PART 25

6.1K 244 5
                                    


› Happy reading ‹

***

Lintang tak henti-hentinya menebarkan senyum manis nan lebar miliknya. kalian tahu sesuatu? Sesuatu yang membuat seorang Bungsu Smith itu terus tersenyum adalah karna sekarang dirinya tengah berada dalam perjalanan menuju sekolah.

Iya sekolah, Lintang diperbolehkan berangkat sekolah dengan beberapa syarat ringan dari tuan Smith atau sebut saja papa William.

Jika ditanya senang atau tidak? jawabnnya adalah sangat-sangat senang. awalnya Lintang tadi hanya iseng menanyakan apakah boleh sekolah mengingat dirinya masih menjalani masa hukuman.

Dan dengan baik hati papanya memperbolehkan, tentu langsung membuat Lintang berjingkrak senang.

"Senyummu lama-lama jadi mengerikan Lintang" Ujar Axel.

Lintang melunturkan senyumnya lalu mengeluarkan tatapan sinis untuk kakaknya tersebut, "Apa sih! ganggu aja" sungutnya.

"Terlihat seperti pasien RSJ, begitu kan Xel?" tanya Aldrich pada Axel disertai tatapan menggodanya pada Lintang.

Wajah lintang bertambah masam, Axel dan Aldrich adalah partner menjahili lintang paling top, "Ganggu orang seneng aja!" Ucap Lintang sambil mendelik tak suka pada kedua Abangnya.

William yang melihat pertengkaran kecil itu hanya tersenyum tipis. Tanpa terasa mobil yang mereka naiki telah memasuki gerbang besar ISHS.

Lintang kembali tersenyum cerah menatap sekolahan itu, lalu menoleh kearah William.

"Ingat kan pesan papa, jangan banyak tingkah dan terluka lagi" pesan William.

"Siap kapten!" Ujarnya seraya membuat pose hormat.

Ray telah membuka pintu bagian dekat Lintang, saat Lintang akan melangkahkan kakinya keluar dari mobil, sebuah suara menginstrupsinya.

"Adik nakal ini tidak mau pamit dengan Abangnya, hm?" Tanya Aldrich.

Lintang menghentikan gerakannya, lalu menoleh sambil menyengir, "Hehehe".

Cup

Cup

"Sudah!" ujarnya senang.

"Gemasnya" gumam Axel.

Lintang kembali ke posisi awalnya, "Bye Bye semuaa" ucapnya sembari melambaikan tangannya heboh, membuat penghuni sekolah yang melihat itu memekik gemas.

Saat mobil yang ia naiki tadi sekiranya sudah meninggalkan pekarangan sekolah, Lintang berlari dengan semangat memasuki kawasan Sekolah.

Ray selaku penanggung jawab Lintang hari ini hanya bisa menghela nafas pasrah, ingatkan dirinya bahwa ini masih Awal, Awal dari kenakalan bungsu Smith itu yang sayangnya jika ia terluka nyawanya menjadi taruhan.

***

Lintang mengetukkan jemari kecilnya dimeja yang ia tempati. saat ini guru tengah menerangkan materi pelajaran yang membuatnya bosan.

Pandangannya mengarah keluar jendela kelas, terdapat lapangan besar sebagai tempat berolahraga para siswa, dan terdapat beberapa murid yang sedang melakukan praktek olahraga.

Lintang menghela nafas lelah walaupun ia belum melakukan apapun. Sudah diberitahu bukan? bahwa seorang lintang sangat membenci bosan.

"Bosen bosen bosen" gumamnya pelan.

Mata bulatnya menatap lelah kearah papan tulis yang berisikan angka-angka yang ia tak suka.

Kriing..

Kriing..

Matanya berbinar senang, "ISTIRAHAT!" pekiknya girang.

Dengan terburu-buru Lintang merapikan barang-barangnya yang berantakan diatas meja. Segera ia berlari menghampiri Twins dan Arthur.

"Ayo kita makannn!" Ajaknya dengan riang.

"Sure" jawab Marvin.

***

Lintang menautkan alisnya bingung, ini bukan jalan menuju kantin tetapi Twins dan Arthur justru berbelok kearah sini. Sontang ia menghentikan langkah kakinya.

Arthur menaikkan alisnya, "kenapa?" tanyanya.

Lintang menatap ketiganya dengan kesal, "ini tuh bukan jalan kekantinnn" jawab lintang.

"Jalannya ada disana Abangg" ujarnya seraya menunjuk Arah belakang mereka.

Lintang tak mendapat jawaban dari ketiganya yang justru hanya diam, ia malah merasakan tubuhnya melayang dengan tiba-tiba.

"Ikuti saja anak nakal" ujar Marvin.

***

"Nyam nyam nyam"

Gumaman tak jelas terdengar dari bibir lintang ketika melahap makanannya. dirinya yang tadi sempat bingung jalan kearah kantin, ternyata sang papa telah menyiapkan ruang khusus untuk ia beristirahat.

"Aku udah" ujarnya.

Lintang memutuskan beranjak dari kursinya dan berjalan menghampiri sofa panjang yang lebih mirip seperti tempat tidur.

Ia duduk disana sembari melihat kartun favoritnya di tv, tak lupa dengan cemilan.

Ruangan khusus yang diberikan William memiliki fasilitas yang terjamin. didalam ruangan luas ini terdapat Mini kitchen pojok belakang.

Lalu ada ruangan tersendiri berisikan satu buah kasur berukuran Kingsize. didalam kamar tersebut terdapat Walk in closed dan bathroom.

Dan tak lupa meja makan kecil dibagian Tengah, dan daerah depan terdapat sofa tidur dan sofa biasa juga sebuah televisi besar didepannya.

Terlihat seperti satu unit apartemen mewah.

Marvin berjalan kearah Sofa yang lintang tempati, ia tak mendengar sedikit pun suara dari lintang.

"Sudah tidur?" tanya Marvin entah pada siapa.

Cup

Satu kecupan Marvin hadiahkan untuk bayi beruang kesayangan, "Sweet dream baby bear" gumamnya.

______________________________________________

Up lagiii

.

.

.

.

LINTANG ANGKASA ‹SMITH›Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang