Lima

13 2 0
                                    

Malam hari yang cukup dingin di negeri orang. Lea tengah bersantai di ruang televisi di temani oleh beberapa camilan yang tadi di belinya saat suara salam dari pintu mengalihkan perhatian wanita itu yang tak lain adalah abangnya sendiri yang baru pulang dari kantor. Gegas, Lea pun beranjak dari duduk manisnya membuka pintu yang ia kunci agar Gilang bisa masuk.

"Loh dek, kaki kamu kenapa...kok banyak luka gini. Dan ini juga kenapa sampek di perban" tanya Gilang bertubi-tubi saat melihat keadaan Lea yang penuh luka di kakinya padahal laki-laki itu bahkan belum sempat meletakkan tas kerjanya di meja.

Ah, Lea baru ingat sekarang jika dirinya kini tengah mengenakan celana pendek di bawah lutut yang otomatis luka-luka saat terserempet mobil siang tadi akan sangat jelas terlihat. Jalanya pun lumayan terseok-seok karena masih merasakan sedikit ngilu di beberapa bagian kakinya.

"Nggak papa bang. Tadi ada insiden kecil pas Lea ke minimarket"

"Insiden apa? Aduh...sini coba duduk, abang liat dulu lukanya sambil kasih tau abang gimana ceritanya"

Lea menurut dan menceritakan semuanya tanpa ada yang tertinggal sedikitpun. Gilang sendiri, meski fokus mendengarkan cerita adiknya, tetap saja dengan teliti memeriksa luka-luka di kaki Lea untuk memastikan adiknya itu benar-benar baik-baik saja.

"Ya ampun dek. Baru aja kemaren loh kita nyampek sini udah keserempet mobil aja. Emang bener-bener nggak bisa lepas dari pengawasan kamu" komentar Gilang

"Ya gimana. Namanya aja kecelakaan bang. Siapa yang bakal tau kan, Lea juga nggak bakal mau kali klok di tawarin mah"

"Kalok gitu, besok kamu jangan kemana-mana dulu sampek bener-bener sembuh kecuali sama abang"

"Yah, abang kok gitu. Lea bosen lah disuruh diem aja di penginapan pas abang kerja"

"Ini juga demi kebaikan kamu dek. Abang khawatir tau nggak. Abang cuma nggak mau kamu kenapa-napa. Terlebih setelah kamu mengalami koma. Inget, kamu itu belum lama keluar dari rumah sakit"

Mendengarnya, jelas saja Lea menjadi sangat terharu. Dia bisa memaklumi tindakan abangnya ini. Dari dulu kedua abangnya sama-sama positif denganya dan maminya. Lebih-lebih setelah Lea koma memang kedua abangnya dua kali lipat lebih posesif dalam mengawasinya. Wajar saja, hal itu merupakan didikan papinya yang begitu ingin menjaga kedua wanita kesayanganya.

"Hhhh. Oke-oke. Terserah abang aja" kata Lea mengalah. Lebih baik seperti itu daripada abangnya ini tidak berhenti bicara.

"Nice. Udah makan?"

"Udah, tadi Lea keburu laper soalnya. Abang ditungguin nggak pulang-pulang"

"Sorry, abang sibuk banget tadi. Yaudah abang mau bersih-bersih dulu. Udah gerah banget soalnya" pamit Gilang. Yang hanya diangguki oleh Lea.

*****

Di sebuah kamar yang begitu luas dengan tempat tidur berukuran king size, seorang laki-laki nampak gelisah dalam tidurnya sampai-sampai membuat kepalanya bergerak ke kanan dan kiri tak beraturan.

"Li Hana...tidak...TIDAK!! JANGAN!!" rancau laki-laki itu yang kemudian terbangun begitu saja dengan napas yang memburu juga keringat yang membasahi pelipisnya.

"Astaga....mimpi apa aku tadi" gumamnya sambil mengusap kasar wajah tampanya.

Karna terlanjur bangun dan tak mengantuk lagi, laki-laki itu yang tak lain adalah Liam memilih untuk beranjak dari tempat tidurnya menuju balkon setelah sebelumnya meminum air putih yang berada di atas nakas.

Semilir angin malam yang menerpa lembut kulitnya begitu menusuk tulang sebab cuaca yang ahir-ahir ini memasuki musim dingin. Namun Liam tak memperdulikanya. Justru dengan begitu pikirannya menjadi sedikit lebih tenang meski ingatanya masih terpaku dengan mimpinya barusan. Mimpi yang sangat menyedihkan sekaligus mengerikan menurutnya. Bagaimana tidak? Dalam mimpinya, seorang wanita cantik dengan balutan hanfu yang indah tengah di cambuk dengan begitu kasarnya. Ada banyak orang yang menyaksikan karena wanita itu seperti berada di tengah-tengah lapangan namun tak ada yang menolongnya. Benar-benar kejam. Bahkan erangan kesakitan juga tangisan wanita itu tidak di perdulikan sama sekali.

Tunggu.

mengingat wanita dalam mimpi itu, mengapa wajahnya mirip dengan wanita yang telah menolong omanya? Lea. Hilya Azalea Aditama. Ya. Wanita dalam mimpinya itu sangat mirip dengan Lea. Hanya saja dalam versi zaman dahulu, namun tetap saja tak memudarkan paras cantiknya.

"Lea...apa hanya kebetulan wajahnya mirip dengan wanita yang ada di mimpiku? Atau, memang ada alasannya kita dipertemukan?" batin Liam.

Sebentar-sebentar. Mengapa tiba-tiba ia lupa nama wanita dalam mimpinya itu? Padahal sepertinya ia sempat mengucapkan namanya sesaat sebelum terbangun tadi karna siapa tau Liam bisa mendapatkan sedikit petunjuk dengan itu.

"Li....li..li siapa tadi? Argh kenapa aku bisa lupa?" erangnya frustasi

Kini, hanya terlintas satu nama di benaknya. Rei. Sahabatnya yang lulusan IT itu pasti bisa membantunya. Buru-buru Liam mengambil ponsel lantas menghubungi orang yang di maksud. Meski waktu telah menunjukkan pukul 02.16 dini hari, Liam tak peduli. Toh biasanya mereka juga seperti itu jika sedang ada urusan mendadak. Tak tau waktu.

"Hoamm...ada apaan Am lo telepone gue jam segini" kata Rei di seberang dengan suara khas orang yang bangun tidur begitu panggilan tersambung.

"Rei, tolong kamu carikan aku informasi dari gadis yang bernama Hilya Azalea Aditama. Secepatnya"

"Liam, lo kira-kira dong kalok mau minta tolong. Udah jam berapa ini" sahut orang di seberang dengan kesal

"Hehe...sorry-sorry. Nggak harus sekarang juga kali lo nyarinya. Gue kan cuma minta secepetnya"

"Sama aja. Besok deh gue carinya. Masih ngantuk, gue mau tidur lagi"

"Oke-oke. Sekali lagi sorry banget udah ganggu"

"Emm..gue tutup" pamit Rei dan tanpa basa basi lagi langsung mematikan sambungan telephone.

Setelah selesai menelephone, Liam kembali menghampiri kasur empuknya untuk merebahkan diri dan memejamkan matanya berharap mimpi yang akan menjemput malamnya kini adalah mimpi yang indah.

____________________

Pagi menjelang siang kesayangan aku semua.  Udah lama banget Relca nggak up. Gimana nih kabar kalian semua? Relca kangen banget lo rasanya.

Happy new year and Happy reading😍😍😘 sorry gess telat ngucapinya ya😄

Meet You Again Where stories live. Discover now