26 : Menyesal

80 17 0
                                    



Setelah gadis itu masuk ke dalam unitnya, Seungcheol langsung memandang Joshua bingung. Dia tidak mengerti mengapa Joshua bersikap sangat kasar terhadap gadis itu.

"Ada apa denganmu?" tanya Seungcheol.

Joshua hanya terdiam, masih terkejut dengan kata-kata yang baru saja gadis itu ucapkan. Rasa bersalah mulai tumbuh di dalam dirinya, ia menyadari bahwa ia tidak seharusnya bersikap kasar dan jahat terhadap gadis itu.

Dohoon tiba-tiba menghampiri mereka dan menepuk bahu Joshua. "Sepertinya kita perlu bicara."

Dohoon pun berjalan mendahului Joshua dan Seungcheol kembali ke unit sementara mereka yang ada di lantai atas. Hari ini juga Dohoon akan mendapatkan jawaban dari kedua orang ini atas apa yang sudah terjadi sekaligus menjelaskan keadaan adik sepupunya itu.

Dorm 1 menjadi tempat diskusi mereka. Joshua masih tetap diam, merenungkan semua perlakuannya yang dia sadari keliru. Sementara Seungcheol menunggu kedua orang ini membuka suara.

"Joshua-ssi, apa yang terjadi? Kenapa kau terus bersikap seperti itu padanya?" Dohoon akhirnya mengekspresikan rasa penasarannya setelah beberapa saat hening.

Seungcheol, yang juga merasa penasaran dengan alasan di balik perilaku kasar Joshua, mengangguk setuju. "Katakan, Joshua. Aku juga ingin tau mengapa kau bersikap seperti ini. Aku tau betul kau tidak pernah bersikap kasar, apalagi terhadap wanita. Apa yang telah dia lakukan padamu?"

Joshua tersenyum getir. "Tidak ada," jawabnya dengan suara pelan, matanya masih tertuju pada tirai yang menutupi jendela.

"Shua-ya, jangan seperti ini. Kasihan [Y/N]. Dia selalu merasa bersalah atas apa yang tidak dia lakukan. Apa kau tidak melihat ekspresinya tadi? Dia terlihat sangat lelah. Kau harus memikirkan perasaannya juga." Suara Seungcheol semakin meninggi, dia benar-benar frustrasi dengan reaksi Joshua.

"Aku melakukan semua itu karena aku menyukainya," kata Joshua tiba-tiba, mengungkapkan perasaannya yang selama ini dia pendam.

"Kau gila?" Suara Seungcheol menggema di ruangan itu.

"Seungcheol-ssi, tenanglah."

Meskipun mereka baru saja memperbaiki hubungan mereka dan kembali mengibarkan bendera persahabatan, tapi sekarang mereka kembali berdebat karena seorang gadis.

"Apa adikku menolakmu? Apa itulah yang membuat kau bersikap seperti ini padanya? Selama ini aku tau apa yang sudah kau lakukan padanya. [Y/N] mungkin terlihat sangat kuat di depan kalian, tapi sejujurnya, dia adalah sosok yang sangat rapuh," jelas Dohoon, tidak ingin orang-orang melihat adik sepupunya sebagai sosok yang rendah.

"Dia menolak kalian, ada alasanya. Dia menghormati kalian sebagai idola yang dia kagumi bukan seseorang yang ingin dia ikat dalam sebuah hubungan. Kau harus tahu, tidak mudah baginya untuk menyukai seorang laki-laki. [Y/N] memiliki trauma yang sangat mendalam terkait laki-laki di masa lalunya."

"Hyeong," Seungcheol mencoba menenangkan Dohoon, menyadari ketegangan dalam ruangan itu semakin tinggi.

"Maafkan aku," kata Joshua dengan lirih.

Dohoon dengan suara yang tegas menjelaskan, "Aku merasa selama ini kalian, lah, yang membuat keadaannya semakin buruk. Dia kembali harus minum obat anti depresi setelah masalah ini semakin membingungkan. Awalnya, dia hanya ingin bekerja dengan baik dan tidak menciptakan masalah, tetapi sekarang? Kalian benar-benar telah mengacaukan semuanya."

Dohoon berdiri dari tempatnya, merasa emosinya meningkat akibat perasaan kesal dengan pembicaraan ini. "Joshua-ssi, seharusnya kau bersyukur padanya karena dia menyelamatkanmu pada malam itu. Jika dia tidak datang ke unitmu malam itu, kau mungkin sudah tidak ada di sini."

Suspicious Manager [I]Where stories live. Discover now