11 : Jatuh Hati

108 27 0
                                    


Dering ponselku terus bergema di seluruh ruangan. Mataku masih terbuka setengah. Rasa kantuk masih sangat mendominasi mataku, mengingat aku baru saja tidur 3 jam dan itu masih sangat kurang untukku.

“Aiish, siapa sih?”

Aku berguling-guling di atas kasur penuh rasa jengkel. Pasalnya, dering itu tidak kunjung putus. Ini masih jam 7 pagi dan ada orang iseng yang mengganggu tidurku seperti ini. Ditambah lagi hari ini adalah hari libur, aku ingin beristirahat di rumah saja.

Tapi tetap saja, ponselku masih meraung, menuntut untuk segera diangkat. Terpaksa, aku akhirnya mengambil ponselku yang aku letak di meja di sebelah kasur.

‘👥SVT Jeonghan’

Begitu ku lihat nama Jeonghan lah yang terpampang jelas di layar panggilan. Aku merasa dia akan mengerjaiku lagi hari ini. Namun dengan terpaksa aku mengangkat teleponnya, jika tidak dia pasti akan menteror ku sepanjang hari.

“Halo”

Suaraku masih jelas terdengar sangat serak, aku pun kembali menutup tubuhku dengan selimut. Menjawab telepon dengan malas dan berharap Jeonghan tidak minta hal yang aneh-aneh di pagi ini.

“Manager Chaaaa, kau masih tidur?”

Neee, Jeonghan-ssi

sudah ku bilang panggil aku oppa!”

“setelah kupikir lagi, aku tidak mau.”

“ya!”

“ada apa menelepon ku sepagi ini? Apa ada sesuatu yang harus aku kerjakan?”

Mataku yang satu kembali tertutup, suaraku semakin memelan. Rasanya berada di awang-awang. Aku masih sangat mengantuk.

Nanti malam anak-anak mau mengadakan makan-makan besar di dorm. Kau harus ikut. Kau juga harus membantu kami untuk belanja bahan-bahan masakan dan membantu kami memasak tentunya.”

“hhhmm.”

siang ini aku dan beberapa member akan belanja, kau harus ikut pokoknya.”

“hhhhmm.”

kau mendengarkan ku tidak?manager Cha!!”

Aku sontak langsung terbangun dari tidurku setelah mendengar teriakan Jeonghan yang menggelegar. Mataku mengerjal beberapa kali lalu kembali fokus ke percakapan kami.

“maaf, aku ketiduran.”

aigoo, pokoknya nanti siang kau harus ikut. Aku akan menjemput ke unitmu, mengerti?”

“baiklah.”

yasudah, kembali tidur sana!”

Sambungan telepon terputus sepihak. Aku pun langsung melempar ponselku ke samping. Jeonghan semakin terlihat sikap semena-menanya. Tapi, tak apa lah. Aku juga tidak bisa melawan, karena aku hanya seorang asisten manager, tidak lebih.

Suspicious Manager [I]Where stories live. Discover now