03 : Are You Ok?

159 30 2
                                    

Hari ini seperti biasanya, latihan lagu baru sebelum shooting music video dilakukan. Para staff dan member tampak sangat sibuk dengan pekerjaan mereka. Pekerjaan ku sudah selesai 10 menit yang lalu. Karena semua manager ada disini, jadi pekerjaanku sebagai asisten manager tidak terlalu berat.

“[y/n]-ssi, apa kau punya obat pereda sakit kepala?”

Aku tersentak ketika mendengar suara itu dari belakang. Saat kulihat ternyata itu, Jeonghan. Matanya tampak berkedut-kedut dan tangannya memijat dahinya cukup kuat..

“kau sakit?” tanyaku panik

Jeonghan menggeleng, “hanya pusing biasa. Setelah minum obat pasti pusingnya akan hilang.”

“Bagaimana ini,” aku pun merogoh tasku, “ah, ini. Obat ini cukup manjur.” Kataku sembari memberikan dua buah tablet yang masih di bungkus rapat kepada Jeonghan.

“terimakasih [y/n]-ssi.” Jeonghan tersenyum tipis padaku.

Dia bahkan langsung meminum obat itu di hadapanku. Tampaknya dia sangat kesakitan. Dia tidak bisa berbohong karena aku bisa melihat dahinya mengkerut beberapa kali.

“masih sakit kah?” tanyaku khawatir.

Jeonghan lagi-lagi tersenyum sangat manis padaku, “kau mengkhawatirkan ku manager Cha?” tanyanya penuh antusias.

“Tentu saja aku mengkhawatirkan mu. Aku juga mengkhawatirkan semua member. Bukan hanya kau Jeonghan-ssi.

Jeonghan tertawa, “wah, kukira kau adalah orang yang tidak punya rasa empati. Ternyata kau perhatian juga.” Ia sedang memuji atau mengejekku?

“Jeonghan-ssi, kesehatan itu nomor satu. Jika kau bekerja keras tanpa memikirkan kesehatan, itu sama saja…”

Belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, Jeonghan dengan senyum malaikatnya menatapku. Tangan kanannya ia taruh di atas kepalaku lalu ia tepuk-tepuk pelan, “Kau ternyata sangat mirip dengan ibuku, sangat cerewet.”

“Jeonghan-ssi,” aku melayangkan protes padanya, tetapi sepertinya Jeonghan sangat menyukai reaksiku.

“baiklah-baiklah, aku akan menjaga kesehatanku.” Ucap Jeonghan, membuatku sedikit bisa bernapas lega.

Sekilas aku melirik ke tangan Jeonghan. Ia beberapa kali terlihat menggenggam laku melepaskan jemarinya. Seperti sedang menetralisir sesuatu. Kurasa, tangannya juga sedang bermasalah.

“kau tidak apa-apa?” tanyaku kembali khawati.

“aku baik-baik saja. Sakit kepalanya sudah reda.” Jawabnya santai.

“Bukan itu, maksudku ini” aku dengan sengaja menyentuh tangan kirinya, “kurasa, tangan kirimu juga sakit. Apa kau baik-baik saja?” tanyaku hati-hati.

Jeonghan menengok ketangan kirinya. Ia kembali tersenyum padaku. Ada apa dengan orang ini? Kenapa tersenyum padaku seperti orang bodoh?

“aku baik-baik saja, terimakasih telah mengkhawatirkan ku. Untuk seterusnya, aku mau kau terus memperhatikan ku seperti ini.”

“Jeonghan-ssi, aku sedang tidak bercanda.”

“aku juga sedang tidak bercanda nona Cha.” Jeonghan kembali menepuk-nepuk ujung kepalaku sangat lembut. Seperti sosok kakak yang perhatian dengan adiknya.

Salah satu mimpiku adalah menjadi adiknya Yoon Jeonghan. Karena kupikir dia sangat perhatian dengan adiknya. Aku ingin memiliki sosok kakak seperti ini, tidak seperti kakak kandungku.

Suspicious Manager [I]Where stories live. Discover now