Bab 30 - Decision

2.8K 341 40
                                    

PERTEMUAN pertama Stefanie dan Elvano terjadi tiga tahun lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PERTEMUAN pertama Stefanie dan Elvano terjadi tiga tahun lalu. Disaat ibunya mengajak dirinya datang ke acara arisan yang dilaksanakan di kediaman ibunda Elvano. Waktu itu ibunya berkata bahwa Stefanie boleh pergi setelah mengantar ibunya, tapi faktanya ia malah disuruh menunggu di rumah Elvano. Kepribadiannya yang ramah sangat digemari oleh teman-teman ibunya, ia juga pandai bicara dan selalu riang setiap waktu. Membuat orang-orang merasa nyaman di dekatnya.

"Ma, aku pulang."

Semua ibu-ibu yang berada di ruangan tamu menoleh cepat ke asal suara, tak terkecuali Stefanie.

"Eh kamu udah pulang, Van?" tegur Maria pada anaknya.

"Halo, Elvano! Udah lama gak ketemu eh malah makin ganteng aja," seru ibu dari Stefanie dengan ramah.

Elvano tersenyum ramah sambil menundukkan kepalanya sopan. "Halo, Tante. Apa kabar? Lagi pada arisan ya?" sahutnya berbasa-basi.

Well, laki-laki itu memang menawan. Itulah yang dipikirkan Stefanie saat pertama kali bertemu dengan Elvano. Gadis itu juga sempat berspekulasi bahwa laki-laki semacam Elvano pasti berjiwa petualang, dan sudah pasti memiliki kekasih. Tipikal laki-laki yang mudah bergaul dan mudah dicintai. Setidaknya itulah kesan pertama yang Stefanie dapatkan dari Elvano.

"Elvano kenalin ini Stefanie, anaknya Tante Rita. Dia ini seumuran lho sama kamu," kata Maria berinisiatif memperkenalkan mereka berdua.

Pandangan Elvano beralih pada Stefanie. Karena sudah terlanjur diberi kode oleh ibunya, Elvano mau tak mau berjalan mendekati Stefanie kemudian mengulurkan tangannya.

"Elvano," ujarnya.

Stefanie ragu-ragu membalas uluran tangan itu. Ia tidak mengerti kenapa mereka perlu saling mengenal seperti ini.

"Stefanie," balasnya sambil tersenyum lebar.

"Stefanie ini nganterin Tante Rita, kayaknya dia bete deh harus ikut ngumpul sama ibu-ibu. Kamu ajak main gih, siapa tau nyambung bahas-bahas dunia kampus," kata Maria yang langsung membuat Stefanie mengerjap kaget.

Stefanie cepat-cepat mengibaskan kedua tangannya. "Eh gakpapa kok, Tan. Aku gak bete kok di sini, justru seru banget," ujarnya merasa tidak enak karena dituduh yang tidak-tidak.

Sayangnya Maria tidak mengindahkan ucapan Stefanie, ia malah menautkan kedua alisnya kepada Elvano untuk menegaskan maksudnya.

"Ayo Stef, kita ngobrol bareng di balkon atas," ajak Elvano pada Stefanie. Gadis itu tentu tidak enak hati, namun semua pandangan mata ibu-ibu—terutama ibunya—meminta ia mengiyakan ajakan Elvano.

"Iya." Stefanie bangkit berdiri dari sofa. "Aku permisi ya Tante," katanya

"Oke, having fun kalian," seru Maria gembira.

Stefanie mengikuti langkah Elvano yang berjalan menaiki tangga rumahnya. Begitu sesampainya di atas, Elvano berjalan ke sebuah kamar yang pintunya terbuka lebar. Gadis itu pun menghentikan langkahnya di depan pintu karena takut dianggap tidak sopan kalau masuk ke dalam.

One Last Chance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang