Empatbelas

5 1 0
                                    

"Halo, Nan. Ini aku Liam. Aku ingin minta tolong kau cari informasi kemana arah mobil sedan hitam plat nomor R LP587. Akan lebih baik jika kau mengetahui posisi pastinya...baik. Trimakasih, aku tunggu secepatnya" kata Liam lewat ponselnya.

Entah siapa yang laki-laki itu hubungi, tapi yang pasti mereka harus segera menemukan mobil sedan hitam itu sebab khawatir Lea akan kenapa-kenapa jika tidak segera diselamatkan.

"Bang, menurut orang suruhanku, mobil itu terlihat CCTV memasuki jalan An-Chi barat, menuju danau Logan" kata Liam setelah beberapa menit mereka menunggu

"Kita kesana sekarang Am. Pak terimakasih banyak atas bantuanya" kata Gilang berpamitan.

Dengan kecepatan tinggi, mobil yang di kendarai Liam dan Gilang membelah jalanan kota yang mulai sepi menuju tempat yang tadi di sebutkan oleh Liam. Meski belum tau posisi tepatnya, mereka bersyukur kini sudah mendapatkan petunjuk tentang keberadaan Lea. Tak hanya itu, Gilang juga sudah melaporkan penculikan yang dialami oleh adiknya itu ke kantor polisi terdekat.

"Am, tidak ada tanda-tanda ada mobil itu disini" kata Gilang begitu mereka sampai di tempat tujuan

"Sabar bang, sembari kita menunggu kabar lanjutan dari orang suruhanku, kita sisir dulu tempat ini. Lagipula sudah beberapa jam berlalu sejak mobil sedan hitam itu menuju kemari, kita berdoa semoga bisa menemukan Lea disini bang"

"Baiklah"

Liam dan Gilangpun lantas turun dari mobil.

"Melihat keadaan sekitar yang bukan komplek perumahan dan hanya ada danau juga beberapa gedung, bisa jadi orang yang menculik Lea bersembunyi di salah satu gedung itu jika memang mereka benar-benar ada disini" kata Gilang yang memperhatikan sekitar dengan seksama.

"Tapi untuk memeriksa satu-satu gedung itu, akan memerlukan banyak waktu bang. Apalagi ini sudah hampir larut malam, tentu gedung-gedung itu sedang kosong sehingga penculik itu bisa bebas memilih gedung mana saja untuk bersembunyi"

"Tidak Am, meski sedang kosong, aku yakin tetap tidak akan mudah bagi penculik itu untuk masuk karena pasti akan akan satpam yang berjaga"

"Ada beberapa gedung yang tidak ada satpam saat malam hari seperti ini bang. Salah satunya gedung tempat daur ulang itu" kata Liam menunjuk sebuah bangunan tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Kita priksa" sahut Gilang yang diangguki oleh Liam

Hampir setengah jam mereka mengelilingi dan memeriksa setiap sudut dan ruangan-ruangan gedung daur ulang itu bahkan sampai area luar pun tak luput dari pemeriksaan keduanya, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan Lea atau hal yang mencurigakan lainya.

"Sepertinya Lea tidak ada disini bang. Apa kita periksa gedung lainya?" tanya Liam

"Bagaimana dengan orang suruhanmu, apa belum ada kabar?" tanya Gilang balik bertanya

Segera Liam mengecek ponselnya dan menggeleng pelan.

"Plat mobil itu tidak terdaftar katanya bang. Jadi mereka mungkin tidak bisa menemukan lokasi pastinya. Kita harus bagaimana sekarang bang?" kata Liam yang malah mondar mandir tak karuan di depan Gilang.

Gilang terdiam sejenak. Dalam hati, dirinya semakin panik dan membayangkan yang tidak-tidak sudah terjadi pada Lea apalagi sampai saat ini ponsel gadis itu belum juga aktif sementara dirinya belum mengetahui dimana Lea berada. Mencoba merenung, tiba-tiba Gilang terpikirkan sesuatu.

"Liam, Apa ada gedung atau bangunan yang memang sudah tak terpakai di sekitar sini?" tanya Gilang membuat Liam yang sedang mondar mandir menoleh

"Memang ada gedung yang sudah tidak terpakai, mungkin sekitar tujuh menit jika naik mobil dari sini. Gedung yang dulunya milik perusahaan AL company"

Gilang mengernyit saat mendengar nama perusahaan itu. Rasa-rasanya dirinya tidak asing dengan nama itu.

"AL company.....Kenapa gedung itu sudah tidak terpakai?"

"Kabar yang beredar, putri dari pimpinan perusahaan itu ingin merenovasinya menjadi rumah tapi sampai sekarang belum ada pembangunan apapun padahal sudah sejak lama perusahaan itu pindah gedung"

"Kalau begitu kita periksa kesana"

"Oke! Ayo kita pergi" seru Liam buru-buru masuk kembali kedalam mobil.

Seperti yang dikatakan oleh Liam, sekitar tujuh menit kemudian mereka telah sampai di depan gedung milik AL company yang sudah tak terpakai alias kosong itu. Begitu turun dari mobil, keduanya terkejut saat melihat sebuah mobil sedan hitam yang terparkir disana.

"Bang, itu bukanya mobil sedan yang kita cari? Lihat, platnya sama" kata Liam menyodorkan ponselnya ke arah Gilang.

"Kau benar. Berarti Lea juga seharusnya ada disini. Kita sebaiknya berpencar untuk mencarinya Liam, dan segera hubungi gue kalau ada sesuatu"

"Oke bang. Aku akan pergi ke arah timur. Abang juga hati-hati, karna besar kemungkinan penculik itu tidak sendiri" kata Liam yang di angguki oleh Gilang

Dengan berjalan mengendap-endap, Liam mulai membuka satu persatu ruangan yang ada dengan hati-hati karena takut menimbulkan suara. Di salah satu ruangan yang ia buka, Liam melihat foto gedung perusahaanya tertempel di dinding namun dengan coretan menyilang bertinta merah yang membuatnya tertarik untuk masuk ke dalam.

Semakin ia melihat-lihat ruangan itu, semakin pula Liam dibuat penasaran sekaligus keheranan olehnya. Apalagi saat ia melihat banyak foto terjejer namun terkesan acak-acakan di sebuah meja kayu yang penuh dengan ukiran-ukiran yang cantik di setiap sisinya.

"Kenapa foto-foto keluargaku ada disini?" batin Liam menatap foto-foto di depannya.

Merasa ada sesuatu yang bisa dirinya temukan, Liam menggeledah seluruh laci meja sampai akhirnya ia menemukan sebuah buku mirip seperti jurnal harian dan map coklat besar di bawahnya. Segera saja laki-laki itu mengambil buku tersebut dan kemudian membacanya dengan seksama.

"Jadi...AL company adalah musuh perusahaan dan kecelakaan oma itu... disengaja..kenapa tidak ada yang menceritakan soal ini padaku" gumam Liam terduduk lemas tak menyangka sama sekali dengan apa yang baru saja diketahuinya ini.

Sebuah rahasia masa lalu yang membuat kedua perusahaan besar itu menjadi musuh hingga kini mungkin juga hingga ke generasi seterusnya.

___________________

Lanjut nggak nih readers? 😚

Meet You Again Where stories live. Discover now