"8"

347 19 0
                                    

"keya, lo cari ini?" Kata Beomgyu yang baru saja mau pergi meninggalkan keya.

Keya menoleh ke arah beomgyu yang sedang berdiri di belakang nya itu. Beomgyu mengangkat playdits tersebut dan memperlihatkan nya kepada keya.

"Owh, iya ini yang gue cari cari, makasih ya, omong² di mana lo dapetin nih playdits?" Tanya keya penasaran karena sedari tadi ia mencari tapi tidak menemukan nya.

"Tadi pas gue mau keluar gue ga sengaja lihat ini barang" kata Beomgyu datar dengan suara serak nya itu.

"Makasih, ya" kata keya, sambil senyum menoleh ke arah wajah Beomgyu yang dilihat dari depan semakin ganteng, walaupun hanya terlihat matanya yang cantik".

"hm, gue pamit dulu mau pergi" Beomgyu berpamitan dan pergi meninggalkan gadis yang membuat nya mungkin sedikit terlambat kontrol.


Akhirnya Beomgyu sampai di tempat tujuannya, dia datang sedikit terlambat, dan sekarang dia merasakan pusing sangat pusing padahal ini masih di dalam mobil dia belum sempat keluar dari mobil.

"Ciks, gue letakkin obatnya dimana si?," Ocehan Beomgyu keluar begitulah saja di saat yang seperti ini dia malah dirumitkan oleh keadaan. "Ahhhh, shibal kemana si pergi tu obat?" Beomgyu terus mencari obatnya. Karena tidak tahan lagi dengan pusingnya Beomgyu memutuskan untuk langsung keluar saja dari pada pingsan di mobil malah tidak ada yang tau kalau dia pingsan lagi.

Beomgyu berasil masuk kedalam rumah sakit yang dia tuju, tapi tidak beberapa langkah masuk dia ambruk tepatnya dia jatuh pingsan karena sudah tidak tahan lagi dengan kepala nya yang terus berdenyut hebat.


Beomgyu tersadar, wajah yang pucat, yang pertama dia lihat hanyalah sebuah ruangan putih, dan juga seorang suster yang menemaninya saat itu.

"Ternyata kamu sudah sadar" kata sang suster

"Saya td pingsan ya sus?" Tanya Beomgyu kepada sang dokter dengan suara suara serak dan berat khas Beomgyu.

"Iya kamu pingsan" (ah tidak kenapa malah gue gemetar) batin suster.

"Saya panggilkan dokternya dulu ya, ingin memberi tahu kalau kamu sudah sadar" kata sang suste kepada Beomgyu.

"Baik suster, terimakasih" kata Beomgyu sopan, susternya pun keluar dari ruangan.

"Gini amat nasib gue, udah ga di akui keluarga sendiri, malah penyakitan lagi" kata Beomgyu meringis membuat perlahan dia menjatuhkan air matanya.

Sebuah cairan lolos jatuh ke ranjang Beomgyu, cairan bening yang sangat penuh dengan sakitnya hati Beomgyu saat ini, andai saja dia tidak di lahiran kan di Dunia ini, dia pasti tidak akan pernah merasakan sakitnya dunia ini.

"Tuhan, jujur saja aku udah capek dengan semua penderitaan ini, bolehkah? Bolehkah aku pergi saja dari dunia ini? Bolehkah? Aku hanya ingin Keluarga ku mengakui ku, dan menyanyangi ku sebagai anak kandungnya, aku hanya ingin kasih sayang dari kedua orang tua ku saja cukup, Aku hanya ingin itu, kapan aku akan mendapatkan nya tuhan? Apa aku akan Terus menerus sampai ujung hayat ku tiba? Apa aku ga bisa mendapatkan apa yang anak anak usia ku dapatkan? Jujur saja aku iri dengan anak anak usiaku yang mempunyai keluarga yang utuh, sedang kan aku hanya anak buangan, aku bahkan tidak pernah di inginkan oleh orang tua kandung ku, aku sudah kangen dengan paman taehyung yang selalu ada saat aku butuh, tapi lihatlah kau merebut nya terlebih  dahulu, aku membutuhkan sosok sepertinya, dia orang baik, dia membuat ku merasakan kasih sayang dari seorang ayah, Kapan, Kapan episode aku di sayang oleh keluarga ku di rilis ya tuhan kapan?"
Ringisan Beomgyu, tangisan, air mata yang lolos begitu saja keluar nya Tampa henti, Seorang pemuda yang menatapi hidupnya.

"Andai saja aku tidak pernah di lahirkan aku tidak akan pernah merasakan sakitnya dan kejamnya dunia ini kepadaku, aku capek tuhan, aku capek, hidup seperti sebatang kara" tangisan itu membuat ruangan itu tampak sendu dengan apa yang di alami Beomgyu.

Suara gumuruh dari luar ruangan, yang memperlihatkan hari ingin hujan, suara petir menyambar pun terdengar keras, cocok dengan suasana hati yang di alami sang empu yang menangis di ranjangnya itu, menatapi nasib buruk yang di alaminya, Bahkan semesta ikut menangis saat sang empunya mengeluarkan keluh kesahnya.

Seseorang dari luar ruangan Beomgyu mendengar ucapan Beomgyu dan mendengarkan suara tangisan yang begitu pilu, seorang dokter perempuan yang mendengar perkataan Beomgyu.

Beomgyu beralih keduduk saat ini.

Tes.

Air yang merah keluar dari hidungnya dengan lolos, darah yang segar itu keluar cukup banyak, Beomgyu mengambil tisu yang berada di sebelah ranjang tersebut.

Clekk.

Sang dokter masuk, Dokter langsung membatu sang empu untuk mehentikan darah mimisan Beomgyu, sang Dokter melihat ranjang yang basah dengan bekas buliran bening air mata.

(Kenapa? Kenapa sesak rasanya saat bertemu dengan anak ini, aku seperti pernah melihat nya tapi kapan?) Batin dokter (kenapa memilukan sekali apa yang di alami pemuda ini) lanjut batin sang dokter.

Tbc.

Jangan lupa vote lalu komen ok thanks.

Jung Beomgyu | Familly? Where stories live. Discover now