12 : Sangat Menyukaimu

192 31 4
                                    


Troli belanjaan itu terus di dorong menyusuri rak-rak bahan makanan. Lalu berhenti di depan etalase daging. Jeonghan memesan beberapa jenis daging, ia tau banyak tentang daging. Ia juga terdengar seperti ahli daging, tidak heran makanan kesukaan Jeonghan itu kan daging. Tentu ia tau bagaimana cara memilih daging yang baik.

Sementara aku betalih ke rak bumbu. Aku ambil beberapa bumbu masakan dan memasukannya kedalam troli.

Untuk porsi makan 13 orang ini sangatlah banyak. Dari tadi Jeonghan terus memasukkan bahan makanan tanpa ragu kalau member tidak menyukainya. Tapi dari yang ku ingat, Seventeen itu pemakan segalanya. Jadi tidak heran Jeonghan akan memasukkan semua bahan makanan sebanyak ini.

“Sepertinya ini sudah cukup,” kataku sembari menunjuk ke troli belanja.

“Sepertinya sudah, kita bayar sekarang.” Jeonghan tampak puas dengan isi troli yang sudah sesuai dengan sop Seventeen.

Setelah selesai bayar-membayar. Aku dan Jeonghan langsung memasukkan belanjaan kedalam mobil. Setelah di susun kedalam Kotak, ternyata belanjaannya lebih banyak kelihatannya.

Aku dan Jeonghan kembali masuk kedalam mobil setelah selesai menyusun barang belanjaan. Jeonghan langsung sibuk dengan ponselnya begitu masuk dan duduk di kursi sebelah kemudi. Dia tiba-tiba jadi pendiam, entah kenapa pula anak ini.

Tanpa pikir panjang, aku pun langsung melajukan mobil tanpa bersuara sedikitpun. Setelah beberapa kilo meter Jeonghan memegang lenganku dan berkata,

“Manager Cha, aku mau kopi.”

Tiba-tiba saja mau minum kopi?

“kopi?” bingung ku

“itu, setelah pertigaan di depan ada coffee shop yang enak. Kau parkikan saja mobilnya. Biar aku yang turun untuk beli.” Jeonghan menjelaskan dengan gestur tangan yang menunjuk-nunjuk ke arah seberang pertigaan.

“ok,” sahutku dengan raut wajah datar.

Sesampainya di coffee shop yang di maksud Jeonghan. Aku segera memarkirkan mobil di bahu jalan yang memang di perbolehkan untuk parkir. Pria Yoon itu pun langsung turun dan berlari menyebrangi jalan.

Aku memperhatikan Jeonghan dari mobil, seharusnya aku yang turun untuk membeli kopinya. Tetapi Jeonghan sudah lebih dulu kabur dari pandangan mataku.

Setengah jam berlalu, Jeonghan tak kunjung kembali. Ku lihat jam di layar ponsel, memesan kopi tidak akan selama ini.

Aku pun segera menghubungi Jeonghan. Deringnya cukup panjang. Sebelum di jawab oleh Jeonghan dari seberang panggilan.

Suara grasak-grusuk terdengar. Lalu telingaku juga bisa mendengar suara napas Jeonghan yang ngos-ngosan seperti sedang berlari.

Jeonghan-ssi, kau baik-baik saja?”

Aku langsung panik dan keluar dari mobil. Firasat ku mengatakan kalau terjadi sesuatu yang buruk menimpa Jeonghan. Ia tidak kunjung bicara, aku hanya mendengar suara deruan napas kasar dan suara derap lari yang cepat.

Jalanan terlihat sepi, aku langsung menyebrang. Coffee shop tempat Jeonghan tadi memesan kopi langsung aku masukin, tapi aku tidak menemukan Jeonghan disana.

“Tadi aku melihat Jeonghan.  kau tau? Dia tampan sekali.”

“oh ya? Sekarang dia ada di mana?”

“kurasa dia kabur. Ada beberapa fans fanatik yang mengejarnya. Belakang ini sasaeng seventeen cukup agresif. Aku jadi khawatir.”

“waah, kalau begitu member seventeen tidak boleh berkeliaran sendirian seperti Jeonghan tadi. Akan sangat berbahaya kalau di tangkap oleh sasaeng fans.”

Suspicious Manager [I]Where stories live. Discover now