(13) Terungkap

11.9K 907 22
                                    

Safara mengintip sedikit di balik dinding, dia sudah memakai pakaian yg rapi dan lengkap dengan senjata api untuk berjaga-jaga. Sekarang Safara sedang berusaha untuk mengikuti kemana Alex akan pergi.

Beberapa waktu yang lalu, Safara curiga dengan sifat Alex sewaktu dikamarnya tadi. Jadi dengan penasaran Safara mengikuti Alex dan mendengar semua yang Alex katakan kepada kepala pelayan rumah nya.

Serasa dirasa aman, Safara keluar dengan perlahan agar tidak ketahuan dengan siapapun. Dia cukup kesusahan karena penjagaan di dalam mansion sangat ketat.

"Aiiss, sialan." Safara berdecak kesal ketika melihat bahwa pintu utama di jaga oleh 4 orang bodyguard.

Safara jadi terpaksa pergi melalui jendela saja. Hanya satu jendela yang tidak di jaga, yaitu jendela dekat gudang.

Safara menghalalkan segala cara untuk bisa memanjat dan turun dari jendela tersebut. Alhasil usahanya tak sia-sia, dia berhasil keluar dengan senyuman yang lebar.

"Hebat," bangga Safara pada dirinya. Safara langsung berlari dari sana, dan melemparkan tali pada tembok pagar mansion. Dan berhasil, Safara langsung memanjatnya dan berhasil keluar dari sana.

Safara langsung pergi menggunakan taxi untuk menuju tempat Alex berada. Ia menatap layar ponselnya dengan senyuman remeh.

"Ternyata lo masih sering lengah, Alex," desisnya sambil menatap layar ponsel yang menunjukkan bahwa Safara sudah melacak keberadaan Alex dengan mudah.

***

Ditempat lain, Alex sedang berjalan memasuki sebuah gedung yang sangat sepi. Itu adalah lokasi yang di kirim oleh Rafael kepada dirinya. Alex tidak takut datang karena dia tau, Rafael tidak akan berani berbuat jauh.

Seseorang menemui Alex di depan pintu gedung, kemudian mengajak nya untuk segera bertemu dengan El. Alex jalan dengan mata yang menyorot tajam, wajah itu sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apa-apa.

"Silahkan tuan." Alex langsung masuk kesebuah ruangan di sana. Alex langsung di sambut oleh Rafael yang sedang duduk dengan segelas alkohol di tangannya.

Rafael menyeringai. "Silahkan duduk, tuan Smith," katanya.

Alex langsung duduk sambil pandangannya tak lepas dari arah Rafael. Rafael yang di perhatikan dengan sangat intens pun merasa agak risih.

"Ayolah, lo ngeliat gue kayak bakal nelan gue hidup-hidup," ungkap nya sambil tersenyum.

"Ck, bocah," decak Alex kesal. Rafael hanya tertawa. Sampai suasana terasa sunyi, baik El atau Alex dua-dua nya tidak ada yang bersuara, hanya ada keheningan.

"Syura, atau Aislin?"

Pertanyaan itu langsung membuat Alex mematap Rafael sangat tajam. Suasana disana terasa sangat sesak.

"To the point. Langsung saja, El," ucap Alex yang sudah sangat sabar menahan untuk tidak menonjok wajah bocah di depannya saat ini.

"Baiklah, sepertinya sudah sangat tidak sabar ya?" Saat mengatakan itu, El sekilas melirik kearah pintu ruangan yang sedikit terbuka.

Ternyata disana ada Safara yang sedang menguping, dan diketahui Rafael memang merencanakan hal itu karena dia ingin Safara mendengar juga sebuah kebenaran.

"Kau penasaran kenapa Gavin jadi mengadopsi ku? Itu karena aku memiliki kemampuan yang akan menguntungkan nya. Dengan kata lain, aku di adopsi karena aku mengetahui semuanya," ungkap El.

Alex diam, dia hanya mendengarkan. Dan El merasa sangat senang karena hal itu. Ternyata Alex adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam mendengarkan penjelasan dan cerita.

Dia SAFARA 2Kde žijí příběhy. Začni objevovat