S

7.6K 750 18
                                    

"jadi gimana dok?" Tanya jaemin dengan wajah tegang dan jantung yang berdetak kencang.

"Anda memang mempunyai rahim tapi sayangnya rahim anda sangat lemah" ujar dokter perempuan itu.

Jaemin menghela nafas lega, Nana tidak berbohong. Ia memang mempunyai rahim dan itu cukup membuat nya bahagia.

"Tapi rahimnya masih bisa di perkuat kan dok?" Tanya jaemin lagi dengan muka yang tampak jelas menunjukkan kelegaan tidak seperti tadi yang tampak tegang.

Dokter perempuan itu mengangguk pelan, "bisa, tapi itu sepertinya akan membutuhkan waktu cukup lama. Selain itu kamu juga harus mengubah gaya hidup mu mulai dari sekarang. Seperti, jangan merokok apalagi meminum alkohol, memakan atau meminum minuman yang sehat dan bergizi, banyak minum vitamin, sering berolahraga, istirahat yang cukup, meningkatkan imunitas rahim dan yang lain lain" jelas dokter itu sembari menulis resep di kertas.

Jaemin memperhatikan penjelasan dokter itu dengan seksama, ia mengerti sekarang. Mulai sekarang harus merubah gaya hidupnya, ia tak mau kehidupan di masa depan sama seperti cerita milik Nana.

Perlahan saja pasti dia bisa. Jika Jeno saja bisa membuat keputusan yang sangat besar kenapa dia juga tidak bisa mengambil keputusan untuk memperkuat rahimnya? setidaknya upaya ini dapat mengurangi tahun penantian menunggu jisung ke dunia.

"Ini resep beberapa obat yang harus anda minum untuk perlahan menguatkan dan menyehatkan rahim anda tuan Nakamoto, semoga dengan langkah yang anda ambil dapat menyelematkan janin anda" ucap dokter itu tersenyum lembut sembari menyerah secarik kertas kepada jaemin.

Jaemin menerima kertas itu dengan senang hati, ia menongak membalas senyuman itu dengan senyum yang sangat sangat manis sampai sampai membuat pipi dokter itu memerah.

"Terimakasih dokter Airin" balas jaemin tulus.

"Sama sama, anda juga harus ingat selalu apa kata saya supaya nanti anak yang anda kandung bisa menjadi anak yang sehat tanpa ada kekurangan sesuatu"

"Itu pasti dok, kalo saya pamit terlebih dahulu" balas jaemin sekaligus pamit untuk pergi dari ruangan dokter Airin.

Dokter Airin hanya mengangguk lalu tersenyum kepada jaemin menatap kepergian jaemin yang keluar dari ruangan nya.

ฅ^•ﻌ•^ฅ

"Jaemin pulang" teriak jaemin membuka pintu rumah milik keluarga Nakamoto.

Jaemin menatap sekitar, kosong. Ia berpikir sejenak.

Aahh, jaemin baru ingat. Win win dan yuta pamit ke dirinya untuk pergi ke mansion kediaman keluarga Jung.

Jaemin menghela nafas saja, dirinya bebas di rumah sendirian. Buru buru ia pergi ke kamar untuk meletakkan beberapa obat dan vitamin yang ia beli tadi.

Sesampainya dikamar miliknya, jaemin segera meletakkan beberapa obat dan vitamin yang ia beli tadi di laci meja belajarnya.

Setelah selesai, jaemin berbaring sejenak di ranjang empuk miliknya sambil menatap atap kamar dengan tatapan kosong.

Ia ingin melamun sejenak, apa langkah yang ia pilih sudah benar??  Pasti sudah karena ini demi kebaikan mereka semua. Jika dipikirkan kembali awal mula semua masalah yang terjadi itu karena dirinya. Karena dirinya kelamaan memberikan keturunan untuk Jeno akhirnya hal ini terjadi.

Jaemin tersenyum miris, jika saja rahimnya sehat pasti semua ini tidak akan terjadi. Memikirkan hal itu membuat jaemin menghela nafas kasar.

Dari pada memikirkan hal yang tidak penting seperti itu akhirnya Ia merogoh kantong celananya untuk mengambil ponsel dan memberi pesan pada Jeno.

go to the past✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang