Empat

17 2 0
                                    

Bangun tidur, setelah mencuci muka Lea berjalan ke dapur berniat ingin membuat sarapan untuk dirinya juga abangnya. Namun saat di depan kulkas gadis cantik itu melihat sebuah catatan yang sepertinya di tulis oleh Gilang. Dalam catatan itu abangnya mengatakan jika sudah pergi ke kantor. Dan untuk sarapan pun juga sudah tersedia di meja makan.

"Rajin amat tuh orang. Baru aja jam tujuh lebih dikit udah pergi ngantor. Lagian ini kan hari pertama di beijing, jalan-jalan dulu kemana gitu kek" gerutu Lea sembari menuangkan susu coklat kedalam sebuah gelas lantas menuju meja makan.

Dilihatnya, seporsi nasi goreng sosis dan telur dadar terhidang manis saat Lea membuka tudung saji. Sangat harum dan menggugah selera. Memang, abang pertamanya itu cukup bisa diandalkan dalam urusan masak memasak. Tanpa membuang waktu gadis cantik itu segera duduk dan menikmati sarapanya. 

"Emm ternyata abang gue emang pinter masak" gumam Lea saat mencicipi nasi goreng buat abangnya itu.

Usai sarapan, Lea mengambil handuknya di lemari lantas pergi ke kamar mandi karena hari ini Lea berniat ingin ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan dan bahan makanan juga camilan tentunya yang memang sengaja ia dan abangnya tak bawa. Untuk tempat-tempatnya, gadis itu tak perlu khawatir karna beberapa meter dari penginapan ada sebuah minimarket yang buka 24 jam. Disekelilingnya pun banyak penjual berbagai makanan street food. Bagaimana dirinya tau? Tentu saja karena saat kemarin sore hendak ke penginapan mereka melewati tempat tersebut.

"Gue emang bisa sih dikit-dikit bahasa mandarin, tapi kalok kek gini ya nggak paham gue" gumam Lea sembari membolak balik bungkus makanan di tanganya yang entah apa.

Saat ini dirinya telah berada di salah satu supermarket terdekat dari penginapanya. mungkin sekitar sepuluh menit dengan  berjalan kaki.

"Ah tau deh. Nanti gue tanyain aja pas ke kasir ini makanan halal apa enggak" lanjutnya

Kelar berbelanja, Lea kini berjalan dengan santai melewati trotoar hendak pulang ke penginapan dengan beberapa kantong belanjaan di tangan kiri, sementara di tangan kananya menggenggam ice cream yang belum di buka. Duduk sebentar di sebuah kursi panjang dekat pepohonan, Lea berhenti sebentar untuk beristirahat sembari mengamati orang-orang yang berlalu lalang.

Saat lampu lalu lintas berubah warna hijau dan ada seorang nenek yang hendak menyebrang, sebuah mobil melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Lea yang melihatnya pun seketika membelalakkan matanya dan buru-buru beranjak dari duduknya tanpa memperdulikan belanjaan juga ice cream di tanganya sekaligus langsung menyusul langkah si nenek.

"Nekk...awass!!" kata Lea setengah berteriak

Dengan gerakan yang gesit, untung saja Lea masih sempat untuk menyelamatkan nenek tersebut meskipun kini malah dirinya sendiri yang terluka karena sempat terserempet dan terjatuh di aspal.

Sementara, beberapa orang sekitar mulai menghampiri. Diantaranya, ada yang membantu Lea berdiri dan mendudukanya di kursi tak jauh dari tempatnya duduk tadi, juga membantu menenangkan sang nenek.

"Nenek...nenek nggak papa?" tanya Lea khawatir.

"I..iya..nenek..nenek nggak papa" jawab nenek itu yang masih tampak terkejut.

"Astaga...kau terluka. Kita harus ke rumah sakit dahulu" lanjutnya lantas meminta tolong salah satu orang yang ada disana untuk membawa mereka ke rumah sakit terdekat.

*****

Hampir satu jam berlalu, beberapa luka baret dan luka-luka yang mengeluarkan darah di kaki juga tangan Lea telah selesai di tangani oleh perawat. Baru saja gadis itu hendak merapikan barang-barangnya yang akan di bawa pulang, tiba-tiba saja ada seseorang yang datang menghampiri ruangan tempatnya di tangani dengan setengah berlari. Lea? Tentu saja tetap cuek tanpa berniat melihat siapa orang yang baru datang tersebut.

"Oma...oma nggak papa?" tanyanya kemudian.

"Oh. cucunya nenek ini toh" batin Lea sembari tangannya sibuk membereskan barang-barang tanpa mengalihkan perhatiannya ke arah dua orang nenek dan cucu yang berada di ambang pintu.

"Oma nggak papa. Malah gadis ini yang luka-luka karna nyelamatin oma tadi"

"kamu...kamu yang tadi menolong oma saya?" tanya pria tersebut yang membuat Lea kini menolehkan kepalanya.

Bukanya menjawab, Lea malah menatap pria yang kini berhadapan denganya tanpa berkedip. Seketika, tubuhnya terasa kaku saat dirinya menatap wajah laki-laki yang kini menghampirinya.

Wajah itu...wajah yang sama dengan kaisar Hwang. Laki-laki yang selama ini diam-diam dirinya rindukan. Sorot matanya, ketegasan yang berpadu dengan kelembutan sekaligus itu benar-benar milik kaisar Hwang. Mimpikah dirinya saat ini? Jika benar ini mimpi, Lea mohon jangan dulu bangunkan dirinya karena ia masih ingin berlama-lama menatap wajah tampan di depannya ini.

"Hey... Kok malah melamun"

"H..wang.."

"Apa?" tanya laki-laki itu bingung karena suara Lea yang tak begitu jelas.

"Eh..eng..enggak"

"Ngomong-ngomong, saya Liam. Hwang Liam Tse" kata laki-laki itu mengulurkan tangannya

"Saya Lea. Hilya Azalea Aditama" sambut Lea kemudian

"Thanks udah nyelametin oma saya" kata Liam tersenyum

Astaga, bahkan senyum itu...juga milik kaisar Hwang. Dan apa tadi? Nama depannya pun Hwang? Ah, jangan lupakan juga nama belakangnya yang juga sama. Apa-apaan ini? Sekedar mengingatkan saja, nama panjang kaisar Hwang adalah Ming Hwang Tse.

"Kamu ngelamun lagi" komentar Liam terkekeh.

Entah mengapa gadis yang baru saja berkenalan denganya ini sangat lucu dan menggemaskan menurutnya.

"Ouh..sorry-sorry. Tiba-tiba aja saya keinget belum bilang sama abang saya suruh jemput kesini"

"Liam, kita antarkan saja dia pulang biar abangnya tidak tambah khawatir" kata si nenek mendekati Lea dan Liam

"Eee..nggak usah nek. Lea udah banyak ngerepotin" tolak Lea halus

"Tentu aja nggak ngerepotin nak"

"Kamu nggak boleh nolak. Bener kata oma. Anggap saja ini sebagai rasa terimakasih kami"

Karna terus di bujuk, dengan terpaksa Lea menyetujuinya. Biar bagaimana pun memang tidak mungkin menyuruh abangnya menjemput kerumah sakit. Selain pasti abangnya itu masih sibuk di kantor, Gilang tentunya akan sangat khawatir berlebihan terhadapnya. Biarlah nanti saat laki-laki itu pulang dirinya akan menjelaskan pelan-pelan.

____________________

Halo readers, apa kabarnya nih kalian? Sehat selalu, dilancarkan rezeki dan segalanya dimanapun kalian berada😘😘

Terus dukung Relca biar tambah semangat nulis ya Readers kesayangan semua❤

Meet You Again Where stories live. Discover now