Bab 2 - I Miss You So...

6K 465 30
                                    

"Lu lagi kelilit utang pinjol, ya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lu lagi kelilit utang pinjol, ya?"

Kaluna Utari tersentak dalam lamunannya ketika seseorang menepuk meja kubikelnya dengan semangat membara.

"Lu gak liat muka gue lebih cocok jadi yang nagih utangnya?" cetus Kaluna.

"Gue setuju sih kalau itu," balas perempuan yang menepuk mejanya sambil terkikik geli. 

Kaluna menyentuh kepalanya. "Gue cuma lagi mikir aja, kenapa obat tidur yang gue minum gak mempan belakangan ini," katanya menjawab prasangka orang itu. Ia kembali menyalakan komputer di meja kerjanya dan tidak sengaja melihat tanggal.

Dia bakal nikah dua minggu lagi.

Dua minggu itu memang kurun waktu sial dalam hidupnya.

Kaluna menghela napas berat, ia mengusap belakang tengkuknya dan malah termenung dengan pikirannya sendiri. Terhitung hari ini, artinya acara pernikahan laki-laki tiga belas hari lagi. Oh my...

"Tiga puluh kali," ucap perempuan berambut ikal pendek di sebelahnya. "Gue itung setidaknya tiga puluh kali lu ngehela napas. Jujur sama gue, dosa besar apa yang baru lu lakuin?" lanjutnya dengan tatapan curiga.

Kaluna mendelik kesal. "Astaga! Gak ada kerjaan banget lu ngitungin berapa kali gue ngehela napas. Lagian muka macem malaikat tanpa sayap ini mana pernah bikin dosa. Kalau elu sih gue percaya," katanya sombong pada rekan kerja sekaligus teman baiknya sejak SMP, Aileen Theodora.

Perempuan berwajah kecil, berhidung mancung dan memiliki tahi lalat kecil di bawah itu tersenyum samar. Sebenarnya Aileen sudah tahu mengapa Kaluna terlihat seperti orang yang sedang terlilit hutang, tapi Aileen tidak bisa menanyakan sesuatu yang tidak akan pernah Kaluna jawab. Sahabatnya itu pasti akan mencari ribuan alasan untuk menyanggah berbagai macam pertanyaan mengenai apa yang ia rasakan sendiri. Sudah wataknya dari dulu begitu.

"Sebentar lagi jam lima," kata Aileen melirik jam kulit berwarna cokelat yang ia kenakan di tangan kirinya. "Nanti pas pulang mau nongkrong dulu gak? Ke Amuz gimana?"

"Gue tau lu jomlo, tapi gak usah keterlaluan gitu. Gue gak mau disebut punya hubungan terlarang sama orang kek elu," sahut Kaluna tanpa menoleh. Ia menatap layar komputernya sembari membaca ulang rekapan data yang akan ia presentasikan besok pagi. Sebenarnya ia sudah membaca ulang sebanyak tiga kali, tapi entah kenapa ia terus mengulang apa yang sudah ia kerjakan. Sepertinya ia sedang mencoba membuat dirinya sendiri sibuk hingga tak ada waktu memikirkan sesuatu yang tidak ingin ia ingat.

"Buset, sejomlo-jomlo-nya gue, gue juga sudi najis punya hubungan kotor sama lu," seru Aileen tidak sudi niat baiknya ternodai oleh pemikiran brutal Kaluna. Sambil berdumel, gadis bertubuh kurus itu membereskan barang-barangnya di atas meja, nampaknya ia sudah bersiap-siap lebih dulu untuk pulang.

"Berisik, gue sebagai Single, Young and Rich lagi fokus nih," gumam Kaluna seraya menekan tombol enter di-keyboard komputernya menandakan kalau rekapannya sudah selesai dan tidak ada masalah.

One Last Chance (END)Where stories live. Discover now