat kearahnya, "Jangan deket-deket hikss, gamau. Daging aku gaenak hiks" Racaunya.

"Papaaaaa hiks~"

Bersamaan dengan banyaknya suara langkah kaki di pendengarnnya, Black panther tersebut melompat kearahnya lalu menimpa tubuhnya.

"Lintang, kenapa?" Tanya Ellard.

"PAPA HUAAA TOLONGIN HIKSS-Uhuk uhuk" Lintang kembali berteriak hingga terbatuk.

"Luke, go from there" Titah Ellard pada peliharaannya yang langsung dituruti.

William dengan cepat mengangkat lintang ke gendongngannya, sambil menepuk beberapa bagian celana lintang yang kotor karena sempat berbaring dilantai.

"Baby bear nakal ini berulah lagi, hm?" Tanya William.

"Hiks-Bukan aku, Hiks-yang salah kucing besarnya-Hiks" ujarnya tersedu-sedu.

Lintang menjatuhkan kepalanya dengan lemas kebahu Tegap sang papa, "Hiks-S-sakit papa~" Lirihnya yang terdengar jelas oleh William.

"Tunggu sebentar, dokternya sedang diperjalanan" jelas William.

"Hikss-Aku ga mau Dok-

"Mau menolak?" Potong William dengan mata yang menajam.

"Enggaa~" Jawab Lintang dengan Suara yang kian melirik. matanya semakin memberat karna kelelahan berlari.

"Jangan tidur dulu bear" peringat.

"No no no, jangan ganggu. Aku mau tidur" sesaat setelahnya hembusan nafas teratur terdengar, menandakan bahwa bayi beruangnya telah tertidur.

Kemudian William meletakkan Lintang diatas kasur, mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Baru setelahnya seseorang dengan setelah khas dokter tiba untuk mengobati permata Smith.

Sang dokter tampak sedikit gugup, kala banyak pasang mata yang menatap kegiatannya tajam.

"Ssshh" Ringisan pelan terdengar dari kedua belah bibir lintang.

"Jangan menyakiti bayi beruangku!" Ujar William dengan dingin.

"B-baik T-tuan" ucap sang dokter dengan terbata. Malang sekali nasibnya.


______________________________________________

Terimakasih vote nyaa...

See you..

.
.
.
.
.

-ky




LINTANG ANGKASA ‹SMITH›Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang