(03) Sahara?

15.6K 1.2K 52
                                    

Haiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

Udah ada yg nabung Dia SAFARA satu gak? Kalian gak penasaran versi end nya yang berbeda??

Yukkk kalau penasaran, buruan nabung dari sekarang!^^

***

"Mau kemana kau?" Alex bertanya ketika melihat Aislin yang sudah rapi di depan pintu. Wanita itu terlihat tenang sama sekali tidak peduli dengan kehadiran Alex. Alex mengepal kan tangan nya kuat, bisa-bisa nya Aislin mengabaikan nya. 

Sedangkan Safara sedari tadi sangat malas untuk menjawab pertanyaan dari Alex. Dengan malas dia berbalik dan menatap mata tajam itu. "Aku mau pergi," balasnya singkat.

Alex tidak menjawab, dia berjalan kearah Safara dan melewati wanita itu begitu saja. Safara yang diperlakukan seperti itu tertegun ditempat. Rasa marah menjalar ke kepalanya, dan siap meledak. Tapi bukan Safara kalau dia tidak bisa tenang. Dengan santai dia tersenyum, tersenyum mematikan maksudnya.

Sabar Safara, orang sabar pasti kesal,  Batinnya menahan kekesalan.

Safara masih melihat Alex yang sedang memasuki mobil. Sudah lama Safara tidak berangkat bersama bersama Alex. Dulu Alex seringkali mengantar jemput nya ke sekolah. Pikiran Safara bubar, dan dengan cepat dia berlalu dari sana. 

"Fokus Safara," gumamnya.

°°°

"Aislin! Di sini!" Seorang wanita melambaikan tanganya disaat melihat Aislin yang baru memasuki cafe. Aislin alias Safara tersenyum tipis, lalu berjalan ke arah nya. Dengan anggun Safara duduk di salah satu kursi, menunjukkan aktingnya menjadi Aislin yang asli. 

"Renia?" Panggil Safara.

Renia menoleh. "Ya?"

Safara menggeleng, sebenarnya dia hanya memastikan kalau di hadapannya ini memang benar Renia, teman Aislin.

"Aaaa, gue rindu banget tau sama lo! Lo juga gak ngasih kabar sama gue," katanya. Safara hanya tersenyum canggung. Bagaimana pun yang berada di tubuh Aislin adalah dirinya.

"Sorry, gue lupa," jawabnya singkat.

"Lo lupa sama sahabat lo yang manis ini?!" 

Safara memutar bola matanya. "Gak usah lebay," cetusnya.

"Hehe, gue cuma menghayati doang."

Safara hanya memandangi datar Renia, sungguh sifat Renia ini sama saja seperti sahabat nya yaitu Ananda. Ananda adalah orang yang blak-blakan, ceria, dan suka bercanda. Terutama suaranya yang membahana yang bisa membuat telinga semua orang tuli dibuatnya.

Ahh, gue jadi kangen sama mereka, batinnya. Safara merasa tiba-tiba tidak nyaman jika mengingat masa lalu nya, trauma akan kepercayaan dan persahabatan masih membekas di hati. Safara tidak percaya lagi sekarang, karena di pengalaman nya dulu, bahwa semua orang sama saja.

"Malah bengong!" Suara Renia memecahkan lamunannya. 

"Ahh, iya?"

"Gue tau ni … pasti lo lagi mikirin suami Durhaka lo itu kan?!" Safara hanya tersenyum saja mendengar ucapan dari Renia. Dalam hatinya Safara terus menggerutu, siapa juga yang mikirin si kutub es?!

"Ya, begitulah. Gue bingung gimana ya supaya gue bisa lebih dekat dengan Alex?" Ekspresi Safara sangat menghayati sekarang, lihatlah wajah Renia yang terlibat sedih. Hebat sekali aktingnya.

"Gimana kalau lo anterin bekal ke kantor suami lo?" Safara memiringkan kepalanya. "Gue?" Beonya.

"Iya! Coba aja dulu."

Dia SAFARA 2Where stories live. Discover now