(06) Masalalu

13.7K 1K 21
                                    


Haii, maaf lama up.

Haii, maaf lama up

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Safara berlari cepat menelusuri koridor tempat Alex bekerja. Banyak pasang mata yang melihat nya, tapi Safara masih tetap abai dan melanjutkan langkahnya. Sesampai di depan ruang Alex, Safara membukanya cukup kuat. 

Brakk

Suara itu terdengar cukup keras sehingga membuat Alex menatap Safara langsung. Safara menahan sebuah gejolak di hatinya. Sedangkan Alex, dia berdiri dan menatap tajam wanita yang ada di hadapannya ini. "Kau gila?" Tanyanya.

"Ya! Aku gila!" Balas Safara tak mau kalah. Ia berjalan ke arah Alex dan meletakkan sebuah foto di meja kerja Alex. 

Safara berbalik. "Siapa dia?!" Tunjuk nya kearah foto tersebut. 

Alex menatap foto tersebut cukup terkejut, bagaimana Aislin bisa mengetahui hal ini? 

Dengan cepat Alex mengambil foto itu. "Dari mana kau mendapatkan ini?" Tekannya setiap kalimat terasa mematikan. 

Safara bukannya takut, tapi malah terkekeh pelan. "Apa itu penting bagi mu? Seharusnya aku yang bicara seperti itu, tuan Alex. Siapa wanita itu?" 

Alex mengeraskan rahangnya. "Kau masuk ruang kerja ku?!" Bentaknya. Safara cukup terkejut sehingga dia mundur beberapa langkah. 

"Ya, aku masuk kesana. Ada yang salah?!" Katanya tak mau kalah. Alex menggenggam tangan Safara kuat. "Kau … sudah berani Aislin?" Bisiknya.

"Aku tidak pernah takut, Alex." Alex yang mendengar jawaban itu langsung mendorong cukup kuat Safara hingga hampir terjatuh. Untung saja dia bisa menyeimbangkan tubuhnya. 

Dengan kesal Safara berdiri dan menarik kerah baju Alex. "Siapa wanita itu? Apa dia masalalu mu yang membuat aku tidak pernah di hargai selama ini?" 

Alex tediam beberapa saat. "Ya," jawabnya singkat. Safara melepaskan genggaman nya. "Siapa dia?" Tanyanya sekali lagi.

"Syura." Dapat Alex lihat Aislin diam disana, entah apa yang wanita itu pikirkan. Alex membenarkan kemejanya. "Syura, hanya Syura. Tidak ada yang lain lagi. Termasuk dirimu," katanya. 

Safara diam, tapi dia maju perlahan menghampiri Alex. Mata itu menatap netra pria di depannya. "Kau yakin? Aku akan membuatmu jatuh, jatuh sejatuhnya kepada ku. Tuan, Alex." Setelah mengatakan hal itu Safara pergi meninggalkan Alex yang sendiri di ruangan nya.

***

"Ternyata dugaan gue bener. Alex masih cinta Sama … Syura," gumam Safara, ia duduk di sofa kamarnya. 

Safara masuk berjalan kearah ruang kerja Alex. Dia sangat penasaran. Kenapa Aislin tidak di perbolehkan masuk? Karna itu, Safara akan mencari jawaban nya sendiri.

Dengan perlahan dia membuka pintu itu, dengan perlahan pula ia masuk kedalam nya. Hal pertama yang ia lihat membuat Safara terkejut.

"Foto gue?" Safara menatap lukisan besar bergambar wajah Syura. Safara dengan perlahan mendekati lukisan tersebut dan mengelusnya perlahan dan hati-hati. 

"Gue? Ternyata bener, Alex masih kejebak di masa lalunya. Kenapa?" Safara berjalan mundur, dan berbalik menatap meja kerja Alex. Dia menemukan foto kecil yang di bingkai dengan sangat indah. Itu … Syura.

Safara menahan nafas nya sejenak. "Gue bukan Syura lagi … sekarang gue Aislin," monolog nya.

Dengan cepat Safara keluar dan berangkat menuju kantor perusahaan Alex. Untuk membuktikan, apakah Alex masih terjebak oleh bayang-bayang Syura?

Safara menghela nafasnya. "gue bakal buat lo jatuh lagi, tapi bukan sebagai Syura atau Aislin. Tapi sebagai, Safara."

***

"Kenapa lo? Masih nyesel?" Xavier menatap remeh Alex yang sudah setengah mabuk itu. 

Alex yang mendengar itu pun tertawa. "Hahaha, penyesalan terbesar gue, gue udah ngehancurin dia! Gue benci diri gue yang sekarang xa …." 

"Lo terlambat, penyesalan tetap penyesalan. Dan Rembulan? Lo tau dia?" Xavier menatap Alex datar. Alex juga langsung menatap Xavier tajam. "Gue tau, gue harus cari cara lain. Dia terlalu licik," katanya.

Xavier menepuk pundak Alex. "Udah, mending pulang. Aislin mungkin lagi panik nyari suaminya yang hilang ini," ucapnya, ia mengambil kunci motor diatas meja," jangan sampai kakek lo bilang, 'mangkanya jangan sok kuat' " lanjutnya.

Alex menatap malas Xavier. "Bacot."

Xavier tertawa kecil. "Dah, ketua. Gue mau pulang. anak, istri gue nunggu."


Bersambung...

Dia SAFARA 2Where stories live. Discover now