Dua

15 2 0
                                    

Beberapa menit berlalu, mobil yang membawa Lea dan keluarganya sampai di halaman rumah keluarga mereka yang mewah. Begitu turun dan memasuki rumah, gadis itu segera menuju kelantai dua tempat dimana kamarnya berada.

"Hati-hati, nggak usah lari nanti kamu jatoh lagi loh dek" kata Gilang menggoda adiknya itu

"Aihh apaan abang mah"

"Yee dibilangin juga"

"Bodoamat, dasar abang prik" sambar Lea langsung membuka pintu kamarnya dengan bibir manyun. Samar-samar dari luar terdengar tawa abangnya begitu renyah membuat Lea menarik bibirnya tersenyum. Bahagia masih bisa mendengar abangnya tertawa seperti itu. Tawa yang saat sangat dirinya rindukan. Terlebih saat  dirinya masih di dunia "aneh" itu.

"Akhirnya.....aku datang kamarku tersayang. Dan lupakan soal abangmu yang menyebalkan namun sayangnya tampan itu" lanjutnya.

Karna Lea kurang nyaman dengan kamar yang berantakan, gadis itupun langsung  menyusun barang bawaanya di pojokan untuk sementara. Nanti setelah merebahkan diri sebentar, dirinya akan segera menyusun barang-barang itu ketempatnya. Sementara untuk baju-baju yang kotor, akan dirinya pisahkan terlebih dahulu antara baju putih dan berwarna barulah dimasukkan ke mesin cuci. Keluarganya memanglah orang yang berkecukupan, namun dari dulu Lea juga abang-abangnya di didik untuk mandiri dan tidak manja. Sedikit-sedikit minta di layani. Termasuk soal pekerjaan rumah yang terkadang mereka ikut membantu ART juga tukang kebun jika ada waktu senggang atau saat akhir pekan.

"Tidak ada yang berubah sama sekali" gumam Lea memandang sekeliling kamar

Semua tatanan dan dekorasi di kamarnya, tetaplah sama dan tidak ada yang dirubah sedikitpun. Buku-bukunya yang masih rapi di tempatnya, laptop, lampu belajar, boneka disudut kasur, semuanya tertata di tempatnya masing-masing tanpa berdebu sama sekali. Tentu saja karena pasti ART dirumahnya rajin bebersih dan dirinya juga tidak meninggalkan kamarnya sampai bertahun-tahun, hanya beberapa bulan.

Menuju rak buku, Lea menarik salah satu novel dari tempatnya. Novel yang masih baru dan belum sempat dirinya baca, bahkan sampulnya pun masih tersegel dengan plastik yang melapisinya padahal perlu perjuangan untuk bisa memilikinya. Novel tersebut best seller dan limited edition, jadi saat membelinya dulu Lea sampai beberapa hari rela menunggu pagi-pagi sekali di depan toko buku sampai buka karena selalu kehabisan.

"Haruskah kubaca sekarang?" tanya Lea kepada dirinya sendiri lantas mengambil posisi nyaman di kasur dan menghidupkan musik di ponselnya. Perpaduan yang sungguh sempurna.

Belum lama dirinya membaca novel yang ada di tanganya itu, matanya terasa kian berat dan lama-lama tak sadar Lea sudah terbuai ke alam mimpi.

*****

Tok
Tok
Tok

Suara pintu yang diketuk, membangunkan Lea dari mimpi indahnya. Itu pasti maminya karena jika Gilang tentu akan berteriak sedari tadi sambil terus mengetuk pintu dan jika ayahnya akan langsung memanggil namanya. Evan? Abang keduanya itu akan menggedor pintu kamarnya begitu saja tanpa berkata-kata. Tak ada akhlak bukan?. Entahlah, abang-abangnya benar-benar berkeluarga ajaib.

"Bentar mi" kata Lea parau karena baru bangun tidur

Dirinya lantas beranjak dari kasur dan membuka pintu kamar yang memang sudah terbiasa dirinya kunci jika hendak beristirahat.

"Makan malam dulu yuk, papi sama abangmu udah nungguin di bawah" kata maminya yang di angguki oleh Lea lantas mengikuti langkah maminya menuju ruang makan.

Di atas meja makan, terhidang beberapa lauk kesukaanya seperti ayam bakar madu beserta lalapanya, sambal terasi, sayur asam, tempe goreng juga teh hangat yang memang harus selalu tersedia saat mereka menyantap makanan selain air putih tentunya. Sangat-sangat menggugah selera.

"Yah, kita ditinggal mi" protes Lea begitu melihat papi juga abangnya telah memulai makan terlebih dahulu.

"Kamu sih kelamaan dek. Udah buruan sini makan" sahut Gilang.

"Oiya pi, mi. Ehm...dua hari lagi, Gilang mau ke Beijing buat meninjau proyek yang ada disana"

"Tiba-tiba?" tanya mami Lusi

"Iya mi dadakan, kemaren itu pihak sana telephone katanya ada sedikit masalah"

"Yaudah besok mami bantu berkemas. Apa aja yang perlu di bawa kamu catat aja biar mami yang beliin"

"Jangan terlalu memforsir kerjaan disana Lang" pesan papi Angga

"Tenang saja, aku bukan papi yang gila kerja"

"Sukurin, dikatain sama anak sendiri kan" sambar mami lusi membuat semua orang tertawa kecuali Lea.

Ya, dirinya tak terlalu fokus dengan gurauan yang dilontarkan maminya sebab perhatianya tertuju dengan perkataan abangnya yang hendak menuju Beijing. Bukankah Beijing sama saja dengan Tiongkok, China? Pikirnya. Entah mengapa tina-tiba dirinya menjadi tertarik dengan tempat itu.

"Bang, abang di sana berapa hari?"

"Mungkin sekitar sepuluh atau setengah bulan. Kenapa?"

"Lea boleh ikut?"

"Lea, kamu kan baru sembuh...baru keluar dari rumah sakit masak udah mau pergi jauh"

"Tapi Lea pengen pi. Lagian, kuliah baru aja libur kan? Yayaya...boleh ya. Kesananya juga kan sama abang" kata Lea memohon dengan menampilkan puppy eyes nya.

"Emang abang mau ajak kamu?" sahut Gilang

"Abang, pleaseee...Lea ikut ya"

"Hhh, oke asalkan nanti disana kamu nggak macem-macem"

"Lang" sela papinya

"Udahlah pi, itung-itung biar Lea sekalian liburan. Kasian kan beberapa bulan ini dia cuma di rumah sakit aja" mami Lusi ahirnya angkat suara setelah dari tadi hanya menjadi penonton

"Gilang, kamu harus jaga adikmu disana betul-betul kalau begitu. Dan Lea...kamu nggak boleh bandel disana, dan nurut apa kata abangmu" lanjutnya

Papi Lea tampak menghembuskan napas pelan sebelum akhirnya kembali berbicara

"Yaudah, papi ijinin. Asal kalau ada apa-apa langsung kabarin papi. Dan Gilang, inget pesen mama kamu" kata papi Lea sedikit terpaksa.

Sebenarnya ia belum yakin untuk melepas putri bungsunya keluar negeri meskipun ada Gilang yang menjaga mengingat Lea baru saja keluar dari rumah sakit. Hanya saja dirinya kalah suara saat ini. Apalagi istrinya itu sudah memberikan izin. Jadi, au bagaimana lagi.

"Aaa. Thank you pi" kata Lea bersorak senang dan kembali menyantap makanannya dengan semangat.

_____________________

Happy Reading and enjoy it!!....selalu dukung Relca ya kesayangan aku semua😘😘😘

Meet You Again Where stories live. Discover now