(09) Galaxy

13.7K 1K 179
                                    

Happy reading ~

Tandain typo ya hehe....

***

"Stt... sakit," lirihnya memegangi kepalanya. Safara melihat sekeliling saat kepalanya sudah terasa mendingan. Ia sendiri, dan dengan pelan ia bangun dan duduk di tepi ranjang.

Safara menatap lantai, banyak teka-teki yang harus ia pecahkan. Dan percakapan yang ia dengar waktu itu.... apa Alex dan Gavin memiliki rahasia yang tidak di ketahui siapapun?

"Ck, ribet bener hidup!" Dengan kesal ia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh diri.

Tak lama setelah selesai dengan kegiatan nya, pintu kamar diketuk. Safara dengan malas membuka pintu kamar. Dan terdapat bi Lastri yang terlihat khawatir.

"Nyonya, anda tidak apa-apa?" Safara hanya tersenyum tipis, setidaknya masih ada yang perduli dengan keadaan nya.

"Aku tidak apa-apa, bik. Hanya kemarin aku sedikit pusing dan jatuh," jawabnya. Bi Lastri menatap nyonya nya itu dengan sulit.

Pusing sedikit lalu jatuh? Bukankah itu bukan pusing sedikit?

"Kalau begitu saya akan membawakan obat untuk anda," setelah mengatakan itu, bi Lastri langsung berjalan cepat kebawah.

Safara hanya menggeleng, lalu ia juga keluar kamar. "Kehidupan ke tiga tidak buruk," ucapnya sambil tertawa kecil.

Langkah nya tiba-tiba berhenti. Ia mengingatkan satu hal. "Galaxy masuk rumah sakit jiwa?"

***

Suara alat makan terdengar jelas di sana. Kedua orang itu bahkan tidak mengeluarkan suara sedikit pun, suasana benar-benar hening. Sehingga membuat para maid dan bodyguard yang ada di sana harus merasakan aura ini juga.

Safara menyelesaikan makannya. Lalu ia melihat Alex yang ternyata sudah menghabiskan makanannya sedari tadi. Ia menatap Safara, dan Safara bingung akan hal itu. Apakah otak pria ini baik-baik saja?

"Kenapa kau menatap ku seperti itu?" Tanya Safara sedikit julid. "Apa ku congkel saja ya? Menyebalkan," gumamnya kecil.

"Ini mataku, jadi aku bebas melihat siapa saja." Safara menatap sinis Alex.

"Justru ku lihat wajah mu sangat julid kepada ku," kata Alex lagi. Safara menatap. "Wajahku kan? Jadi terserah aku," jawabnya.

"Jangan keluar rumah, kau baru sembuh," Ujar Alex.

Safara menatap heran Alex, sejak kapan Alex perduli dengan Aislin? Safara rasa otaknya sudah benar-benar tidak baik-baik saja. "Kau sehat?" Tanya Safara.

Alex menatap datar. "Aku sehat, kau yang sakit."

"Sejak kapan kau perduli akan hidup ku? Kau bahkan tidak pernah perduli, lalu kenapa sekarang kau seolah-olah perduli?" Pertanyaan itu sedikit membuat Alex merasa tidak nyaman.

Alex terdiam sebentar lalu menjawab. "Kau istri ku, Aislin. Jadi aku berhak mengatur mu," jawab Alex datar.

Safara menatap remeh Alex. "Sejak kapan kau menganggap ku istri mu, tuan Alex? Jangan menelan ludah mu sendiri. Jangan sok perduli kepada ku, aku bisa sendiri. Dan..., anggap aku seperti kau menganggap ku dulu." Setelah mengatakan itu, Safara langsung pergi dari sana.

Alex terdiam akan ucapan Aislin kepadanya, ia menggenggam tangannya kuat. "Benar, kenapa aku perduli kepadanya? Konyol sekali," katanya sambil terkekeh.

Safara menggerutu dalam hatinya. Apa-apaan itu? Sok perduli sekali! Kemaren-kemaren saja ia sok sekali. Safara menatap kaca di kamarnya. "Ingin aku bunuh dia," geramnya.

Dia SAFARA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang