Sebelas

4 1 0
                                    

"Nona, dua orang anak buah kita tadi malam tak sengaja kepergok saat melakukan transaksi oleh seorang gadis asing nona" lapor Chen kepada nona mudanya

"Siapa gadis itu? Apa mereka menangkapnya?"

"Sayangnya gadis itu berhasil lolos nona. Saya takut dia akan melaporkan apa yang ia lihat kepada para polisi atau pihak berwenang lainya"

"Apa salah satu dari mereka ada yang melihat wajah gadis itu? Jika iya, segera buat sketsa wajahnya"

"Ya, beruntung mereka melihat wajah gadis itu nona dan tadi saya memang sudah menyuruh seseorang membuat sketsa wajahnya untuk berjaga-jaga. Kita tunggu sebentar lagi"

"Bagus" jawab sang nona muda singkat

Baru saja Chen hendak menelephone menanyakan soal sketsa wajah pada salah satu anak buahnya yang berada di luar, pintu ruangan luas nan mewah itu di ketuk oleh seseorang.

"Chen gege, ini sketsa yang anda minta" kata orang yang baru datang tersebut mengulurkan sebuah kertas kepada Chen

"Baiklah. Kau boleh pergi" kata Chen

Lembar sketsa wajah yang menggambarkan paras cantik Lea itu langsung ia berikan kepada nona mudanya. Hingga beberapa saat, nona mudanya itu tampak memancarkan rona wajah yang keheranan.

"Ada apa nona?"

"Dia, orang asing. Bukan dari negara kita gege"

"Berarti memang hanya kebetulan saja dan dia tidak akan jadi ancaman untuk nona"

"Tidak, ada kemungkinan dia mata-mata yang di rekrut dari negara lain agar kita tidak curiga"

"Berarti kita harus tetap menangkapnya"

"Ya. Aku ingin gadis itu secepatnya kita tangkap dan bereskan dia"

"Baik nona. Kalau begitu saya permisi untuk mengurus proposal kerjasama perusahaan terlebih dahulu karena sudah tenggat wakty" pamit Chen meninggalkan sang nona yang masih tampak terpekur di tempat duduknya.

"Kebetulan yang sangat kebetulan karena bebarengan dengan permasalahan Re Group" batin sang nona muda

Entah mengapa, setelah melihat sketsa wajah perempuan tadi, hatinya tiba-tiba saja berdesir. Ada amarah bercampur kebencian juga rasa sesal yang menggelegak ingin ia luapkan saat ini juga padahal dirinya yakin sebelumnya mereka tidak pernah bertemu barang satu kali pun.

*****

Lea memasuki kantor cabang milik keluarganya dengan suasana hati yang ceria. Dengan tentengan makanan di tangan kananya, dirinya menuju resepsionis untuk menanyakan dimana ruangan Gilang berada. Awalnya memang agak sulit karena ada beberapa protokol saat akan bertemu seorang pimpinan. Namun saat Lea menjelaskan bahwa diri nya adik dari Gilang dan petugas resepsionis menelephone seseorang, barulah Lea langsung diberitahu ruangan sang kakak dan dipersilahkan untuk menemuinya.

"Woah, lumayan juga interior kantornya. Ini sih serasa kayak di cafe suasananya" batin Lea cukup kagum dengan salah satu kantor cabang milik papinya itu.

Saat tengah berjalan sembari asik memperhatikan suasana sekitar, tak sengaja Lea melihat dua orang laki-laki baru saja keluar dari sebuah ruangan yang sepertinya itulah ruangan milik Gilang sebab di depan pintu terdapat tulisan pimpinan di depannya. Bukanya menyapa atau apa karena bisa jadi mereka adalah rekan bisnis, Lea malah buru-buru bersembunyi di balik vas bunga yang cukup besar saat menyadari bahwa dua orang laki-laki itu seperti tidak asing baginya.

"Bukanya mereka berdua adalah laki-laki yang melakukan transaksi barang haram kemarin malam itu? Ya, aku masih ingat jelas wajah keduanya. Untuk apa mereka datang kemari?" batin Lea

Begitu keduanya dirasa telah benar-benar tak terlihat dan situasi aman, Lea keluar dari persembunyianya. Segera gadis cantik itu menuju ruangan dimana abangnya berada untuk menanyakan kedua orang yang dilihatnya tadi.

Brakk

"Bang...abang!" panggil Lea setengah berteriak setelah dengan kasar membuka pintu ruangan Gilang.

"Astaga....e copot..e copot. Heh yang sop..." kata Gilang tak melanjutkan ucapannya yang bersiap ingin marah-marah namun tak jadi karena rupanya Lea lah yang barusan menyelonong masuk ke ruangan.

"Hehe maaf bang. Jangan marah, nanti cepet tua"

"Huh...sabar Gilang. Untung adek sendiri" gumam Gilang mengelus dadanya

"Abisnya ngagetin aja. Nggak sopan kayak gitu dek, kalau mau masuk tuh ketok pintu dulu kek salam dulu kek. Eh tunggu, Loh-loh kok bisa kesini, sama siapa? Naik apa?" lanjut Gilang bertanya seperti rel kereta

"Ya bisa, abang kan pernah ngasih tau alamat kantor. Lea kesini naik taksi. Bang..abang, dua orang yang tadi keluar dari ruangan abang itu siapa?"

"Mereka utusan dari Al company, ingin bekerjasama dengan perusahaan kita"

"Apa? Abang serius?"

"Ya serius lah. Tuh dokumen-dokumenya lagi abang priksa" Jelas Gilang

"Kalau begitu, jelas mereka berdua itu di lindungi oleh orang yang cukup berkuasa dan kemungkinan Al Company ikut andil di dalamnya" batin Lea

"Dek, kok malah ngelamun. Kenapa emang sama dua orang tadi?" tegur Gilang membuat Lea yang tengah berselancar dengan pikirannya sendiri menjadi terkejut

"Eh, em...nggak papa bang. Oiya nih Lea kesini mau anter camilan buat abang" kata Lea mengalihkan topik obrolan

"Repot-repot nyampek kesini dek cuma mau anter camilan"

"Sengaja bang, karna mau sekalian ke perpus kota yang deket pertigaan dari sini maku dikit itu lo bang. Soalnya lagi pengen baca-baca buku "

"Oh, tumben segala mau ke perpus baca-baca buku, biasanya aja nge drakor"

"Ish, nggak usah ngledek bang. Gini-gini Lea tuh pinter ya di sekolah sama di kampus tuh"

"Masa?"

"Ye, nggak percaya. Yaudah ah Lea mau pergi sekarang, jangan lupa tuh tupperware nya di bawa pulang nanti. Awas klok nggak. Plus, jangan sampek ILANG"

"Lah cuma tupperware kayak gini beli lagi lah klok ilang mah"

"Terserah sih klok abang mau di amuk sama mami, soalnya itu tupperware kesukaanya. Dan abang tau sendiri kan mami itu orangnya teliti. Okey gitu aja sekian dan terima gaji, jangan lupa  langsung di transfer. Bye. Assalamualaikum" kata Lea yang langsung keluar dari ruangan Gilang

"Duh, jangan nyampek deh gue lupa bawa nih tupperware klok gtu. Bisa brabe ntar urusannya" gumam Gilang begidik ngeri.
____________________

Halo all. Pa kabar semuanya? Hayo2 jan lupa besok tgl 14 feb kita nyoblos pemirsa...jan sampek enggak ya😉. Siapapun pilihan kalian dan siapa nanti yang bakal terpilih jadi presiden, semoga bisa menjadikan indonesia lebih baik lagi kedepannya. Amin...amin ya robbal alamin❤❤

Meet You Again Where stories live. Discover now