(11) Bocah itu

12.3K 935 76
                                    


Kalau ada typo harap maklum ya ges.

Happy reading ~

***

"Kau punya kembaran 'kan, Ananda?" Tanya Safara. Ananda menoleh sekilas kemudian mengangguk, ia mengambil camilan yang ada di depan mereka berdua dan memakannya dengan santai. Sekarang Ananda tidak merasakan perasaan canggung lagi saat bersama dengan Aislin. Istri dari bos suaminya.

"Kenapa kau menanyakan soal Amanda?" Tanya Ananda santai, ia sesekali mengelus perutnya lembut.

Safara meletakkan minuman nya di meja. "Aku hanya ingin tau, dimana dia sekarang?"

"Dia masih berada di kota ini, Aislin," jawab Ananda. Safara yang mendengar itu menatap serius ibu hamil di sampingnya.

"Di mana dia tinggal?"

"Di kediaman Mahendra tentunya." Jawaban Ananda membuat Safara bingung. Untuk apa Amanda berada di kediaman keluarga Syura?

Melihat tatapan kebingungan dari wajah wanita di samping nya, Ananda pun berkata, "dia 'kan sudah resmi menjadi nyonya rumah Mahendra."

Safara seketika terdiam, wajahnya beralih kearah Ananda yang dengan santai sedang memakan kue yang ada. "Maksudmu?" Tanya nya kebingungan.

"Kau tau tuan Gavin?" Safara mengangguk.

"Dia menikah dengan Gavin."

"Oh, dengan Ga-APA?!"

***

Disinilah Safara sekarang. Berdiri di pinggir jalan dengan pikiran yang bercabang-cabang kemana-mana. Sebuah fakta barus saja ia dapatkan. Safara heran, sejak kapan Amanda dekat dengan Gavin? Perasaan nya, Amanda bahkan tidak pernah mengobrol dengan Gavin.

Ia memijit pelipisnya. "Ughh, apalagi ini ya tuhan," gumannya prustasi.

Dengan masih memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada, Safara berjalan pelan untuk menyebrang. Tapi sayangnya, ia kurang fokus. Alhasil ia memekik terkejut saat sebuah mobil melaju kearahnya.

Tin! Tin!

Safara membuka matanya saat dirasa tidak ada rasa sakit di tubuhnya. Ia kemudian mendongak menatap mobil yang hanya beberapa senti saja akan menyentuh kulit mulusnya itu.

Seseorang pemuda keluar dari dalam mobil. "Lo mau mati?!" Teriaknya kearah Safara.

Dapat Safara lihat pemuda itu adalah anak SMA. Dengan pakaian putih abu yang melekat pada tubuhnya. Tubuh yang lebih tinggi dari nya, sehingga Safara harus sedikit mendongak menatap remaja itu.

"M-maaf, aku sedang tidak fokus tadi," jawab Safara merasa bersalah. Andai saja ia fokus dalam menyebrang.

"Kalau misalnya mobil gue beneran nabrak lo gimana? Gue juga yang di salahkan! Dan gimana kalau hal yang parah kejadian?!" Pemuda itu terus mengomel seperti ibu-ibu yang sedang menasehati anaknya.

Safara melongo melihat hal itu. "Y-ya aku salah. Aku minta maaf. Aku akan bertanggung jawab," balas Safara tegas.

Pemuda itu diam, mengamati ekspresi wanita di hadapannya ini. Yang sialnya sangat cantik! Ia tersadar dari pemikirannya, kemudian menggeleng pelan. Hal itu tak luput dari pandangan Safara. Ada apa dengan bocah ini?

Dia SAFARA 2Where stories live. Discover now